Part ini memakai sudut pandang kamu, jadi jangan binggung ya.
Terus, tolong kalian baca note di akhir chapter ya. Ada sesuatu :v
.Aku hanya seorang gadis biasa sebelum Yanjie menyatakan perasaannya dan menembak-ku.
Benar, Yanjie yang ganteng itu adalah pacarku. Kita sudah berhubungan selama satu tahun? Atau lebih.
Minder? Gaklah, gini-gini aku itu lumayan kok buat bisa gandengan sama Yanjie. Maksudku, Aku memiliki tubuh yang ideal, rambut berwarna (H/C) yang lembut, kulit putih nan mulus, bibir penuh berwarna merah muda, dan mata ber-iris (E/C).
Sekarang, aku sedang berjalan ke arah Apartment Yanjie. Ini adalah anniversary kami yang pertama, dan aku membuatkan dia sebauh scarf merah. Oke, mungkin aku memang tidak bisa merajut, tapi setidaknya aku mencoba.
Beberapa lemit telah berlalu, dan aku sekarang sudah berada di depan kamar apartment Yanjie.
Aku memencet bell tapi tidak ada yang menjawab dari dalam, mungkin dia lagi keluar? Pikirku.
Akhirnya setelah lima menit menunggu, aku memutuskan untuk menggunakan kunci cadangan yang Yanjir berikan padaku.
"Yanjie!" Teriakku sambil melepaskan sepatuku. Tidak ada jawaban lagi. "Aneh." Gumamku lalu aku berjalan ke arah ruang tamunya dan memutuskan untuk menunggu di sana sampai Yanjie kembali.
15 menit sudah aku lewatkan menunggunya sambil bermain handphone dan aku mulai bosan.
Aku telephone deh. Pikir kamu sambil mengambil ponselmu untuk menghubunginya.
Ring~
Ringtone HP Yanjie terdengar, di bawah sofa yang kamu duduki sekarang.
"Tumben dia gak bawa hp." Gumamku.
"Ah—!" Tiba-tiba sebuah suara terdengar dari kamarnya.
Apa-apaan. Pikirku, gak mungkin itu desahan.
Aku berjalan perlahan ke arah kamar Yanjie dan suara desahan itu semakin terdengar.
Gak mungkin. Yanjie gak mungkin selingkuh.
Aku peluk erat hadiah yang kubuatkan untuknya dan kubuka pintu kamarnya.
"Astaga..." Sekarang, aku sedang memandang pemandangan yang benar-benar menjijikan, Yanjie sedang melakukan itu dengan seorang jalang.
"(F-F/N)?" Yanjie tergagap ketika melihatku.
"Oh, wow. Aku benar-benar gak nyangka." Kataku sambil menahan tangis dan amarahku.
"I-Ini—" Sebelum Yanjie menyelesaikan perkataannya, aku berlari ke arah pintu, berusaha keluar. (Keyword: Berusaha) Namun sayang, karena dasarnya dia adalah laki-laki yang lebih cepat dariku, dia menahanku sebelum pergi keluar.
"Apa." Itu bukan pertanyaan melainkan ancaman yang aku katakan, bertanda aku sedang tidak mau diganggu.
"Aku bisa jelasin ini—"
"Kalau gitu jelaskan." Kataku, memotong perkataan Yanjie. Dalam keadaan seperti ini, aku sendiri juga terkejut kenapa aku masih bisa sangat tenang dan aku sama sekali belum menangis.
Hening.
"Lihat, Yanjie? Aku udah ngasih kamu waktu buat menjelaskan, tapi kamu gak mau— Gak. Kamu bukan gak mau menjelaskan, tapi memang gak ada yang perlu dijelaskan di sini." Kataku dengan nada sinis di dalam perkataanku, "Oh iya, ini hadiah buat lu, Brengsek— Itu juga kalau lu masih inget ini hari anniversary kita." Lanjutku dengan penekanan di kata 'Anniversary' dan melempar kado yang kubuat ke mukanya.
"Semoga lu bahagia sama yang baru, dan makasih buat hadiah anniversary-nya. Ini hadiah terbaik yang pernah gua dapatkan." Kataku lagi dengan nada sarkas di setiap katanya lalu berjalan keluar dan membanting pintu Yanjie.
Sesudah beberapa blok dari Apartment Yanjie, aku akhirnya berhenti di sebuah Café untuk menenangkan diri.
Jangan nangis buat dia, (F/N)! Dia gak pantes lo tangisin! Kataku sekaligus memaki Yanjie dalam hati.
Kamu memesan sebuah kopi dan hanya terdiam di sana selama beberapa menit sebelum akhirnya kamu mengambil keluar ponselmu dan memutuskam untuk menghubungi seseorang.
"Halo, Reihan?" Kataku.
"(F/N)? K-kenapa?" Balas Reihan diseberang sana.
"Soal kemarin yang kamu ngajak aku buat nonton sama kamu, aku mau deh."
"B-beneran?"
"Iya."
"Yaudah, aku jemput jam 11 ya!" Balas Reihan dengan senang lalu menutup telephone-nya.
Waktunya move on, 'kan?
Tambahan:
/Ini memakai sudut pandang Yanjie/Setelah (F/N) pergi dari Apartmentku, aku memutuskan untuk membuka hadiahnya.
Sebuah scarf merah dan sebuah surat.
Happy anniversary, Yanjie! Aku tahu ini bukan hadiah yang bagus-bagus banget, tapi percaya deh, aku buat ini dengan susah payah! Semoga kamu suka ya :D
Aku cuman berharap satu, semoga kita bisa selamanya barengnya :)
- Pacar kamu
Aku menangis. Benar, aku menangis.
Bagaimana aku bisa-bisanya menyia-nyiakan wanita yang sangat berharga demi seorang jalang? Aku memang yang terburuk.
.
☁️ Request: hasesealalala ☁️
Udah nih ye, gong. Moga-moga lu suka wkwkwk :v
[ Note ]
Jadi, setelah Author rasa Author sudah menelantarkan(?) cerita ini lama banget, Author bakal bikin jadwal Update.
Jadwalnya bakal jadi 1x dalam seminggu, Karena untuk Update lebih dari 1x dalam seminggu itu susah buat Author (Cerita-cerita Author yang lain juga harus di up).
Jadi, mulai sekarang, Cerita yang ini bakal di Update setiap hari sabtu <3
Thank you udah mau baca :)
KAMU SEDANG MEMBACA
304th Study Room!!! One-shot Collection
Fanfiction[ONESHOT] ❝Gimana rasanya jika mereka cinta sama kamu?❞ ♚Oneshot collection of 304th study room♚ ☆ Started; 15 Juli 2017 ☆ Ended; Gak bakal. ⓒFelicia Huang ◈ Request diperbolehkan ◈ Hanya menerima 'X Reader' Request ◈...