6. Koridor Sekolah

3.1K 166 37
                                    

-//-

Hati Salsha pagi ini sedang bahagia sekali, itu semua di karenakan oleh Aldi dan gombalan-gombalan recehnya yang langsung hinggap di fikiran, terngiang-ngiang dan tersusun rapih.

"Gue masuk ya, Sal?" Kata Aldi ketika mereka berada di depan kelas X MIA 4 yang posisinya lebih dekat dari lapang basket.

Salsha mengangguk cepat, "oke. Gue juga ke kelas, ya?"

Aldi mengangguk dan Salsha kembali berjalan dengan di awasi oleh Aldi yang ternyata tidak langsung masuk ke kelas. "Semoga gue sama lo akan secepatnya jadi kita, Sal." Batin Aldi.

Akan tetapi, ketika Salsha menjumpai koridor dekat kelas 10 MIA 4, ia melihat Rafly sedang berbincang dengan seorang cewek bernametag Caitlin Halderman.

"Maaf sayang, bukannya aku udah gak sayang lagi sama kamu. Aku ini minder, karena aku tuh jelek, gak pinter, gak romantis. Aku gak pantes jadi pacar kamu. Kamu itu terlalu cantik buat aku."

Yang Salsha rasakan saat ini hanyalah muak. Muak mendengar alasan Rafly yang itu-itu saja jika ingin putus.

"KLASIK!"

Rafly dan Caitlin yang sedang menangis akhirnya menoleh, "Salsha?"

"Kalo lo gak mau pacaran sama cewek cantik, pacaran aja noh sama pengki!" Telunjuknya diarahkan pada benda yang bersandar di dinding kelas.

"Gue gak ada urusan sama lo, ya? Jadi lo diem aja gak usah banyak omong!"

Ya, itulah Rafly. Manusia yang dulu hanya menjadikan Salsha sebagai ATM berjalan, manusia yang seperti pohon pisang, punya jantung tapi tidak punya hati. Manusia yang tidak pantas disebut manusia, karena dia selalu mengandalkan ketampanannya hanya untuk menyakiti hati banyak cewek. Manusia yang jika sudah mendapatkan apa yang dia mau dari orang lain, dia akan meninggalkan dan lupa caranya berterima kasih.

"What?! Gak boleh banyak omong? Hey halo! This is Indonesian country. Semua orang berhak menyuarakan apa yang menurut mereka benar. Kalo lo mau hidup damai dan tentram, tinggal aja sana di planet mars."

Merasa tidak terima dengan ucapan Salsha, Rafly akhirnya mendekati Salsha dengan tampang yang sudah benar-benar merah padam. "KURANG AJAR LO SAL!"

*PRAATTT

"Aw!" Salsha meringis sambil memegangi pipinya.

Ini adalah suasana pagi yang tidak lagi menyenangkan. Hari ini adalah kali pertamanya Salsha ditampar oleh seorang cowok. Salsha menangis, ia merasa kalau dirinya adalah makhluk paling menjijikan yang sedang dipermalukan di depan umum.

Aldi yang sedari tadi mengawasi Salsha kaget melihat seorang cowok telah menampar orang tersayangnya itu. Ia pun segera berlari mendekati Rafly, kemudian menarik kerah seragam Rafly.

*BUGHHH

"MAKSUD LO APA NAMPAR DIA?" Bentak Aldi masih memegang kerah Rafly.

"Bukan urusan lo! Ini urusan gue sama Salsha!"

"Lo gak hanya berurusan sama Salsha, ini masalah derajat wanita yang udah lo injek-injek. Lo sadar gak sih? Lo tuh cowok. Tugas cowok itu melindungi, bukan menyakiti!"

Twenty Three [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang