Duabelas

2.7K 153 4
                                    

Kediaman Alexa dan Chelsea





Chelsea sedang gusar sambil mondar mandir sedangkan Alexa duduk dan terlihat datar, tapi kedua tangannya mengepal erat.

Mereka berdua sedang mengkhawatirkan anak mereka, Jessica Veranda yang tidak pulang-pulang selama beberapa hari.

Alexa bahkan mendatangi apartemen Veranda. Namun, hasilnya nihil, Veranda tidak ada di apartemen.

Chelsea lalu memeluk Alexa dengan erat sambil menangis, membuat perasaan Alexa terluka mendengar jelas suara tangisan wanita yang sangat dicintainya itu.

Panggilan telepon dari suara ponsel Alexa membuat Chelsea sejenak berhenti dari kegiatan menangisnya. Ia yakin itu merupakan panggilan dari anak buah Alexa.

"Apa ada kabar tentang anak saya?"

"Kami sudah menemukannya, Bos. Dalangnya adalah orang dari perusahaan."

"Berengsek!" maki Alexa lalu kembali melanjutkan kalimatnya, "Kita akan atur semuanya, dan jangan libatkan polisi. Biar saya yang akan menghancurkan dia karena berani menyakiti anak saya."

"Baik, Bos. Laksanakan!"

Alexa menaruh ponselnya dan menatap Chelsea dengan penuh kasih sayang. Chelsea menggelengkan kepalanya.

"Kamu nggak berniat bunuh orang yang nyakitin Veranda, 'kan? Nggak! Aku nhgak mau kamu ngotorin tangan kamu lagi."

Alexa tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Ia lalu memeluk Chelsea dengan erat.

"Sumber kebahagiaan aku adalah kamu dan Veranda. Apa pun yang kamu ucapkan akan selalu aku turuti, aku janji akan hal itu."

Chelsea mengangguk dan membalas pelukan Alexa dengan erat. Keduanya lalu sepakat saling melepaskan pelukan.

"Aku harus pergi dulu buat balikin anak kita ke rumah. Kamu jaga diri baik-baik ya sayang."

Alexa mencium kening Chelsea dan mengusap kepala wanita kesayangannya itu.

Sementara di tempat lain Kinal terlihat gusar. Ia mengkhawatirkan Veranda secara tiba-tiba.

Di tariknya kalung yang berada di lehernya. Kinal memandangi kalung pemberian Veranda secara dekat.

Kenapa tiba tiba gue sangat mengkhawatirkan lo, Jessica Veranda? Apa terjadi sesuatu sama lo? Apa ini maksud lo waktu itu tentang perasaan lo yang nggak enak?

Kinal memilih ke kampus untuk menyegarkan pikirannya. Mengkhawatirkan Veranda sendiri membuat pikiran Kinal sempat teracak-acak.

Kinal yang tiba-tiba merindukan omelan dan nada perintah dari Veranda. Kinal tidak bisa mengerti dengan perasaannya sekarang.

Seharusnya Kinal bahagia dapat terlepas dari jerat protektif Veranda. Kenapa sekarang ia malah memikirkan Veranda?

Kinal semakin kesal karena Alfa mulai semakin mengganggunya. Emosi yang saat ini tidak stabil akibat hilangnya Veranda membuat Kinal mengamuk.

Ditariknya Alfa dan Kinal tanpa rasa ampun memukul keras Alfa sampai ia terjatuh.

Dika yang melihat dari jauh pun menghampiri Kinal dan berusaha menahannya. Namun, yang ia dapat juga bogeman mentah dari Kinal.

"Cukup ya, Alfa! Dan lo, Dik, nggak usah ikut campur! Kenapa kalian berdua selalu gangguin hidup gue di kampus, hah!" bentak Kinal tanpa memperdulikan banyak mahasiswa dan mahasiswi yang melihat kearah mereka bertiga

"Kenapa kamu jadi emosian gini, Nal? Pasti karna Bu Veranda, 'kan? Oh ya kamu kan nggak tau kalau Veranda diculik."

Detik itu juga Alfa menyesal telah berucap seperti itu karena Kinal langsung menarik kerah baju Alfa.

She Is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang