Lagi scroll di IG terus liat ada postingan selebram yang marah-marah karna Mamanya dapat perlakuan yang tidak baik dari salah satu RS karna Mamanya itu pengguna BPJS. Ramai lah di kolom komentar ada yang so ngerti dan bela si selebrahm ini, ada juga yang mulai menjatuhkan profesi perawat dan dokter, ada juga yang membela sana sini. Nahhhhhh sebagai orang yang 'dikit' ngerti mengenai mekanisme sesungguhnya di RS tentang pelayanan pasien BPJS aku mau sharing... btw aku di RS Swasta tapi hampir 70% pasiennya ini adalah pengguna BPJS dan ada di kawasan yang menengah ke bawah.
Q: Kenapa sih pelayanan BPJS lama bgt???
A: Lama dimananya dulu? Lama antriannya? Ya karna semua orang mau di duluin, semua orang mau di layanin utama. Pendaftaran buka jam 7, tapi dari jam 5 udah pada antri. Kalau ada yang pingsan eh nyalahin pihak RS yang lama buka pendaftarannya. Lohhh jam 5 juga karyawan pendaftaran masih ngurus keluarganya sendiri kali ya :)
Dan btw yang berobat bukan cuma satu pasien loh, bukan cuma 10, bukan cuma 50. Seharinya RS bisa nerima Ratusannnnnnn pasien. Jadi kalau masalah lama itu ya hm mungkin masalah pelayanan. Tapi bukan masalah karna BPJS jadi lama ya.
Q: kok kalau poli umum lebih cepet sih?
A: yang daftar umum alias tunai alias bayar sendiri itu jumlahnya bahkan cuma 30% dari total pasien yang berobat. 70% dari BPJS. Jadi bisa lebih ngerti kan kenapa umum lebih cepat? Ya karna pasiennya lebih sediikit pemirsa :)Q: Kita ini bayar juga kok 80rb/bulannya. Bukan yang gratisan. Kenapa pelayanannha gak prima??
A: sekedar info ya darla darlaku, untuk kamar kelas 3 yang macam bangsal gituuuu seharinya bisa sekitar 250rb, baru kamar sama makan doang tuh. Belum Obat tuh ya. Belum lagi biaya dokter spesialis loh yang kalau pasien tunai itu bayar jasanya 200rb lebih tapi karna BPJS cuma dibayar 90rb (itu setau gue yak). Ya dikira kira deh sehari abis terkecil misalkan 400ribu. Itu belum sama pemeriksaan lab atau pemeriksaan penunjang lainnya ya. Minimal pasien di rawat 3 hari. Total pengeluaran bisa 1.200.000 dan yang di bayar 80.000 x 12 bulan itu 960.000. Ada selisih 240.000. Itu batu dari 1 pasien. Kalau 10 pasien macem begini berarti ada selisih 2.400.000 yang di tanggung rumah sakit. Eeeeh tapi di RS bisa aja ada 100 pasien macam begini. Biaya ditanggung bisa 24.000.000. ITU KALAU MAU ITUNG-ITUNGAN. TAPIIII TERLEPAS DARI MASALAH FULUSSSSSS, Gue sebagai penyedia 'jasa' juga jelas gak membenarkan kalau masalah beginian sih. Tapi ya jangan itung2an lahhh, karna RS bisa lebih itungan *kasarnya sih*
Ya dipikir juga dong RS bisa maju gak kalau diutangin mulu?
Ya tagih lahhh ke pemerintah. Nyatanya? Bodo amat sih pemerintah juga mereka hanya membayar yang sesuai ditanggung saja. Lewat dari itu? Pemerintah juga angkat tangan.
Nahhhhhh yang sebenernya rese sih adalah sorry sorry nih pasien yang banyak maunya. Pasien harusnya bisa pulang di hari rawat ke 2, tapi mengeluh ini itu sampe hari rawat ke 5 karna dipikirnha ada BPJS. Tapi siapa lagi yang rugi? RS. Kalau rugi mulu ya bisa berkembang???
Pasien minta pemeriksan lab ini itu minta di foto thorax lah minta ct scan, mri. TAPI SEMUA ITU GAK BISA DILAKUIN KALAU GAK ADA INDIKASINYA BAPAK IBU SEKALIANNNNN. Tapi nanti ngomongnya karna psien BPJS jadi gak boleh periksa ini itu.... hm emang bener sih. Maksudnya gini lohhh pak bu teteh aa,
RS juga harus bisa mempertanggung jawabkan pada pemerintah. Misalkan ada psien A keluhanan masuknya itu dia demam doang, terus di lakuin pemeriksaan CT SCAN. Ya pemerintah gakan cairin dananya di akhir karna gak ada indikasi pemeriksaan CT Scan untuk psien demam. Ngerti gak?
Kalauuu misalkan psien B keluhannya dia kaki tangannya lumpuh sebelah gak bisa digerakin. Ada curiga masalah di otak makanya di lakuin CT SCAn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Koas
RandomKoas alias Co-Ass alias Co-Assistant alias Asistennya Asisten alias Kesetnya Keset Isinya curhat colongan sebagai koas aja sih. Tapi pasti lebih banyak ngeluhnya.