7. Risih

2.3K 148 11
                                    

"Dan ia pun hadir sebagai pemutus kebahagiaan sederhana ini." -Twenty Three

-//-

Suatu kebanggaan tersendiri bisa menjadi pacar seorang cewek luar biasa seperti Salshabilla Adriani. Si manusia cantik yang tidak pernah mengatakan pada dunia bahwa dirinya cantik, ia tetap merendah meskipun hartanya melimpah, ia yang jika sedang bersama teman-temannya selalu gokil tetapi ketika bersama Aldi seperti halnya semut yang terlindas oleh gajah, sedikit kalem dan selalu ingin meninggal karena gombalan-gombalan receh yang dibuat oleh Aldi.

Dan kini, Aldi telah benar-benar melupakan Katya. Bukan. Bukan karena ia telah begitu mudahnya melupakan seseorang setelah mendapatkan yang baru, melainkan ini adalah jalan hidup yang sudah diatur oleh Allah dan telah ditetapkan pada lauhul mahfudz perihal pertemuannya dengan Salsha.

"Kamu beneran sayang sama aku, Sal?"

Pandangan mata yang sedari tadi beredar pada layar ponsel, kini beralih menatap bingung ke arah Aldi yang tengah duduk disampingnya. "Kok nanyanya gitu?"

Aldi beringsut, menaikkan posisi duduknya yang sebelumnya bersandar pada kursi mobil menjadi duduk tegap, tangan kanannya pun beralih merangkul pundak Salsha. "Aku cuma mau memastikan kalo kamu gak bakal pergi dari hidup aku."

Sengaja Aldi berangkat sehabis maghrib padahal talkshow dimulai setelah isya. Ini semua dikarenakan kota Jakarta adalah kota yang tidak pernah sepi kendaraan alias selalu macet.

"Kamu kenapa?" Salsha menyentuh punggung tangan Aldi yang sedang asyik bertengger dipundaknya kemudian mengusap-usapnya. "Kamu punya fikiran kalo aku bakal ninggalin kamu?"

Aldi menghela nafas. Ditatapnya mata Salsha dalam-dalam sembari tersenyum manis. Manis sekali. "Enggak. Aku cuma gak mau kehilangan kamu, sayang."

Pandangan mata Aldi kian teduh. Dunia seakan milik berdua, tidak perduli ada Bang Bael yang sedang memutar-mutar stir pada kursi kemudi, tidak perduli juga dengan sedang dimana mereka berada.

"Selagi kamu selalu ngebuat aku seakan gak mau pergi dari kamu, gak ada sedikitpun niatan aku untuk bersikap seperti itu." Kata Salsha, tersenyum sembari menyingkirkan poni rambut Aldi yang terjatuh hingga hampir menutupi matanya.

Senyum Aldi kian melebar. Kelingking kanannya diacungkan, matanya tetap fokus pada mata Salsha. Karena, memandang wajah Salsha kini sudah seperti melihat saldo di ATM ketika tanggal muda, bahagia melulu bawaannya.

"Janji?" Tanya Aldi seraya menegaskan.

Salsha pun tersenyum sembari mengatupkan kelingkingnya dengan milik Aldi. "I promise."

***

Suara gaduh kian bersahut-sahutan ketika Aldi mulai memasuki venue. Ramai nya melebihi suara penonton alay, teriakannya sekencang toa masjid, yang sakit gigi pasti akan marah dengan situasi ini. Untungnya saja Salsha tidak sedang sakit gigi, jadi ia dan Bang Bael tetap duduk manis di backstage sambil menatap monitor yang juga sedang menayangkan talkshow ini.

Pertanyaan demi pertanyaan dilayangkan oleh host acara yang memang benar-benar sudah putus urat malunya, Sule dan Andre yang sukses membuat satu studio tidak berhenti tertawa sambil mengelus-elus perutnya seakan berkata; "Amit-amit dah, semoga ntar anak gue jangan mirip Sule sama Andre, mending mirip Aldi aja, ikhlas lahir bathin kok."

LAH.

"Oh iya nih. By the way any busway, Aldi ini udah punya pacar atau belum ya?" Kali ini Sule bertanya dengan serius.

Twenty Three [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang