ketus dan dingin?

14 2 1
                                    

15 menit setelah bel berbunyi,
Dan aku baru bersiap untuk pulang.
Oh tidak pulang,tetapi melanjutkan bekerja.
Tetapi tetap saja aku terlambat.
Parkiran mulai sepi.
Bahkan siswa siswi yang berkeliaran disekitaran lapangan parkir,mulai tak terlihat lagi.

Dan tentu saja,
Dara telah meninggalkan aku,mungkin dia pikir aku tidak sekolah hari ini.

Dengan terpaksa aku berdiri didepan gerbang,menunggu ojek,angkot atau apalah itu.
Tetapi kenapa sesulit ini menemukan sesuatu yang bisa mengantarku bekerja.Aku bingung harus bagaimana,sampai aku lupa caranya bersabar itu seperti apa.

Tiba-tiba saja terdengar suara klakson mobil yang berhenti tepat di depanku.
Kaca mobil itu terbuka,dan menampakan seseorang didalamnya.

"Lo mau gue anter?"

Si sopir mobil itu sepertinya bicara padaku.Aku pura-pura tak mendengar nya.
Sampai suara klakson itu terdengar lagi,dan aku benar-benar terkejut dan menoleh padanya.

"Woy,lo mau gue anter kagak?,tapi terserah lu sih kalo emg tetep kekeh ngak mau gue anter.palingan Lo bakalan jamuran nungguin ojek yang ngak bakal Dateng"

Aku melirik jam di tanganku.
Dan waktu keterlambatan ku mulai berlipat ganda.

"Iya iya,aku ikut"

Akhirnya aku pasrah,dan ini kali pertama aku menuruti perkataan makhluk bernama Deon ini.
Ntahlah,aku sudah tidak mempunyai banyak waktu untuk berfikir.

Baru saja Aku membuka pintu mobil bagian belakang.tetapi..

"Eh Lo pikir,gue tu sopir pribadi lu ya,dan lu majikannya gue"

Mendengar perkataan nya,aku langsung menutup pintu mobil itu dengan kasar.
Dan membuka pintu mobil bagian depan.

"Nah gitu dong,kan enak serasa lu jadi ibu negara."

Menyebalkan!
Aku mendengus kasar dan menatapnya dengan penuh kebencian.

"Dan gue presiden nya"

Kemudian dia tertawa lepas.
Andai saja,aku tidak terpaksa ikut dengannya.mungkin aku sudah menurunkannya dijalanan.

Melisa bego!
Sok-sok an kaya punya mobil aja,
Makanan favorit sehari-hari aja Masi mie instan rebus!

Kenapa aku jadi sekonyol ini ya?
Ah ntahlah,aku malas memikirkannya juga malas memikirkan lelaki disampingku ini yang sekarang berkata:

"Jadi,lo kerja dimana Mel?"

"Restoran Aska"
Jawabku simpul.

"Restoran Aska???"
Tiba-tiba dia membelalakan mata seakan terkejut dengan pernyataan ku mengenai nama restoran itu.

"Iya,memangnya kenapa?"
Tanyaku kebingungan.

"Hmm ngak papa sih"

"Oh"

Kemudian dia melanjutkan:

"Eh tapi,gue tau deh restoran itu.
Restoran itu kan yang terkenal bosnya yang galak, banyak ngatur-ngatur karyawannya,harus tepat waktu,displin,kalo ngak?
Wahh bisa kena sumpah serapah,ancamannya potong gaji,kalo ngak itu dipecat deh"

Aku membelalakan mata mendengar kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya itu,dengan nada suara yang ditinggi rendahkan seolah menakut-nakuti.tetapi kenapa aku juga merasa takut dengan perkataan nya?jika benar terjadi?.

"Yang lebih parahnya lagi...

"Ah udah deh ntar Lo jadi parno lagi,karna gue bilang yang lebih parahnya lagi"

Ampun deh ni anak,
Cerewet bener mulutnya.
Tapi apa bener ya apa yang dia bilang?

Setelah sampai tepat didepan restoran aska,akupun turun.

"Hati-hati ya Mel,inget pake hati"
Ucapnya sambil tertawa.

Tanpa memperdulikan tawanya Deon,
Aku bergegas memasuki restoran itu dan menghadap pak bos.

'brakk..

Aku terperajat kaget mendengar suara meja yang dipukul pak bos dengan keras.dan aku mulai gemetaran melihat ekspresinya yang sepertinya mulai naik pitam.

"Jadi begini kerjanya sang karyawan baru di restoran ini?,oh jadi begini.
Melisa,kamu terlambat 35 menit lebih,kalo terus begini restoran ini bisa rugi mengajih karyawan pemalas seperti kamu,"

"Maaf pak"
Aku menundukkan kepala dalam-dalam.

"Kalo tidak bisa disiplin,silahkan saja kamu mengundurkan diri".

Tiba-tiba hp pak bos berbunyi sepertinya ada panggilan masuk.
Aku mulai bernafas lega ketika dia keluar untuk mengangkat telvon.

Setelah selesai mengangkat telvon.
Ntah apa yang terjadi sepertinya tekanan darah nya mulai menurun.
Tetapi kenapa tiba-tiba saja?.
Dan ia mulai melunak,berkata seperti tidak terjadi kesalahan apapun padaku.

"Baiklah Melisa,sekarang kamu bisa bekerja"

Haa?
Aku melongo mendengar kalimat terakhirnya.
Kerasukan jin baik kah? sehingga sikap pak bos berbalik 180 derajat setelah beberapa detik lalu.
Sungguh diluar perkiraan.

Ketika aku mulai berbalik,dan memulai bekerja,pak bos memanggilku lagi sehingga aku pun menoleh padanya.

"Oh satu lagi,bisa tidak wajah kamu diubah"

Dan aku lebih terkejut lagi,
Apa maksudnya?wajahku diubah,apakah wajahku seburuk itu?
Apakah aku terlihat aneh?
Aku memegangi kedua pipiku,apakah ada sesuatu yang salah?

"Oh tidak,maksud saya ekspresi  itu.pelanggan akan senang jika para pelayan disini bersikap ramah tamah.
Tidak ketus dan dingin sepertimu"

Dia mengejek ku?
Apa katanya ketus dan dingin?
Benarkah aku begitu?
Tapi kenapa menjengkelkan sekali ucapannya.
Baiklah akan aku perlihatkan sikap ramah tamah itu seperti apa.

Dan yang kupikirkan sekarang adalah
Siapa sih yang menelpon nya sampai pak bos bisa melunak seperti itu.
Tetapi apa karena orang itu juga pak bos mengataiku ketus dan dingin?

Sekarang aku harus apa?
Berterimakasih atau megupat orang yang berbicara dengan pak bos itu melalui via telepon.

Ah, sudahlah aku harus segera bekerja,dengan mengembangkan senyuman yang dengan terpaksa.







Vote and coment😆






sweet smileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang