"bunda,melisa takut!.."

14 4 0
                                    

Sepulang sekolah aku bersama mas Yuda. Tetapi dijalan pulang,aku minta diturunkan tepat didepan restoran Aska.

"Kenapa turun disini?"

Aku celingukan melihat sekitar dan kulihat toko buku di sebrang jalan didepan restoran Aska.
Seketika Aku menemukan ide,untuk menjadikan toko buku sebagai alasan agar mas Yuda mau menurunkan aku.

"Melisa mau beli buku dulu mas"
Ya,Aku berbohong,tetapi demi kebaikan bolehkah?
Aku hanya tidak mau mas Yuda khawatir dan tidak memperbolehkan aku jika tau aku akan melamar kerja.

"Yasudah mas temenin"

"Eeeh,gak usah mas. Melisa gak papa kok sendiri. Lagian kasihan kan Tante yang kerepotan buat kue dirumah,masa Melisa gak bisa bantu. mas juga nggak bisa"

Aku kelagapan mencari cara supaya mas Yuda tidak ikut menemani.

"Tapi yakin kamu bisa sendiri?
Kamu kan belum pernah Dateng ke toko ini sebelumnya."

"Melisa gak papa kok mas,beneran deh!"

Aku memperlihatkan senyuman ku kepada mas Yuda untuk memastikan jika aku akan baik-baik saja.

Mas Yuda tersenyum dan mengusap kepalaku lembut.

"Yaudah,mas pulang dulu.
Tapi kamu harus janji setelah selesai.
Kamu harus langsung pulang"

Aku mengangguk semangat.
Dan mas Yuda pun pergi.

Setelah dirasa aman,mas Yuda sudah benar-benar pergi. Aku pun memasuki restoran yang mempunyai spanduk diterasnya bertuliskan nama restoran Aska.

Restoran ini lumayan mewah.
Kursi-kursi serta meja tersusun rapi didalamnya. interiornya pun elegan dan terlihat mewah.

Beberapa orang dengan berseragam pelayan restoran sedang menyediakan makanan diatas meja.

Tiba-tiba seseorang memanggil namaku yang membuatku menoleh kearahnya. Ternyata orang itu adalah Dara dengan seragam yang sama dengan pelayan-pelayan yang sedang aku perhatikan tadi.

"Bagaimana sudah siap?"

Aku memejamkan mata menenagkan diri dan menghembuskan nafas dengan keras.

Dara kemudian mengandeng tanganku dan membawaku ke suatu ruang direstoran ini. Sepertinya itu merupakan ruang kerja manager.

Setelah beberapa menit diwawancarai oleh menager di restoran ini,Aku pun keluar ruangan yang telah ada Dara yang setia menunggu ku sampai aku keluar ruangan.

Aku bersorak senang,begitupun juga Dara. Aku diterima.
Sungguh kabar yang mengembirakan.
Dara memberikan ucapan selamat dan memelukku dengan hangat.
Setelah itu Dara menyerahkan baju pelayan yang sama dengannya ke padaku. Aku bisa bekerja besok,setelah pulang sekolah.
Dara mengajaku untuk pulang sekolah bersama selama aku bekerja.
Dan aku tidak akan merepotkan mas Yuda lagi kedepannya.

***

Aku menghempaskan tubuhku diranjang kamar. Sepertinya aku cukup lelah dengan aktifitas hari ini.
Tetapi aku harus terbiasa,karna aku harus bekerja mulai besok.
Jadi jadwalku sangat padat dari pagi berangkat sekolah hingga petang,sepulang bekerja.

Aku terus saja menguap karna tubuhku sepertinya memintaku untuk mengistirahatkannya.

Tetapi ketika hampir terlelap.
Perutku serasa bergetar, aku kelaparan.
Dengan terpaksa akupun turun dari ranjang dan bergegas ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.

Aku buka tudung saji,
Ahh,aku lupa jika aku belum memasak apa-apa sedari tadi. Aku memang tak pintar jika dibandingkan Tante Rosa yang jago masak. tetapi mau bagaimana lagi.
Aku tetap harus memasak walau terkadang rasanya hambar.
Tapi aku tak ingin mati kelaparan.
Hanya karna makanan ku tak seenak buatan Tante Rosa ataupun bibi Asi.

Aku membuka kulkas,dan harapan terakhir ku ketika tak mempunyai banyak uang untuk membeli makanan adalah stok mi instan yang sudah aku persiapkan jauh-jauh hari sebelum lembaran di dalam dompetku mulai menipis.
Juga masih ada beberapa butir telur.
Jadi aku memasak mi rebus telur mata sapi. Aku tidak suka telur setengah matang apalagi direbus.

Baiklah aku siap untuk memakannya.
Sambil menonton TV bosan-bosanan,karna tak ada acara TV yang menarik yang bisa aku tonton.

Hari mulai gelap,tetapi ini sebenarnya belum malam.
cuaca diluar terlihat mendung dan akhirnya hujanpun turun.
Hujan kali ini sepertinya lebat,hingga serasa kesunyian menyeruak masuk ke penjuru ruangan.

Diluar terlihat guratan kilat berwarna jingga,merah hingga biru menyelimuti awan hitam yang mengantarkan hujan.
Aku bergegas mematikan TV.
Gemuruh petir mulai terdengar dimana-mana.
Tiba-tiba jantung ku serasa berdegup kencang,aliran darah sepertinya terhenti di kepalaku hingga membuatku kehilangan keseimbangan.
Aku gemetaran,hingga keringat keluar melalui pori-pori kulitku yang dingin. Dadaku terasa sesak,nafasku tak beraturan.
Sesekali aku terjungkat lantaran kaget dengan suara gemuruh itu.

Tak terasa air mata mengalir begitu saja membasahi wajahku yang mulai memucat. Aku menutup diri rapat-rapat didalam selimut.
Hal yang sering aku lakukan ketika kiat-kiat dan petir datang.

Aku sangat membenci situasi ini.
Sungguh aku sangat tak suka.
Kenapa harus ada gemuruh yang menakutkan seperti itu?
Kenapa harus ada awan hitam disaat aku sendirian.

'bunda..Melisa takut..'

Bibirku selalu saja mengucapkan kalimat itu,kalimat yang sedari kecil selalu aku lontarkan ketika halilintar datang.kemudian Bunda memelukku dengan erat agar aku tenang.
Tetapi dekapan itu seakan tak kuasa lagi memeluk tubuhku yang tak lagi kecil seperti dulu.

Aku mencoba menutup mataku rapat-rapat. Tetapi guratan berwarna merah itu seakan menembus kelopak mataku.
Aku menangis. Tetapi mengapa tak seseorang pun datang menyelamatkanku?.

Aku ketakutan,aku ketakutan hingga kegelapan menyelimuti malamku.
Yang kutahu adalah hitam,legam.
Dan aku tak sadar.

Vote and coment please😄

sweet smileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang