Tiga

3.4K 221 9
                                    

Dengan cuaca yang tidak terlalu dingin, Kinal terbangun dari tidurnya. Ia bermimpi tengah bercinta dengan seorang wanita.

Dan ia yakin siapa wanita itu, wanita yang ia tabrak tempo hari di kampus. Wanita yang mengusirnya di rumah sakit, Jessica Veranda.

Kinal melihat pakaiannya yang masih utuh, ia mengernyit heran. Namun memilih ke luar dari kamar karena ia sudah sehat.

Mata Kinal melihat Veranda tengah sarapan bersama dengan teman-temannya sesama anak pencinta alam.

"Nal sini, udah sehat lo?" tanya Egi.

Kinal mengangguk dan ikut berkumpul. Ia duduk tepat di samping Veranda yang sama sekali tidak melihat ke arahnya.

"Lo harus terima kasih sama Bu Veranda, Nal, kalo aja dia nggak ngijinin kita buat nampung lo, udah mati kedinginan lo Nal," kata Sarah.

Kinal hanya mengangguk dan ikut makan. Setelah selesai para teman teman Kinal ke luar dari villa Veranda dan Kinal ingin berbicara berdua dengan Veranda.

"Apa yang lo lakuin sama gue malam tadi?" todong Kinal.

Veranda terlihat bingung, tapi tatapannya tetap datar karah Kinal. Veranda mengangkat bahunya acuh.

"Lo lupa, heh?" tanya Kinal lagi sambil menunjuk-nunjuk Veranda.

"Saya nggak inget apa pun malam tadi. Memangnya apa yang saya perbuat sama kamu?" tanya Veranda balik.

Kinal mengusap kepalanya karena bingung dengan situasi sekarang. Veranda jujur kalau dia tidak mengingat hal apapun kecuali tidur berdua di kamar dengan Kinal.

Kinal memilih pergi dan mengingat kembali kalau itu bukanlah sebuah mimpi. Veranda mengangkat bahunya tak acuh lalu masuk ke dalam kamarnya.

Kinal berkumpul dengan teman temannya di tenda. Hari ini mereka akan pulang setelah 3 hari di puncak.

Hanya Kinal yang tidak mengucapkan terima kasih kepada Veranda. Ia kesal karena Veranda melupakan kejadian malam itu bersamanya.

Dari jauh Veranda bisa melihat perkumpulan pecinta alam itu tengah bersiap-siap untuk pulang. Hal yang membuat Veranda bingung adalah kenapa ia harus melihat mereka dari jauh.

Veranda pun tidak ingat apa yang ia lakukan bersama Kinal, yang Veranda ingat hanyalah Kinal tidur di kamarnya.

Bingung dengan dirinya sendiri Veranda memilih menelpon Mommy-nya untuk sekadar menjadi angin segar bagi Veranda.

"Hallo, Mom. Ve kangen," kata Veranda memanggil Mommy-nya.

"Enghh ... Eh Ve Mom juga kangen ...  Ishh sakit, Lex kamu nih."

Veranda langsung mematikan panggilannya. Ia tahu 'kegiatan' apa yang dilakukan oleh Mama dan Mommy-nya tersebut.

Dengan penuh pertimbangan akhirnya ia menelpon sekretarisnya, Nikita.

"Saya mau kembali bekerja tolong ya, Nik," kata Veranda.

"Baik, Bu. Apa perlu saya kasih tau Bu Alexa?" tanya Nikita.

"Nggak perlu. Oke terima kasih."

Veranda memutuskan panggilan dan bersiap-siap kembali ke kehidupan kerasnya sebagai pebisnis di Indonesia.

Kehidupan Veranda akan jauh lebih berarti dimulai dari sekarang.






Seminggu kemudian

Veranda yang tengah berkutat dengan laptopnya mulai terganggu dengan panggilan seseorang yang ia sebut dengan rekan kerja. Tertera nama 'Rama' dan mulai membuat Veranda jengah. Setelah pulang dari villa ia menerima tender dari suatu perusahaan yang ingin bekerja sama dengannya.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang