Biasakan vote sebelum membaca
Selamat membaca💕
***
Angin mempermainkan rambut panjang Rena dengan indah, hal itu membuat Rena membenahinya berulang kali dan memutuskan untuk ia kuncir. Tangannya meraih kotak untuk ditaruh di dekat nisan bertuliskan nama seseorang yang pernah dia cintai, ya, Arsaka Deandra Harisson.
"Gue belum pernah ke sini ya? Bahkan di saat hari pemakaman lo aja gue nggak dateng. Pengecut banget." ucapnya basa-basi.
Gadis itu kembali meraih sesuatu di dalam tasnya, tangannya sempat berhenti namun dia segera mengeluarkan dan meletakkan di dekat kotak tadi.
"Kemarin gue ketemu Dira, dia sama sekali nggak berubah, tetep jadi cewek tegas dan keren. Ya... kalian kembaran yang keren." ucapannya semakin memelan. Bicara dengan batu nisan, hatinya benar-benar terasa sakit.Rena menarik napas,
"Dia kasih gue ini. Katanya, Tante Sonya mau taruh di loteng." gadis itu menutup mulutnya lagi."Lo masih simpan bunga pemberian gue waktu kita MOS, bahkan lo taruh di kotak kaca gini. Pasti dulu cantik. Maaf, gue nggak bisa rawat bunganya." lanjutnya seraya menatap bunga gloxiana yang sudah berwarna hitam.
Gadis itu melihat kembali kotak tadi lalu menepuknya sesaat,
"Gue juga mau balikin ini, karena kotak ini milik elo. Thanks udah bikin gue tau kebenarannya."🍃🍃🍃
Dino melajukan motor sportnya dengan kecepatan di atas rata-rata, bahkan langit yang mulai berwarna jingga kemerahan tidak dapat menghentikan keinginan pria itu untuk mencari kekasihnya, seorang gadis bernama Rena yang sudah ia lukai perasaannya.
Berbagai tempat yang pernah mereka kunjungi atau tempat yang mungkin untuk Rena datangi sendiri. Villa, pantai, hamparan bunga dandelion, semuanya nihil. Bahkan Bunda Rena tidak mengetahui keberadaan putri sulungnya itu.
Tidak ada kabar, tidak ada info, Dino hampir menyerah namun hatinya memaksa untuk terus mencari. Mencoba untuk menghubungi? Bahkan hal itu tidak yakin ia lakukan.
Dia mematikan mesin, melepas helm, dan turun dari motornya. Kakinya melangkah menuju tempat yang kemungkinan kecil untuk Rena datangi. Ah, atau mungkin tempat yang sudah lama tidak dia datangi.
Mata Dino terbelalak ketika melihat punggung seorang gadis dengan rambut hitam, dia sedang berada di dekat makam kakaknya. Tangannya mengulur dan berhenti di atas bahu gadis itu.
"Kak Dino?" ucapnya.
Pria itu menghela napasnya yang sempat terhenti karena gugup, dia pun tersenyum menanggapi orang di hadapannya.
Anak dari penjaga tempat ini ya? Batin Dino."Kamu kenapa di sini?" tanya pria itu.
"Aku mau bawa ini, Kak." balasnya dengan menunjukkan kotak karton dan kotak kaca yang pernah Dino lihat sebelumnya.
"Ini... dari mana?" tanya Dino lagi, dia penasaran karena tidak mungkin kan benda ini datang sendiri ke sini.
Gadis itu terlihat mengingat-ingat,
"Tadi ada kakak cewek sama cowok. Ceweknya rambut panjang kuncir ekor kuda, terus yang cowok pakai kemeja bawa jas putih. Kakak itu taruh ini, dia kelihatan sedih banget. Pas aku mau dateng, mereka udah pergi duluan. Daripada barangnya rusak kena hujan, jadi aku mau bawa ke gubuk bareng barang-barang lainnya, buat aku rawat." jelasnya.Rena beneran ke sini? Sama siapa? Batin Dino.
"Boleh Kakak buka?" gadis itu mengangguk.
Dino menghela napasnya lagi lalu membuka kotak berwarna putih itu dengan perlahan dan apa yang ia dapatkan adalah tumpukan foto-foto lama hingga dua kertas di atasnya. Satu kertas terlihat usang dan kertas lainnya terlihat baru juga terlipat rapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rasa dan Karsa
Teen Fiction[Completed] The Hormone Of Love Series #2 "Jika beberapa menit bisa membuatmu jatuh cinta pada seseorang, kenapa beberapa menit tidak bisa membuatmu melupakannya?" Hanya karena setangkai bunga yang mungil, Rena bisa jatuh hati pada Saka. T...