"Perhatian semua," guru Shin mengejutkan seisi kelas yang ribut.
"Ada apa? Ada apa?" kelas dipenuhi pertanyaan.
"Kita kedatangan teman baru," kelas bertambah ribut.
Yein yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi, celingak-celinguk melihat sekitarnya yang terlihat ribut setelah mendengar apa yang dikatakan guru Shin. Tentu saja yang tidak didengar oleh Yein.
Yein bergegas menjangkau 'buku komunikasi' miliknya yang terletak di atas meja lalu berbalik ke belakang mengetuk meja milik Umji. Yein tidak perlu susah payah bertanya pada orang lain jika ia memiliki teman sebangku.
Tuk
Tuk
Tuk
Umji tidak mendengarkan ketukan pada mejanya, ia juga tengah bertanya pada teman di belakangnya, pun Sinb teman sebangkunya Umji tampak mengabaikan.
"Kau pasti senangkan? Kudengar anak barunya laki-laki."
"Benarkah? Wah."
"Apakah dia tampan?"
itu yang dibicarakan Umji pada teman di belakangnya. Tentu saja itu semua tidak mampu didengar oleh Yein.
Tuk
Tuk
Tuk
Yein kembali mengetuk meja Umji menggunakan penanya. Sinb yang jengah dan bosan akan hal itu memberitahu Umji dengan cara menggoncang tubuhnya.
Umji berbalik melihat Yein. Lalu memainkan kepalanya seakan bertanya 'Ada perlu apa?'
Gerakan yang digunakan Umji itu bukanlah bahasa isayarat, tetapi Yein mengerti maksudnya.
Yein bergegas menulis di buku komunikasinya di atas meja Umji.
Apa yang terjadi? Apa yang dikatakan guru Shin?
Selagi Yein menulis, Umji dan Sinb mengeja setiap kata yang ditulis Yein.
Sesaat Yein telah menyelesaikan tulisannya, Umji merebut pena dan buku komunikasi milik Yein.
Kita kedatangan teman baru, dan kudengar dia laki-laki.
Umji menulis balasannya tepat di bawah tulisan Yein tadi.
Yein yang tadi fokus melihat buku komunikasinya untuk melihat balasan Umji mendongak melihat wajah Umji sesaat ia telah mengetahui apa yang ditulis teman gemuknya itu.
"Benarkah?" Yein tidak berucap, tetapi dari raut wajahnya yang berbinar seakan menanyakan hal itu.
"Iya," jawab Umji jengah sebenarnya, namun tidak disadari oleh Yein.
Yein kembali berbalik ke posisi duduknya semula. Matanya berbinar melihat ke arah pintu masuk, ia sangat bersemangat ingin mengetahui siapa yang akan menjadi teman barunya.
"Silakan masuk!" perintah guru Shin pada laki-laki remaja yang baru saja berdiri di depan pintu.
Tanpa diperintah dua kali. Laki-laki yang merupakan anak baru itu masuk ke dalam kelas dengan tas selempang yang berada di bahunya.
"Woaaa," semua penghuni kelas tampak takjub melihat anak baru tersebut. Terutama anak-anak perempuan.
"Dia tampan."
"Dia tampan dengan hanya menggunakan celana bahan dan baju kaus lusuh berwarna cream itu."
"Dia lebih tampan dari Cha Eunwoo anak sebelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret ✔
Fanfiction[Complete] [Werewolf-Fanfiction] Jungkook bukan sekedar teman dengar bagi Yein. 📌 Inspired by Koe No Katachi and Wolf Children.