spin off ; partner

2.1K 400 7
                                    

"buset sibuk bener. masih lama?"

saeron mendongak. menghentikan kegiatannya memilah kertas kertas diatas meja.

gadis bermarga kim tersebut hanya menghela napas begitu tau siapa yang mengajaknya bicara. "capek banget, jin serius deh."

pemuda itu, hyunjin. terkekeh sampai matanya yang sipit itu semakin menyipit. "lagian kertas apaan sih?"

"buat mading, tapi masih konsep. coret coretan doang. tapi sama kak mark suruh milahin, mana yang coretan nggak kepake, mana yang kepake." keluh saeron sembari terus memilah kertas kertas hvs diatas meja.

hyunjin duduk, melihat saeron yang sibuk sendiri, tanpa ada niat hendak membantu.

"bener bener dah, kesian banget. padahal lu bukan sekertaris ya." ledek hyunjin.

"-tah makanya jangan suka jadi penjilat," lanjutnya lalu terbahak puas.

saeron mencibir, tanpa mengalihkan pandangannya. "penjilat penjilat bibir lo dower. kak mark tuh yang kayaknya suka gue, apa apa 'suruh kim saeron aja' parah, padahal kita nggak sebegitu kenal." katanya sambil meniru cara mark berbicara.

hyunjin yang humornya receh itupun kembali terbahak. "laginya lo tuh mau mauan banget, suruh eunbin kek yang jelas jelas sekertaris."

"gue? nyuruh eunbin? mau dicakar sampe abis?" saeron mencibir. ciut sendiri membayangkan wajah garang eunbin.

"-lo tuh bantuin, jangan haha hehe doang."

hyunjin mengangkat kedua alisnya mengejek. "gua? bantuin lu? parah beranian sih lo nyuruh nyuruh gua,"

"ck, lo tuh. terus ngapain masih disini? nunggu hyunjin kim?" tanya saeron. setelah selesai memilah, kemudian menaruhnya didalam lemari tempat berkas berkas jurnal disimpan.

"lah kenapa jadi hyunjin kim? orang disekolah tinggal lu sama gua."

saeron menyimpan kunci almari didalam tasnya. "terus?"

hyunjin mengangkat sebelah alisnya. "heran gua renjun masih betah sama cewek nggak peka macem lu,"

"hah? -eh -lo? nungguin gue?"

hyunjin mengangguk mantap. "iyalah, nunggu siapa lagi?"

tidak bisa disembunyikan. ada debaran aneh tersendiri didada saeron begitu mendengar penjelasan hyunjin.

"ng, nggak perlu ditungguin juga gue berani kok." kelakar saeron, menetralisir rasa gugupnya.

hyunjin beranjak. "siapa bilang lo nggak berani? kagak ada kali. udah sore, masa iya gua ninggalin cewek sendirian di sekolah sepi begini. yang bener aja?"

"lebay lo ah. banyak anak ekstra juga ini,"

"yaelah ditemenin hyunjin tuh harusnya lu sujud sujud loh, banyak yang ngantri, lah lo malah sok sokan nolak, dasar cewek." cibir hyunjin.

saeron menghela napas, lalu meraih tasnya. "yaudah ayo, ganteng ganteng bacot banget heran."

hyunjin mengedikkan bahunya, lalu menggerakkan tangannya seakan mempersilahkan saeron agar segera keluar.

saeron mendengus, tapi menurut saja. keluar dari ruang jurnal lalu menguncinya, dengan hyunjin yang mengekor.

"kabarin renjun dulu, tar gua dikira nikung lagi." titah hyunjin begitu keduanya berjalan beriringan menuju parkiran.

"renjun nggak tau ini. santai aja, dia nggak curigaan kok." katanya santai.

jujur saeron masih sedikit geram karena masalah tadi siang. yang dia meminta renjun mengantarnya ke toko alat tulis malah dibalas seperti itu.

jadilah sejak tadi dia tidak niat membuka chat dari kekasihnya itu.

"eh anjir gua lupa, temenin latihan basket dulu yak? sebentar kok nggak sampek sejam. jauh kalo nganterin lu dulu, ya?"

saeron hanya berdeham singkat sebagai jawaban. masih tenggelam dengan pikiran mengenai renjun.

-

motor klx hijau milik pemuda hwang itu berhenti tepat didepan gerbang rumah keluarga kim.

saeron turun dari motor tersebut, lalu mengacak rambutnya setelah melepas helm.

saeron menyodorkan helmnya begitu hyunjin ikut turun. "parah nggak lagi lagi deh gue mau bareng lo, mati bosen nungguin lo basket sampe dua jam." keluhnya.

hyunjin ikut melepas helmnya. "sama-sama ya kim saeron,"

"ck, makasih. serius lo tuh ganteng ganteng kok ngeselin gini sih? mending renjun banget walaupun anaknya cuek bebek," cibir saeron.

"ya kan fans gue taunya gue ganteng doang, nggak ngerti aslinya." ujar hyunjin. terkekeh puas.

saeron merasakan ponselnya bergetar, meraihnya sebentar untuk melihat caller id. tapi segera menyimpannya kembali setelah tau siapa yang memanggil. masih malas berbicara, maksudnya.

"nggak lagi lagi deh gue mikir lo tuh ganteng, keren hadoooh. ekspektasi banget lah pokonya."

hyunjin tertawa puas. lalu mengacak kasar rambut saeron yang masih berantakan.

"hyunjin ah lo tuuh udah sana balik,"

"ajakin mam-"

"saeron,"

kedua pemuda pemudi itu menoleh kearah sumber suara.

dan didetik itu juga keduanya terdiam, menatap laki laki berkemeja rapih dengan buket bunga besar dan cokelat ditangannya.

-

update benerannya besok kalo ga ujan~

hello you | renjun × saeron ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang