2

1K 204 15
                                    

Yang diitalic berarti diucapkan dalam bahasa isyarat.

Selamat membaca~

🌼🌼🌼

Langit di luar sana cerah, tidak secerah hati Yein yang diselimuti kegelapan kini.

"Seperti yang saya katakan minggu lalu, bahwa sekarang waktunya mengambil nilai untuk drama yang telah kalian persiapkan," ucap guru Kim lantang.

Yein hanya bisa diam melihat teman-temannya yang mulai mengangkat kursi dan menyatukan meja mereka membentuk kelompok sesuai yang mereka bentuk dan inginkan minggu lalu.

"Saya telah mengatakan sebelumnya bahwa tidak perlu banyak anggota dalam kelompok, tidak masalah sedikit yang penting mereka memiliki andil masing-masing yang kuat di dalam kelompok, dan keluarkan anggota yang menurut kalian tidak berarti apa-apa dan hanya menumpang nilai dengan adanya kelompok itu, kalian telah melakukannya?" guru Kim berucap sembari menerjemahkannya dalam bahasa isyarat untuk Yein.

"Sudah!"

Inilah alasan sebenarnya Yein merasa sedih, perkataan guru Kim yang membuatnya tidak memiliki kelompok, tepatnya tidak ada yang ingin satu kelompok dengannya.

Sebenarnya perkataan guru Kim tidaklah salah, maksud dan tujuannyapun benar yaitu agar tidak ada anggota yang bermalas-malasan di kelompok dan tidak ada yang bergabung hanya untuk menumpang nilai. Tetapi setidaknya jika guru Kim tidak mengatakan hal itu, ia masih bisa diperhitungkan masuk ke dalam salah satu kelompok, setidaknya ia mendapatkan peran yang sesuai dengan keadaannya; gadis tuli dan bisu.

Yein mengangkat tangannya, ia ingin bertanya sesuatu pada guru Kim. Guru Kim yang memang telah mengetahui dan mengerti akan keadaan Yein segera menghampiri Yein yang masih mengangkat tangan.

Yein menurunkan tangannya ketika guru Kim telah berada di hadapannya.

"Ada apa?" Guru Kim bertanya menggunakan bahasa isyarat.

"Saya tidak memiliki kelompok pak."

"Kan telah saya katakan, kamu bisa memainkan drama sendirian, kamu bisa bermonolog."

Semua pembicaraan itu diutarakan menggunakan bahasa isyarat oleh Guru Kim dan Yein.

Yein menjatuhkan kepalanya pada permukaan meja.

Bagaimana ia bisa bermonolog dengan suara yang keluar dari mulutnya selalu tidak jelas?

Yein pasrah untuk kesekian kali dalam hidupnya.

"Jungkook!" Pinky mengejutkan Jungkook yang fokus memerhatikan Yein sedari tadi.

"Kamu masuk kelompok kita aja."

"Iya, masuk kelompok kita aja, si Mingyu gak hadir, kamu bisalah gaantiin dia jadi pemeran utamanya," Eunha membenarkan.

Jungkook mendengarkan Eunha, namun ia masih memerhatikan Yein yang menunduk lesu.

"Terimakasih, tapi aku nggak bisa, aku nggak tahu jalan ceritanya."

"Kamu kan bisa baca naskahnya, lagian boleh kok pas maju nanti sesekali lihat teks," Eunha masih berusaha membujuk Jungkook.

"Nggak deh maaf." Jungkook tersenyum.

"Udahlah Eunha, jangan dipaksa kalau dia nggak mau," Pinky menenangkan.

Eunha dan Pinky berbalik ke kelompoknya, mereka kembali mendiskusikan drama yang akan mereka tampilkan nanti.

Setelah itu, tanpa ada yang sadar dan melihat, Jungkook mengangkat kursinya dengan perlahan ke samping Yein yang terus menenggalamkan wajahnya pada meja sejak tadi.

Secret ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang