Setelah sampai,mas Yuda memberhentikan motornya didepan gerbang SMA.aku hanya terdiam memandangi sekolah yang nantinya aku tempati.
"Nanti saya jemput kamu sepulang sekolah,nanti kamu tunggu disini ya"
Aku hanya mengangguk pelan.
Mas Yuda menatapku dengan heran."Melisa,kamu gugup?"
Perkataan mas Yuda membuatku berhenti menatap sekitar.
Aku gugup?
Yang benar saja,aku ini adalah wanita tangguh yang melalui semua masalahku dengan tenang meskipun sendirian.
Benarkah?
Ntahlah,aku sendiri tidak yakin dengan hal itu.Tapi jujur,saat ini aku benar-benar gugup seperti yang mas Yuda katakan.
Tetapi aku tak mau membuat mas Yuda cemas,aku hanya tersenyum simpul mengisyaratkan bahwa aku baik-baik saja.Sambil tersenyum tulus Mas Yuda perlahan mengacak rambut ku ntah apa maksud perbuatan nya, aku pun tak tau.Mungkin itu caranya menenangkan diriku.
Kemudian ia pamit dan pergi meninggalkan ku.kampus mas Yuda tak terlalu jauh dari sekolah ini,karna itu dengan senang hati ia menawarkan diri mengantar jemput aku ke sekolah.***
Setengah gugup Aku memasuki ruang kelas itu,setelah instruksi dari guru yang pembimbing ku sekaligus menunjukan ruang kelas yang nantinya aku tempati.
Seisi kelas memperhatikan ku Dengan tatapan asing,yang membuat ku merasa canggung memperkenalkan diri didepan kelas.Beberapa orang menatapku dengan tak bersahabat,ada juga yang menatapku dengan senyuman yang mengembang,dan ada pula sekumpulan lelaki dangan mengoceh seolah aku ini bahan becandaan.
Tetapi tidak juga,mereka tetap antusias menyambut ku.Tapi ah,masa bodo!
Aku tidak peduli dengan ocehan mereka.
Aku hanya ingin duduk di bangku yang telah dipersilahkan.Tak banyak basa basi meskipun aku murid baru dikelas ini,sepertinya mereka telah mengetahui akan adanya siwi baru dikelas ini.
Karena nama ku telah terdaftar sejak berbulan-bulan lalu,om Albert yang telah mendaftar kannya.Maka dari itu seperti nya otakku harus bekerja lebih ekstra,
Karna mengajar pelajaran yang tertinggal.
Sangat menyayangkan Memeng jika aku tidak melanjutkan sekolah,sebab saat ini aku telah duduk dikelas 3 SMA.***
Jam istirahat aku habiskan di perpustakaan sekolah.
Sebelumnya beberapa teman kelas mengajakku untuk kekantin,tetapi aku menolak.
Mengingat bekal dari tante Rosa.
Juga kurasa kali ini aku pun harus menghemat,karna untuk bulan ini Om Albert belum juga mengirimkan uang untukku,atau mungkin tidak pernah lagi.menjadi kaya telah menjadikannya lupa akan keponakannya yang juga butuh makan dari uang yang seharusnya milik Ayah.Tidak adil?
Heh,Aku mulai merasa terbiasa dengan hal Itu,hidup telah mengajarkan aku untuk mencari keadilan yang mungkin tidak bisa kutemukan di dunia ini.
Mungkin setelah ini aku akan mencari pekerjaan,karna tidak mungkin aku menumpang hidup dengan tetangga yang bukan keluarga,atau saudara ku.
Meskipun baiknya mereka melebihi saudara kandung.Aku memilah-milah buku yang ada di dalam rak.Jika perlakuan ku itu menjadikan aku seolah murid rajin yang suka membaca buku pelajaran,
Tetapi aku tidak begitu.
Aku hanya menyukai buku fiksi seperti novel.hobi ku yang berusaha untuk dapat tumbuh,menghibur kesepian ku lagi.Hingga akhirnya aku menemukan buku yang menarik perhatianku.
Tetapi tiba-tiba ada tangan seorang yang hendak mengambilnya juga.
Kulihat ke samping kiri ku.
Berdiri seorang laki-laki yang seperti nya salah satu teman sekelas dengan ku."Kamu milea ya?"
Pertanyaannya yang sok polos di hadapanku ini tiba-tiba membuatku ilfeel.
"Basi!".
Ucapku singkat sambil berlalu.Tetapi seperti nya tak cukup sampai disitu dia mulai mengikuti langkah ku.
"Aku Deon"
Ucapnya lagi."Aku Gak tanya"
Jawabku ketus.Seperti nya bertemu dengan orang aneh seperti nya telah membuat mood ku berantakan untuk mencari ketenangan dengan membaca buku disini.
Aku pun memutuskan untuk keluar dari perpustakaan tanpa memperoleh buku apapun.Please votement😊
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet smile
Teen Fictionsebuah senyuman manis yang menenangkan itu perlahan pudar,ketika kesendirian hadir menemani sang gadis berlesung pipi itu. tak banyak yang mengetahui tentang luka itu, luka yang tertoreh dengan sempurna di lubuk hati yang perlahan mulai beku diselim...