Aku menghempaskan tubuh dirancang kamar,sesekali mengatur nafas sambil memejamkan mata.
Aku lelah,mungkin itu yang aku rasakan setiap hari sepulang bekerja.Ini sudah beberapa kalinya aku hampir pingsan karna terlalu lelah mengatur waktu.perut kelaparan,sepertinya sudah menjadi rutinitas ku.Tetapi,rasa lelahku sepertinya menjadikan aku tak ingin bangkit dari ranjang untuk melakukan apapun sedangkan rumah berantakan tak terurus,aku tak peduli.
Hingga beberapa kali Hp disebelah bantalku berdering,pertanda sebuah pangilan masuk.Aku mengangkat telvon itu dengan malas-malasan,mungkin telpon dari mas Yuda,pikirku.
"Halo."
Ucapku."Hai melisa"
Aku membelalakan mata,suara itu sangat familiar ditelinga ku,tetapi aku amat membencinya.
Suara manusia yang seakan tak pernah berdosa,selalu ceria dengan cara yang membuatku terus menerus mengutuknya."Iya ini gue,Deon.
Gue mau Lo save nomor HP gue.Nah,benar itu dia.makhluk paling menjengkelkan yang seakan membuat hidupku semakin rumit saja.
Dan dia ingin aku menyimpan nomornya,dia pikir semudah itu apa?
Tidak mungkin,dan tidak akan pernah!
Tetapi,darimana dia mendapatkan nomor ku?secara aku tidak pernah memberikan nomor HP ku kepada orang lain secara cuma-cuma jika memang tidak penting."Oh gue salah!,dan gue tau Lo ngak bakal mau nyimpen nomor hp gue.
Tapi tenang aja,gue janji bakalan buat Lo selalu nginget nomor HP gue.
Gue bakalan telvon Lo setiap hari.kalo di reject?,ngak papa, yang penting Lo udah tau kalo itu nomor hp gue.
Dan satu lagi,lo nggak perlu tau dari Siapa gue dapetin nomor Lo,yang jelas gue seneng bisa save nomor HP Lo di kontak gue"Aku mengeraskan rahangku,menjengkelkan sekali ketika mendengar dia tertawa,seakan benar-benar bahagia dengan apa yang ia perbuat,tetapi mengapa dia seakan mengerti kemana arah pikiranku?
"Eh,kenapa sih kamu nggak bosan-bosan nya menganggu kehidupan aku? Engg..
Dengan santainya dia memotong pembicaraan ku.
"Gue sendiri Nggak tau,mungkin karna gue suka lo"
Aku mulai mendengus kasar.
Meluapkan sesuatu yang sepertinya membuat hatiku tak karuan ketika dia mengucapkan kalimat itu dengan satu hembusan nafas yang dipaksakan.
Tetapi mengapa aku tak bisa berfikir dangan tenang? Moodku mulai berantakan tak beraturan,kusut,kusam dan dibumi hanguskan."Kamu udah nggak waras ya?,dasar gila,bego,ngak tau etika,dasar gilaaa"
Aku mematikan panggilan itu dengan secepat mungkin,berusaha mengatur bagian yang seakan sulit diatur dalam batinku.
Dan tersadar,kenapa aku bisa bersikap konyol dan aneh seperti itu?.
Memekik mengatai nya gila.
Ah sudahlah,anggap saja sekarang ini dia memang benar-benar gila,atau aku juga mulai gila sama sepertinya?Oh tidak!!
Aku mengacak-acak rambutku dan membenamkan kepalaku ke bantal.
Apa aku benar-benar tidak waras lagi?ihh rasanya benar-benar menyebalkan!Kreek'
(Suara pintu terbuka)"Assalamualaikum,mel"
Aku membelalakan mata.
"Mas Yuda"
Dengan sigap aku turun dari ranjang.
Dan menemui mas Yuda yang sudah duduk di ruang tamu."Walaikumsalam,yeayy mas Yuda dateng.bawa apaan mas?"
Aku mulai membuka sebuah kantong plastik yang tergeletak di atas meja dengan semangat.
Mas Yuda melihatku dengan tatapan heran.
"Kamu kenapa Mel?kok jadi aneh gitu?"
Tiba-tiba saja suara mas Yuda memberhentikan kegiatannku."Haa?Melisa aneh mas?"
Aku menetap mata mas Yuda yang seakan penuh keraguan.
"Iya Melisa aneh,kenapa?Melisa keliatan ceria banget gitu nggak biasanya senyumannya Sampek sesempurna itu.tuh pipi juga kenapa?abis dicubit?kok merah gitu?"
Mas Yuda menatap mataku seperti seseorang yang sedang mengintrogasi.
Jadi,sedari tadi aku tersenyum?
Dan bertingkah konyol seperti ini?
Aku aneh?
Oh tidakk aku mulai gilaa,Tiba-tiba saja lidahku terasa Kelu,aku hanya menyeringai,mas Yuda terlihat keheranan.
KAMU SEDANG MEMBACA
sweet smile
Teen Fictionsebuah senyuman manis yang menenangkan itu perlahan pudar,ketika kesendirian hadir menemani sang gadis berlesung pipi itu. tak banyak yang mengetahui tentang luka itu, luka yang tertoreh dengan sempurna di lubuk hati yang perlahan mulai beku diselim...