3. Kerikil Kecil

2.8K 191 72
                                    

"Jalan malioboro yang sebelumnya sangat indah, kini berubah menjadi tempat dimana tetesan air mataku tumpah." -Twenty Three

-//-

[Salsha's POV]

Di malam ini, tepat pada hari ketiga menginjakkan kaki di Kota istimewa milik Indonesia, tak henti-hentinya aku mengucap syukur. Bersyukur atas segala karunia indah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Rasa trauma, bayang-bayang buruk sudah hilang tertutup rasa bahagia yang tiada tara.

Bahkan bisa dibilang, bahwa belakangan ini, aku lupa caranya mengeluh, aku lupa caranya memasang wajah tidak bersemangat jika ingin pergi ke Sekolah, aku lupa caranya meng-upload foto dengan caption galau yang bersumber dari beberapa quotes pada novel Boy Candra, aku pun lupa caranya menangis ketika mendengar lagu-lagu mellow---tidak-tidak, yang satu ini sungguh terlalu dramatis, kawan.

Menurutku, semuanya seperti mimpi yang menjadi nyata. Karena bahagia adalah mimpiku sejak dulu, ketika aku berpacaran dengan Rafly, hanya satu kata itu yang aku impikan. Tapi realitanya, air mata sakit hati lah yang selalu aku dapatkan, rasa kecewa yang membuat aku menyesal telah dipertemukan dengannya.

Hingga akhirnya Aldi datang, sebagai seseorang yang telah mewujudkan mimpiku. Bukan hanya gombalan-gombalan recehnya saja yang menyebabkan aku bisa sebahagia ini, tapi kebaikan dan perhatiannya lah yang membuat aku ingin selalu dekat, tidak ingin jauh dan seakan ingin menghilangkan jarak.

Aldi sendiri orangnya memang tidak pernah sungkan untuk merangkul pundakku bahkan ketika disini sekalipun; di angkringan gudek malioboro disaat banyak paparazzi dari akun-akun gosip instagram yang menurutku tengah mengintai gerak-gerik kami.

Ketika aku berusaha menepis, Aldi malah semakin merangkulku dengan erat, erat sekali. "Cuekin aja." Katanya santai.

"Malu." Responsku dengan berbisik ditelinganya.

Aldi : "Bisa malu juga kayak orang aja."

Salsha : "Emang orang."

Aldi : "Bukan, kamu mah bukan orang."

Salsha : "Trus apa dong? Setan?"

Aldi : "You're an angel without wings."

Tadinya aku ingin terbang, tapi Aldi bilang, aku adalah malaikat tanpa sayap. Jadi ya, tidak bisa terbang deh...

Salsha : "Masa?"

Aldi : "Bodo."

Salsha : "Aku bukan Ki Joko Bodo."

Aldi : "Ya emang bukan."

Salsha : "Terus kalo gitu, aku siapa dong?"

Aldi : "Si sayangnya aku."

Sejahtera rasanya kalau ia sudah bilang sayang ditambah senyum tulus nan manis seperti gula jawa yang terukir di wajahnya. Sudah gitu, suaranya adem lagi. Membuatku seakan ingin berkata; maka nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan, Salsha? Heuheu.

Aldi : "Oh iya, aku boleh mengajukan diri gak?"

Salsha : "Maksu---"

Aldi : "Maksudnya, aku pengen mengajukan diri buat jadi si sayangnya kamu."

Salsha : "Hahaha, boleh gak ya?"

Aldi pun mulai menunjukkan tampang memelas yang aku rasa tidak ada melasnya sama sekali sih, yang ada malah makin gemas dengan ekspressi nya yang sedang memanyunkan bibir.

Twenty Three [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang