Part 20

49 2 0
                                    

"Assalamu'alaikum....maaaa paaaa Juna pulang bawa Juliiiiii"panggil Juna sedikit berteriak

Tak lama seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan menawan dengan seorang pria paruh baya yang masih terlihat kekar dengan tubuh atletisnya dan sedikit beruban itu keluar dari kamarnya menyambut kedatangan Juna dan gua

"Ohhhh sayang" ucap wanita itu lalu memeluk Juna dan Juna pun membalas pelukannya

"Hay Jun,ini Juli?" ucap pria paruh baya tersebut sambil menepuk pundak Juna

"Ekhh iya hampir aja lupa,Jul ini nyokap bokap gua,ma pa ini Juli yang udah selametin Juna" ucap Juna

"Hallo om tante" ucap gua yang ingin mencium tangan mereka tatapi mereka tidak menyambutnya dengan baik yang membuat gua takut dan grogi apa lagi melihat ekspresi mereka yang seakan gak suka dengan gua

"Nooo,jangan panggil kami om dan tante panggil kami mama dan papa ok" ucap nyokap Juna yang membuat gua lega dan nyokap Juna pun memeluk gua dengan senyum yang tulus

"I..iya tan..ekh ma" ucap gua gugup

"Okh iya Jul makasih ya kamu udah selametin Juna"ucap papa Juna

"Gak papa kok om..ekh pa,harusnya Juli yang minta maaf sama kalian karena Juli ngerepotin kalian di sini" ucap gua gak enak

"Gak papa sayang lumayan kan ada temen yang bisa nemenin mama di sini,abisnya mama itu pengennnnnn banget punya anak cewek tapi takbir berbicar lain..." ucap nyokap Juna terpotong oleh Juna

"Okhh jadi mama gak pernah mau nihh dengan keberadaan Juna di tengah keluarga ini"ucap Juna ngambek

"Ekhhh apaan si sayang,maksud mama itu mama juga mau kalau di kasih anak cewe buat adik kamu tapi tuhan belum mengizinkan,apa ini alasannya ya di balik tuhan yang belum memberikan adik buat kamu karena tuhan telah merencanakan bahwa Juli akan masuk keluarga ini"ucap mama Juna yang membuat gua shok setengah mati

"Maaf ya Jul,mama emang gini orangnya bawel cerewet" ucap Juna

"I..iya gak papa kok Jun"ucap gua

"Bahkan mama setuju lho kalau Juli jadi mantu mama,iya gak pa?" ucap mama Juna yang membuat gua dan Juna hampir kena serangan jantung sekaligus membuat gua merona

"Nah itu papa setuju...papa dan mama sudah beri lampu hijau kalau kamu sama Juli" ucap papa Juna yang semakin membuat gua merona

"Apaan si ma?Kita kan masih sekolah lagi pula Juna kan udah punya Rena" dumel Juna yang membuat gua tersadar akan kenyataan bahwa Juna pasti tidak akan bersama gua karena Juna sudah bersama Rena

"Ya gak papa,takdirkan gak ada yang tau,siapa tau nanti kamu bakalan sama Juli kan,lagi pula kan dari awal mama udah bilang kalau mama itu gak setuju kamu sama Rena"ucap mama Juna yang membuat gua terkejut

"Udah deh ma jangan mulai lagi,kasian tau Juli mau istirahat Juna anterin Juli dulu ke kamarnya ya" ucap Juna mengalihkan pembicaraan yang di sambut anggukan kepala oleh nyokap bokap Juna,lalu Juna pun mengantarkan gua ke kamar tamu yang sudah di siapkannya untuk gua yang tepat di sebelah kamar Juna

"Jun kalau sekiranya gua  bikin suasana di sini gak nyaman mending gua balik aja ya,lagian di rumah juga ada si mbok juga" ucap gua gak enak kepada Juna

Juna pun terdiam di tempat membuat gua semakin mersa tak enak"Tolong loe jangan kasih tau ke siapa-siapa termasuk Rena tentang ucapan mama tadi,dan gua gak mau kalau loe balik ke rumah loe dalam keadaan kayak gini.Oh iya inget besok kita masuk sekolah jadi loe siap-siap barang-barang loe semua gua udah bawa dan di tata rapi di dalam kamar itu,besok kita berangkat bareng jam 07.30 kita udah harus berangkat"ucap Juna dingin dengan kata-katanya barusan dan membuat gua takut terhadap Juna

Jatuh Cinta SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang