12. Flashback

1K 32 2
                                    

"Baik bu, mohon maaf papanya Mande bernama siapa?"

"Adam adga gunawan"

Nama itu...

Nama itu adalah nama papanya, Adam Adga Gunawan pemilik Gunawan property. Sialnya orang itu adalah ayah dari gadis yang ia sukai akhir-akhir ini

"Ayah ayah! Nanti jika aku besar, aku mau jadi kayak papa. Pewaris Gunawan property" ucap Owen yang masih berumur lima tahun

"Ya sayang, belajar yang rajin ya" ucap papanya sembari mengusap kepala anak kecil dihadapannya

"Mas Adga, ini tehnya kamu kok tumben gak minum kopi?" ucap Alena mama Owen

"Itu loh, si Bayu bikinin aku kopi gelas besar. Padahal aku ga minta gelas besar tapi dia bilang suruhan kamu" ucap Adga sembari meminum tehnya

Alena tertawa "Bayu-bayu, dia tuh bawahan kamu yang gak mudeng ya?"

"Loh kamu knapa ketawa bu?"

"Aku suruh dia buat bawa air putih gelas besar ke kamu, eh kok malah kopi?" ucap Alena sembari tertawa tawa

"Kamu mau tahu ga? Akhirnya kopi yang gak abis itu, aku setengah kasih dia. Tapi dia malah gamau ya akhirnya aku bawa pulang"

Adga ikut tertawa mendengar Alena tertawa "eh tentang sekertaris aku yang baru, aku udah dapet. Namanya Emilia Ayanna"

"Aku tebak namanya Aya?" Ucap Alena sembari terkekeh

"Bukan, nama panggilannya Yanna. Kayak cowo yah? Mas Yana"

"Huss kamu ngomongnya!" ucap Alena sembari terkekeh dan menepuk bahu suaminya

"Owen! Mau punya adek ga?" Tanya Adga

"Of course i want daddy" ucap anak itu

"Tuh ma, siapa tau kopi Bayu berhasil buat bikin yang cewe"

"Dicky kurang pah?" tanya Alena

"Kurang kalo sama kamu" ucap Adga dan mencium istrinya dan melakukannya

Seminggu berlalu Alena muntah-muntah, apapun yang ia makan selalu keluar. Dan seminggu itu juga Adga jarang pulang kerumah

"Owen, mama minta tolong. Kamu belikan testpack di apotek depan gang, ini uangnya." ucap Alena sembari memberikan uang berwarna biru satu lembar

"Mama! Owen beli testpacknya" teriak Owen, namun tidak ada suara dari mamanya

"Mama?" panggilnya keseluruh ruangan hanya satu ruangan yang belum diperiksa Owen, kamar mandi

"Mama?" Owen setengah mati kaget dengan mamanya, yang tiba tiba pingsan dengan darah yang dimana mana untunglah disana ada pak Junardi supir keluarganya dan menghantar kerumah sakit

"Nak Owen, papa sedang dalam perjalanan kerumah sakit kamu tunggu ya, saya harus pulang kerumah untuk menjaga Dicky"

Owen mengangguk, lebih dari satu jam papanya baru sampai kerumah sakit dan membawa Yanna juga, pakaian mereka terlihat kusut

"Papa keruangan dokter dulu Owen, kamu sama tante Yanna saja" ucap Adga sembari menepuk bahu anaknya

"Owen?" panggil Yanna, namun Owen tidak menggubrisnya dan pergi ke toilet

"Kemana Owen Yan?" tanya Adga

"Owen? Gatau aku mas. Pas aku panggil anak itu, ntahlah dia gak mau denger aku" ucap Yanna

"Biarin aja lah anak itu belingsetan dimana mana, ga ada yang perduli juga" ucap Adga sembari merangkul Yanna posessif

"Daddy?" panggil pelan namun tak terdengar, dengan cepat Owen turun ke kasir dan bertanya apa pembayaran mamanya sudah dibayar atau belum

Namun nyatanya belum sama sekali, Owen melihat punggung ayahnya dan tante tadi perlahan menjauh dan mulai memasuki mobil dan meninggalkannya

Lantas dengan cepat Owen menelpon pak Jurnadi untuk menjemputnya pulang dan berkata dalam hati "mama Owen pulang sebentar, ada yang Owen harus tangani"

Dalam rumah, Owen membuka celengannya yang berbentuk babi dan membawanya keluar, meminta untuk bibi indah menjaga Dicky

Pak Jurnadi mengantarnya, dan Owen berhenti di bank untuk menukarkannya dan membayar uang mamanya, stupid? Yes. Dia tidak diberitahu kondisi mamanya seperti apa dan dia yang harus membayar

"Pak, tunggu disini saya mau kedokter sebentar"

"Baik"

Anak umur dua belas tahun itu cukup muda untuk berpikiran dewasa, dan dalam hatinya berdoa semoga saja dokter itu mau mengatakannya

"Misi dok, saya anak dari ibu Alena Gunawan. Bagaimana keadaan ibu saya?"

"Loh? Bukannya sudah saya beritahu ayahmu?"

"Ayah tidak sama sekali menjenguk mama saya, ataupun menengok. dia hanya mendengarkan ucapan dokter saja" jelas Owen singkat

"Ibumu mempunyai kista di rahim nya, adikmu tidak apa apa tapi kami perlu menindaklanjuti hasil kista ibumu"

"Kira kira apakah ibu masih bisa selamat?" Tanya lugas Owen

"Ya, namun itu juga tergantung dari check kedokter dan pola hidup yang baik" ucap dokter tersebut

"Baik dokter, terimakasih" ucapnya, lalu Owen kembali ke ruangan mamanya yang sudah berpindah tempat menjadi kamar inap

"Ma, udah makan?" tanya Owen

Alena menggeleng "belum, kamu kemana aja Owen? Papa mana? Terus Dicky mana?" berondong pertanyaan Alena dan tanpa sadar tangannya memegangi perutnya

"Aku? Baru dari toilet kok mah, papa? Papa tadi kesini, cuma bilang dia ada kerjaan lain dan harus pergi keluar kota Dicky? Sama tante Indah dirumah. Mama nih nanya nya kayak polisi" ucap Owen sembari tertawa

"Ya mama kan tanya aja" ucap Alena

"Ma, tante Yanna siapa sih?" tanya Owen

"Oh itu sekretarisnya papa, knapa?"

Owen menggeleng, dan tersenyum "udah yang penting mama sembuh dulu biar mama sehat, yang diperut juga sehat. Oh iya tadi tante Aluna telpon dirumah, nanyain mama"

"Mama gak bakal pisahkan sama papa?"

"Kamu nih masih kecil omongannya" ucap Owen sembari terkekeh

Mungkin Owen belum dapat memberitahu mamanya, someday maybe?

"Pak Owen, anda knapa?" tanya Emilia

"Maaf bu, saya hanya bertanya ibu dulu sekretarisnya pak adam ya?" Tanya Owen yang di pandangi aneh oleh Emilia

"I-iya" ucapnya

"Masih ingat dengan ibu Alena Gunawan?"
---
Done! Omg! Gua gatau knapa naksir aja sama Owen bintangnya oi

My Love Is My Brother [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang