"Meow."
"Ew, menjijikan."
"Halah."
"Kopi kopi kopi kopi kopi kopi kopi-"
"Meow meow meow meow."
"Haha, sekarang kau yang jadi kucing?"
"Aku hanya sedang beradaptasi dengan lawan bicara."
"Hoo masa?"
"..."
"Hahaha."
"Cat, you sound so happy."
"What i get for being a happy cat?"
"You'll get a chemistry test. Yeepee!"
"Huek, that must be the easiest question in the world, heheh. What is it?"
"Apa itu larutan?"
"Campuran homogen dari dua atau lebih zat. Coffee, apa tidak ada yang lebih sulit?"
"Nah itu dia, Cat. Untuk menjadi orang berprestasi, kau harus rendah hati."
"Okeee hehe."
"Kau masih terdengar bahagia. Aku jadi penasaran."
"Apa maksudmu?"
"Duhh, maksudku adalah, bagaimana harimu, Cat? Apa menyenangkan? Karena kau terkekeh terus dari tadi."
"Hihi, hariku lumayan menyenangkan."
"Kenapa?"
"Kau penasaran sekali ya?"
"Mari kita lanjutkan ujian kimia-"
"Hehehe, dasar Coffee tidak sabaran. Jadi, hari ini guruku yang menyebalkan tidak masuk. Bukankah itu sangat menyenangkan?"
"Hanya itu? Dan mood-mu langsung seindah ini?"
"Darimana kau tahu kalau mood-ku indah?"
"Memang salah?"
"Benar!"
"Ck."
"Ada lagi, guru itu memberi tugas berpasangan. Dan, hahaha, kenapa aku cengengesan? Intinya tugas ini pasti menyenangkan."
"Hmm, berpasangan ya?"
"Mhmm."
"Siapa pasanganmu?"
"Menurutmu?"
"Ya, mana kutahu."
"Hehehe, dia orang yang keren. Anak baru."
"Memang apa tugasnya?"
"Kau pasti tidak akan percaya, Coffee. Ini tugas yang sangat seru. Aku jadi tidak terlalu benci guru itu lagi, heheh."
"Apa?"
"Review film!"
"O-oh, that will be fun."
"Bahkan aku tidak suka ke bioskop, Coffee. Tapi aku sangat senang."
"Karena partner-mu ini ya?"
"Hmm, hahaha."
"Memang sekeren apa?"
"Yah, aku baru kenal sih. Tapi dia itu baik dan ramah. Sepertinya aku akan mengajaknya masuk OSIS, mungkin dia mau jadi wakilku? Hahaha, pasti menyenangkan."
"Cool."
"Yea pretty cool."
"..."
"What about your school?"
"Umm fine."
"Fine is the worst answer."
"Umm flat?"
"Why? I thought you are some kind of troublemaker student, has many girlfriends, smoke-"
"Wow Cat, kau terlalu sering memikirkanku."
"Cuih, tapi mari membahas dirimu sekarang. Dimana sekolahmu?"
"Aetna."
"Astaga! Sudah kuduga!"
"No no I'm kidding hahaha."
"I hate you, really."
"Grumpy Cat."
"Jadi sekolahmu dimana?"
"Dekat sekolahmu."
"Hmm, Bordner?"
"Clever cat."
"Sekolahmu lumayan juga."
"Ya-ya. Sekarang mari membicarakanmu lagi. Apa hal lain yang menyenangkan? Selain partner-mu itu."
"Aku sedang di Aetna Lunch Room, di sini sepi. Rasanya menyenangkan tanpa alasan yang jelas. Tunggu, sebenarnya ada alasan. Ini tempat pertama kali aku bertemu partner-ku itu."
"Oke. Hal lain?"
"Hahaha, kau ini banyak tanya."
"Kau ini membuat penasaran."
"Eh? Ehm. Hal lain yang menyenangkan adalah sekarang sedang hujan."
"Hujan adalah hal terburuk, Cat. Mereka itu air. Kucing benci air."
"Coffee, kau tidak suka hujan? Kurasa kaulah wujud kucing sebenarnya."
"Bagaimana seseorang bisa menyukai hujan? Rasanya dingin dan banyak petir."
"Hey, aku baru ingat. Jangan menelepon saat hujan. Sudah ya."
"Wait, Cat."
"What?"
"Siapa nama partner-mu itu?"
"Memang kenapa? Mau kenalan?"
"Sudah beritahu saja namanya."
"Tidak ah, nanti kau sebar luaskan."
"Maksudmu?"
"Jangan beritahu dia kalau aku membicarakannya padamu."
"Aku tidak mungkin mengenalnya, Cat."
"Oh, benarkah?"
"Tentu."
"Dia Daivan, saudaramu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
a Coffee for a Cat
Teen Fiction[CERITA SEDANG DILANTARKAN] "Grumpy cat." "Dog!" "Don't call me dog, please. I'm more cute." "Coffee!" "Loh, kenapa kopi? Haus?" "I hate Coffee with all of my heart." (╯°□°)╯︵(\ .o.)\ Siapa gadis yang menelepon Elva pada tengah malam? Apa tujuannya...