Setelah dari ruang BK, Jungkook, Yein, dan Yugyeom diperbolehkan kembali masuk ke kelas. Yugyeom patuh, ia langsung melesat ke kelas saat bokongnya ditendang keras oleh Jungkook, hal itu membuat Yein tertawa. Sedangkan Jungkook menarik tangan Yein cepat menuju gedung belakang sekolah. Yein bertanya mengapa mereka bolos masuk kelas. Jungkook menjawab tidak-tidak apa-apa sesekali membolos, lagian kondisi Yein tidak memungkinkan untuk belajar saat ini, dan Jungkook yang akan menjaga Yein. Akhirnya Yein pasrah saja.
"Mengapa ke sini?" tanya Yein.
"Ingin menunjukkan sesuatu padamu, ayo!" Jungkook menarik tangan Yein menuju tembok tinggi di belakang sekolah itu.
Tiba-tiba saja Jungkook telah berjongkok di depan Yein.
"Mau apa?" Tanya Yein. Jungkook mendongak dan berbalik melihat wajah Yein.
"Naik ke atas tembok ini," jawab Jungkook, ia kembali berbalik menghadap tembok.
"Ayo naik!" Jungkook menggoyang-goyangkan bahunya.
"Tidak mau!" Tolak Yein keras
"Yasudah jika tidak mau, ayo kembali ke kelas," Jungkook bangkit dan memasang wajah sedih di hadapan Yein. Ia berniat ingin kembali menarik tangan Yein untuk kembali ke kelas.
"Baiklah, aku mau," ucap Yein tidak tega melihat Jungkook sedih karena ia menolak permintaan kekasihnya itu.
Jungkook tersenyum lebar. Dengan cepat Jungkook kembali berjongkok di depan Yein.
"Ayo naik!" Yein mulai menaikkan kaki-kakinya ke atas pundak Jungkook. Jungkook memberikan tangannya untuk dipegang Yein. Perlahan Jungkook mulai berdiri ketika ia rasa Yein sudah nyaman duduk di pundaknya."Aaaaa..." Yein memekik takut ketika Jungkook mulai berdiri. Jungkook menggoyang-goyangkan pundaknya mengisyaratkan agar Yein bangkit dari duduknya dan mulai menaiki tembok itu.
Yein mengerti isyarat Jungkook. Ia mulai bangkit dari duduknya di pundak Jungkook. Perlahan ia menjangkau tembok tinggi dan besar, dan akhirnya ia berhasil duduk di sana. Yein memperbaiki duduknya agar nyaman, ia menjuntaikan kaki jenjangnya.
Jungkook melihat Yein sudah duduk nyaman di tembok besar itu. Ia berniat ingin menjahili Yein.
"Dadah Yein," Jungkook melangkahkan kakinya menjauhi Yein. Yein memekik melihat itu, Jungkook perlahan hilang di balik pohon.
Yein sudah siap ingin menangis, bagaimana ia bisa turun dari sini tanpa Jungkook.
"Hei! Jangan menangis!" tiba-tiba Jungkook telah berada di atas tembok itu juga. Ia perlahan berjalan mendekati Yein dari sisi kiri.
Yein murka, ia memukul-mukul kaki Jungkook. Jungkook terkekeh.
"Pindah Yuk! Aku yang di situ, lihatlah pohon di dekatmu banyak semutnya, kau pindah ke sini,"
"Maaf ya, aku melangkahi kakimu," Jungkook dengan cepat pindah ke kanan Yein. Yein bergeser sedikit, ia kembali menyamankan posisi duduknya.
Jungkook telah duduk nyaman di kanan Yein.
"Kalau kita menghadap ke sini, tidak akan ada pemandangan yang indah untuk kita lihat, ayo berbalik," Jungkook perlahan membimbing Yein untuk berbalik menghadap bukit besar di belakang sekolah."Waaa..." Yein takjub melihat bukit di hadapannya itu. Tadi ia sempat melihat sekilas bukit itu, tapi tidak sampai memerhatikan dengan fokus seperti ini. Kelasnya memang di lantai atas, tetapi jendelanya dilapisi cat berwarna biru, sehingga tidak ada yang pernah bisa melihat bukit di belakang sekolah ini.
Jungkook meraih tangan Yein. Yein terkejut lalu melihat Jungkook.
"Aku sering ke sana.""Ke sana? Bukit itu?" tanya Yein.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret ✔
Fanfiction[Complete] [Werewolf-Fanfiction] Jungkook bukan sekedar teman dengar bagi Yein. 📌 Inspired by Koe No Katachi and Wolf Children.