Sebelas

2.7K 147 2
                                    

Sudah seminggu sejak Kinal dan Veranda berlibur di negara Spanyol. Mereka sudah kembali dan Veranda tiba-tiba menghilang selama seminggu itu.

Tepatnya setelah Veranda mengantar Kinal pulang ke kost, tidak ada kabar lagi dari Veranda.

Kinal pun dengan bodohnya tidak memiliki kontak apapun menyangkut Veranda. Ia hanya tahu nama Veranda saja.

Seminggu ini pula Kinal sibuk mengejar ketertinggalannya. Anehnya Kinal tidak di Drop Out karena hampir sebulan lebih tidak masuk kampus.

Tidak henti hentinya pula Alfa mengganggu Kinal, ditambah dengan Dika yang masih saja mengharapkan Kinal mau menjadi pacarnya.

Kinal berjalan-jalan di trotoar sambil meminum minuman bersoda yang ia beli. Tiba-tiba kenangannya di Spanyol bersama Veranda terlintas begitu saja.

Kinal merindukan Veranda? Yang benar saja. Bukankah seharusnya Kinal senang tidak ada yang mengganggu nya untuk sementara waktu.

Cuaca yang tidak terlalu panas, bahkan terkesan mendung membuat Kinal mau berjalan jalan padahal Kinal adalah tipe wanita pemalas.

Tiba-tiba hujan turun membuat Kinal bergegas mencari tempat teduh. Ia merutuki dirinya karena tidak memakai jaket dan hanya kaos saja.

Ditambah cuaca yang tiba-tiba menjadi dingin serta hujan yang semakin deras membuat Kinal mengeluarkan sumpah serapahnya.

Tidak ada yang bisa Kinal lakukan selain menunggu hujan reda. Ia tidak mau berlari menerobos hujan dan berakhir dengan sakit parah selama beberapa hari.

Sebuah mobil melewati Kinal namun si pengendara sadar kalau itu adalah Kinal. Ia sengaja memundurkan mobilnya dan tepat berhenti di depan Kinal.

Si pengendara mobil itu lalu membuka kaca mobilnya sedikit dan Kinal mengerutkan keningnya.

"Alfa?"

"Loh, Kinal? Ngapain kamu berdiri di situ. Masuk cepet hujannya makin deres," ajak Alfa.

Kinal sempat berpikir menerima tawaran Alfa atau menolaknya, tapi Alfa ke luar dengan payung berwarna merah dan mendekat kearah Kinal.

"Nggak usah mikir kelamaan. Ayo nanti kamu sakit kena angin hujan," ajaknya lagi sambil menarik tangan Kinal.

Kinal akhirnya dengan pasra mengikuti Alfa, daripada menunggu hujan yang tidak tahu kapan akan berakhir.

Saat membuka pintu mobil, tangan seseorang menahan Alfa. Orang itu lalu memberikan payung besar untuk Kinal pakai sedangkan dirinya sendiri basah kuyup.

"Kinal pulang sama saya. Ayo Kinal masuk ke mobil," perintahnya seperti biasa kepada Kinal.

Kinal dengan jelas melihat Veranda yang wajahnya terlihat datar dan dingin. Dengan tergesa-gesa Kinal mendekat kearah Veranda.

"Lo kenapa basah kuyup? Kan bisa gunain payung ini. Bodoh banget sih lo Jessica Veranda," rutuk Kinal tanpa memperdulikan ucapannya yang mengatai Veranda.

Alfa menatap Veranda dengan sinis. Ia mulai kesal karena Veranda selalu mengganggunya yang ingin bersama dengan Kinal.

Alfa memegang bahu Kinal dan langsung ditepis oleh Veranda. Kinal sendiri merasa bingung dengan Alfa dan Veranda.

"Jangan. Pernah. Sentuh. Kinal," ucap Veranda dengan datarnya, tapi tidak berpengaruh bagi Alfa yang terlihat santai.

"Kenapa saya harus ngikutin apa kata Bu Veranda? Emangnya Ibu siapa nya Kinal?" tanya Alfa dengan senyum mengejeknya karena telah membuat Veranda tidak berkutik.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang