Semenjak kejadian itu, Jungkook tidak pernah meninggalkan Yein sedetikpun. Entah mengapa Jungkook merasa Yein begitu lemah sebagai manusia, Jungkook merasa khawatir jika meninggalkan gadis itu sendirian, Jungkook merasa takut gadis malang itu bisa mati kapan saja jika menghadapi kejamnya dunia sendirian. Saking takutnya ia dengan pemikirannya itu, bahkan Jungkook memindahkan kursi dan mejanya dari sudut belakang kelas ke samping kiri Yein, tempat dimana kursi dan meja itu seharusnya berada.
Banyak yang bertanya-tanya dengan apa yang telah dilakukan Jungkook. Tetapi mereka tidak terlalu ambil pusing. Toh dulu juga pernah seperti ini, ada salah seorang siswa yang peduli pada Yein, ia selalu berada di dekat Yein, duduk di dekat Yein, selalu menyelamatkan Yein, dan selalu melindungi Yein dari teman-temannya yang kejam. Tetapi itu tidak bertahan lama, pasalnya tiba-tiba siswa bernama Cheng Xiao itu menghilang, dia tidak pernah masuk sekolah lagi semenjak teman-teman yang tidak suka pada Yein turut mengganggu Cheng Xiao tidak kalah kejamnya. Tidak perlu menggunakan tindakan kasar, hanya perlu melontarkan kata-kata yang memedihkan untuk menggaduh kenyamanan gadis yang mahir menari itu. Kabarnya, gadis itu pindah sekolah. Mereka berpikir hal itu dilakukan Cheng Xiao karena sudah tidak tahan lagi dengan kata-kata menyakitkan yang mereka lemparkan. Namun aslinya tidak ada yang tahu alasan sebenarnya gadis gempal itu pindah sekolah. Mereka juga berpikir, mengapa Yein masih bertahan dengan kesakitan yang terus mereka berikan. Itu karena Yein yang tidak bisa mendengar, sehingga Yein biasa saja ketika dihina kejam. Namun mereka tidak berpikir, bahwa tindakan mereka menjauhi Yein itu tiada lebih menyakitkan dari itu bagi gadis yatim piatu itu.
Dan mereka berpikiran Jungkook juga akan seperti itu. Rasa ingin melindungi Yein tidak akan bertahan lama, itu akan sirna seiring berjalannya waktu ketika Jungkook merasakan apa yang pernah dirasakan Cheng Xiao. Jika itu benar-benar terjadi, entah apa yang akan terjadi pada Yein. Bukan karena Yein takut akan dijahati kembali. Melainkan ia tidak akan pernah siap untuk kehilangan teman baik untuk yang kedua kalinya.
Jungkook menyentuh lengan kiri Yein. Ia ingin berbicara serius pada Yein mengenai masalah waktu itu.
Yein mengalihkan fokusnya dari guru Lee yang tengah menuliskan soal fisika di papan tulis pada lelaki penyelamat di kirinya itu.
Jungkook menunjuk-nunjuk mulutnya dengan tangan kanannya, maksudnya agar Yein memerhatikan gerakan mulutnya.
Yein mengangguk.
"Aku butuh jawaban jujurmu, siapa yang melempar bukumu ke dalam kolam waktu itu?"
Yein menghembuskan napas lelah, sudah untuk kesekian kalinya Jungkook menanyakan hal itu. Bukan salah Jungkook terus-menerus bertanya, tetapi juga bukan juga salah Yein yang tidak ingin menjawab.
Yein tidak ingin Jungkook berbuat macam-macam pada Eunha dan Pinky jika ia tahu mereka pelakunya. Eunha dan Pinky bukan anak sembarangan, mereka anak yang diemaskan di sekolah ini. Ia belum siap, bahkan tidak akan pernah siap untuk kehilangan Jungkook. Bisa saja saat Jungkook membalas perbuatan mereka, mereka mempermasalahkan ini kepada pihak sekolah yang pasti akan membela mereka, yang pada akhirnya berbuah Jungkook akan dikeluarkan dari sekolah, dan Yein akan kehilangan teman baiknya, lagi. Dia tidak mau.
"Jika kau terus-menerus menanyakan hal itu, kembali pindah ke belakang sana! jangan menjadi temanku lagi."
Jungkook membuang mukanya setelah mendengar ucapan Yein. Ia fokus pada guru Lee.
Bukannya Jungkook tidak tahu siapa pelakunya sebenarnya, ia ingin tahu langsung dari mulut Yein. Tetapi Yein menutupinya, ya sudah Jungkook akan melakukannya sesuai keinginan Yein untuk membiarkan masalah itu, walaupun Jungkook sangat ingin melampiaskan kemarahannya. Tetapi tujuannya ke sekolah ini bukan untuk mencari masalah. Ia mencari yang lebih berharga dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret ✔
Fanfiction[Complete] [Werewolf-Fanfiction] Jungkook bukan sekedar teman dengar bagi Yein. 📌 Inspired by Koe No Katachi and Wolf Children.