8. Magician

37 14 9
                                    

☕🐈

"Cat."

"Hai kapal api."

"Ha-ha, kau sedang apa?"

"Hmm, tebak!"

"Pergi ke kebun binatang?"

"Wooow, how can you know that? I'm at the zoo now! Are you here? Wait, do you know me? My actual face?"

"I am a magician."

"Hah serius?"

"Ish, ya mustahil lah. Tadi cuma sembarang tebak. Yah, memang aku ini berasal dari keturunan cenayang China-"

"Terserahhh"

"Hehehe, memangnya benar? Ngapain ke kebun binatang? Ramah-tamah dengan kerabat kucing?"

"Ha-ha. Eh, Coffee. Kau belum jawab pertanyaanku. Siapa namamu? Kau sudah tahu namaku, sekalipun tetap memanggilku 'Cat'. Sekarang aku mau tahu namamu."

"Panggil 'Coffee' saja."

"Iyaaa, tapi aku mau tahu-"

"Memang untuk apa? Pasti ingin cari akun media sosialku lalu nge-stalk. Lalu cari alamatku, mengajakku kencan. Menikahiku-"

"Aaahhhh!"

"Aaahhhh!"

"Kenapa kau teriak?"

"Ntahlah!"

"Hah?"

"Kenapa kau teriak?"

"Ada, astaga, singa!"

"Dia kan kerabatmu!"

"Kenapa kau masih teriak?"

"Kau juga teriak!"

"Hahaha!"

"Heheh."

"Ayolah, beritahu aku namamu. Ini tidak adil. Dan kenapa nama belakangmu seperti orang Jerman, Schriber, itu Jerman-kan? Tapi aku tidak yakin kau ini orang asing, logatmu Indonesia sekali."

"Cat, Catty Perry, aku memang orang Indonesia. Don't judge a person by his last name."

"I'm not judging, huh. I don't care anymore. Whatever your name is, that must be something I don't wanna hear."

"Ouch you hurt me."

"Kalau begitu kasih tahu."

"El-v"

"Elf? You're an elf? Whoa. I take back what I just said. This is definitely what I wanna hear, haha."

"Yea, are you done?"

"Apa maksudmu? Kau yang meneleponku duluan, Elf."

"Panggil 'Coffee'."

"Ya, Coffee, padahal Elf juga lucu kok."

"Makasih."

"Cuih, huek. Jadi kenapa kau meneleponku?"

"Oh, sebentar."

"Wah, ada jaguar."

"Hoy, dengarkan ini."

"Mhmm"

"One-"

"Astaga, jaguarnya melompat!"

"Heh heh, dengarkan baik-baik."

"Iyaaa"

"One. Are you curious about what is happening in a seaside town that is no longer by the sea?"

"..."

"Two. Do you want to know more about a stolen item that wasn't stolen at all?"

"O-oh"

"Three. Do you think that's any of your business? Why? What kind of person are you? Really?"

"Four. Who is that standing behind you?"

"Yep."

"Aku tahu buku itu! 'Who Could That Be At This Hour?' kan? Astaga, Lemony Snicket! Kenapa ini? Kau mau membahas buku denganku?"

"Kapan kau pernah membacanya?"

"Hmm sudah lama, tapi ingatanku bagus sekali yaa, hahaha. Memang kenapa?"

"A-apa kau masih punya buku itu?"

"Menghilang sepertinya."

"Menghilang."

"Kenapa memang?"

"Mungkin kau pernah memberi, ntahlah. Hmm, sudah ya, aku ada urusan."

"Coffee, kau orang aneh. Tujuanmu menelepon sangat tidak jelas."

"Karena aku adalah lelaki dengan banyak tujuan, Cat."

"Dan aku adalah wanita yang tidak peduli dengan lelaki semacam itu."

"Ya, masa bodo. Oh iya, aku punya tips untuk pecinta satwa sepertimu."

"What?"

"When you see a cat, slowly blink at it. If it blinks back, the cat is content with you."

"Cool."

"Yea pretty cool."

"..."

"Cat."

"Oh! Aku yakin jaguar itu berkedip padaku!"

"Wah, bagus! Hahaha, kuharap kau tahu dimana buku 'Who Could That Be At This Hour?' itu, bye."

***

a Coffee for a CatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang