|12| DARI SAKA

384 44 7
                                    

Biasakan vote sebelum membaca

"Good night, sweetheart."

***

Langit mulai meredup, sengatan angin pun kian menusuk, bahkan hal itu tidak mampu mengusik Rena yang sedang berada di halaman rumahnya.

Acara doa untuk memperingati 1 tahun kepergian Ayah Rena dan Naya sudah selesai beberapa jam yang lalu, tapi gadis itu masih nampak gelisah, dia terus berjalan ke sana kemari seraya menggenggam ponsel di dekat telinga kanannya.

Teman-teman Rena ada di sini, kecuali Dzaky. Cowok itu lah yang membuat Rena tidak bisa duduk diam. Pasalnya, Dzaky berjanji untuk datang. Namun, sampai sekarang pun dia tak kunjung nampak, perasaan tidak enak semakin menerkam kesabaran gadis itu.

Rena menekan tombol merah di layar ponselnya dengan kesal, hal itu sudah ia lakukan untuk kesekian kalinya. Helaan napas pun kembali terdengar,
"Ke mana sih?!" keluhnya.

"Belum diangkat juga?" tanya Rahma. Rena menggeleng, lalu kembali menekan tombol call.

Rahma terdiam sejenak,
"Dia tadi sempet telpon gue," ucapnya, Rena langsung menoleh.

"Dia tanya ke gue kalo..."

"Bentar!" sahut Rena, dia langsung menerima panggilan dari seberang sana.

"Dzaky koma?!"

🍃🍃🍃

Rena terus berlari menuju ruangan di mana Dzaky terbaring, lorong dengan banyak pintu terus dia lewati, dia hanya mengikuti petunjuk arah dari suster.

Hingga akhirnya, kaki Rena melangkah dengan ragu setelah melihat siapa sosok yang sedang duduk di ruang tunggu.

Mata mereka sekilas bertemu, gadis itu tidak bisa kabur. Mau tak mau, dia pun duduk di dekat Saka.
"Udah berapa lama?" tanya Rena, dia berusaha bertanya dengan nada dingin dengan tatapan yang terus mengarah pintu ruangan Dzaky.

"Sekitar 9 jam." balas Saka dengan santai lalu meraih ponsel di saku jaketnya.

Dia tidak tahu bahwa Rena sedang meliriknya kesal,"Bisa-bisanya nggak ngabarin gue dari tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia tidak tahu bahwa Rena sedang meliriknya kesal,
"Bisa-bisanya nggak ngabarin gue dari tadi." gumam gadis itu.

"Dia udah bangun," ucap Saka lagi, tatapannya masih setia menatap layar ponsel.

Rena langsung beranjak dengan rasa tidak percaya, kenapa Saka tidak memberitahunya dan membuat Rena duduk di sebelah cowok itu dalam waktu yang melambat?

Gadis itu langsung melangkah menuju ruangan di depannya, namun tangannya langsung dicekal.

Dingin.

Rena kembali merasakan telapak tangan cowok ini. Dia pun menoleh ke arah cowok yang masih sibuk dengan ponsel di tangan kirinya, perasaan yang mulai ia pendam kini meronta ingin segera keluar.

Rasa dan KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang