|17| BIANGLALA

310 39 4
                                    

Biasakan vote sebelum membaca

Play JBJ - Call Your Name

"I wish that I could tell you that you're all that I want."

***

Rena dan Saka sudah berada di tempat wisata ini untuk yang kedua kalinya, seperti ucapan Saka sebelumnya, mereka sedang kencan untuk mengganti kencan pertama yang berakhir tidak menyenangkan. Keduanya berharap agar sore ini berjalan dengan lancar, meskipun mereka tidak pernah mengungkapkannya.

Angin berhasil membuat rambut Rena menari dengan indah, dinginnya air danau pun dia rasakan saat salah satu tangannya ia rentangkan ke bawah, ke luar bebek kayuh ini.
"Kenapa bebek? Kenapa nggak perahu lagi?" tanya Rena.

Saka menoleh dengan kaki yang terus mengayuh pedal itu,
"Karena lo dulu pengennya naik bebek." balas Saka dengan senyuman yang selama ini Rena rindukan.

Tapi aneh, gadis itu tidak merasakan apa yang dia rasakan sebelumnya. Dia hanya tersenyum samar lalu kembali memainkan air yang terus dilewati bebek ini.

Setelah selesai, Saka membantu Rena untuk turun dari benda itu dan berlari ke arah sekelompok anak yang bermain tembak air, dia pun meraih dua pistol,
"Siapa yang mau main sama Kakak?" pekik Saka, langsung saja tembakan-tembakan berhasil mengenai tubuh pria tinggi itu.

Saka memberikan satu pistol mainan kepada Rena, lalu dia sengaja menembakan air ke arah rambut gadis itu. Rena pun tak ingin kalah dan membalas perbuatan Saka. Mereka terus bermain air dengan anak-anak kecil itu tanpa memperdulikan orang-orang yang menertawakan aksi mereka.

Gadis itu berhenti, dia sedikit lelah tapi pandangannya masih ke arah Saka. Rena meletakkan tangannya di dada, detakan itu tidak ada. Ada apa dengan Rena? Dia seperti mengharapkan orang lain yang sedang bermain dengannya.

Saka berjalan ke arahnya dan seperti tidak ingin memperdulikan raut wajah Rena yang berbeda, Saka pun kembali tersenyum, mencoba tidak membenarkan perasaan buruk yang mulai menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka berjalan ke arahnya dan seperti tidak ingin memperdulikan raut wajah Rena yang berbeda, Saka pun kembali tersenyum, mencoba tidak membenarkan perasaan buruk yang mulai menghampirinya.

Pria itu memberikan jaket yang dia simpan di tas untuk Rena pakai. Lalu mereka kembali melangkah, menaiki wahana carousel, masuk ke planetarium seperti kencan pertama mereka, namun tanpa adanya percakapan. Saka terlihat begitu bersemangat tapi tidak seperti ini yang Saka harapkan.

Mereka duduk di bangku yang sama, Rena juga menikmati ice cream yang sama,
"Lo mau?" tanya Rena seraya menyodorkan es itu ke arah Saka.

"Oiya, lo nggak suka manis." lanjutnya, belum sempat Rena mengurungkan niatnya, Saka langsung mencekal tangan Rena dan menggigit ice cream itu untuk Rena.

Gadis itu sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Saka, dia merasa Saka sedang memaksakan diri untuk terlihat senang di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gadis itu sedikit terkejut dengan apa yang dilakukan Saka, dia merasa Saka sedang memaksakan diri untuk terlihat senang di hadapannya.

"Lo capek?" tanya Rena lagi, sedari mereka menaiki permainan bebek, gadis itu sudah menyadari suara napas Saka yang tidak beraturan.

Saka menggeleng lalu beranjak,
"Yuk?" ajaknya seraya mengulurkan tangan, ragu-ragu Rena menerima tangan itu dan mengikuti ke mana Saka menuntunnya pergi.

Hingga mereka sampai di sebuah wahana, Rena terbelalak saat Saka menyuruhnya masuk ke salah satu ruang berbentuk seperti sangkar burung.
"Bianglala?" tanya Rena tidak percaya.

Saka tersenyum sangat lebar hingga memperlihatkan gigi-gigi putihnya,
"Lo pengen banget kan naik ini?" balas Saka.

Rena tersenyum lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar, benda yang mereka naiki membawanya menjauhi daratan yang terlihat sangat indah.

Suara napas itu kembali terdengar, Rena langsung menoleh ke arah Saka dan terkejut dengan apa yang dia lihat. Rena pun langsung duduk di samping Saka dengan rasa khawatirnya,
"Ka, lo gapapa?" ucap Rena, dia terus mengguncang tubuh Saka yang terlihat berusaha mengatur napas yang mulai tersengal-sengal.

Rena melihat perubahan pada tubuh Saka, bengkak dan berwarna kebiruan ada di sebagian tubuh itu, keringat dingin juga terus melewati kening Saka. Pria itu seperti menahan sesuatu yang menyakitkan di dalam tubuhnya.
"Saka, lo kenapa?" tanya Rena yang masih khawatir.

"A..ambil kotak," ucap Saka seraya menunjuk tasnya, dengan cepat Rena menuruti keinginan Saka, dan kotak berwarna putih dengan ukuran sedang yang ia dapatkan.

"Itu buat lo Ren.. huk.. huk.." lanjutnya.

"Maafin.. gu..gue. udah... bohongin lo." Rena masih bingung dengan ucapan Saka.

"Gue udah... bikin lo, lepas cincin tunangan... kita." lanjut Saka dengan napas yang terus terputus-putus.

"Gue ma..sih cinta sama elo, dan masih pake cincin i..ni." seraya mengeluarkan kalung dari balik bajunya yang membuat Rena kembali terkejut dan air mata mengalir begitu saja, menyadari bahwa selama ini cincin itu terpasang manis di kalung milik Saka.

Saka menyandarkan kepalanya di pundak Rena, matanya terus memejam, napasnya terus memendek, keringatnya terus mengalir, wajahnya pucat kebiruan.
"Tahan, Ka. Kita bakalan turun. Jangan tinggalin gue tanpa penjelasan tentang semua ini, Ka." ucap Rena seraya mengusap pipinya yang basah.

"Gue.. tau, Hati lo udah milih.. Dino."

Tbc

Saka sakit apa sih?

Arti lagu JBJ emang sering bikin nyesek ya, apa lagi yang di atas itu, ditambah dengan bubarnya JBJ lengkap sudah sakit hati ane:"

Rasa dan KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang