PART 8

56 6 0
                                    

   

   Bel pulang sudang berbunyi dari tadi namun, gadis cantik dan tirus ini masih senantiasa menunggu seseorang. Entah siapa yang ia tunggu, namun ia dengan setia menunggu sambil duduk disalah satu motor yang terparkir disana dan menggesek-gesekan alas sepatunya.

Suara derap langkah terdengar oleh gadis itu, ia pun menoleh.

     "RIO. "pekik gadis tirus tersebut, rupanya ia sedang menunggu Rio. Ada apakah gerangan.

      "Ify. "gumam Rio.

Ya, gadis tirus itu bernama Ify, Ify pun menghampiri Rio dan berkacak pinggang.

      "ngapain loe disini? "tanya Rio.

      "nungguin onta lahiran. "jawab Ify asal, dan masih dengan gaya nya yang berkacak pinggang.

        "oh. "

        "ihh sebel gue sama loe, gue mau nagih janji loe!!. " Ify yang tadinya berkacak pinggang kini menyilangkan tangannya didadanya.

          "janji apaan? "

          "loe lupa atau emang pura-pura lupa?"

           "lupa gue beneran. "

           "ihh janji itu yang loe mau mentraktir gue sepuasnya. "

          "kapan gue bilang gitu?"

          "ihh kesel gue lama-lama emang ya di dunia ini cowok itu selalu ga nepati janjinya kalo di taggih janji malah pura pura lupa. "

          "ya udah" ucap Rio

           "ya udah apaan? " tanya Ify tak mengerti dengan kata 'ya udah'ambigu banget deh.

            "gue tepatin janji gue."

            "yeyy sekarang ya! "Pinta Ify.

            "eh ga sekarang lah, mmm besokan weekend, jadi kita perginya besok."

            "ya udah deh. "

Rio berjalan kearah motornya, ia berniat untuk pulang sekarang. Sungguh badannya sangat lelah dan letih setelah sepanjang istirahat ia bermain basket bersama teman-temanya. Ify pun mengikuti Rio dari belakang.

     Dukk

Jidat Ify terbentur punggung Rio yang tiba-tiba mendadak berhenti tanpa memberi tahu.

     "aduhh... Apaan sih berhenti ga bilang-bilang."omel Ifu sambil mengelus-elus jidatnya yang tak sakit. Lah kalo ga sakit kenapa dielus-elus?  Sstt..abaikan saja. Rio berbalik arah menghadap ke arah Ify.

      "loe tuh yang apaan, ngapain sih loe ngikutin gue. "

      "anterin gue pulang. "

      "what? Gak, gak gue gak mau. "

     "tanggung jawab dong. "

     "tanggung jawab apaan? " tanya Rio bingung, pasalnya ia tak melakukan apa-apa. Tanggung jawab?  Maksudnya?

     "ya loe harus tanggung jawab, gara-gara loe gue gak pulang bareng Sivia."
     "lah suruh siapa loe nungguin gue? Emang ada yang nyuruh? "

     "mm...gak ada sih" guman Ify pelan nakun masih bisa didengar oleh telinga Rio.

     "tapi Rio loe tega ya sama gue, gue ga biasa pulang naik angkot sendirian, biasanya gue bareng Sivia, tapi,, gara-gara gue nungguin loe jadi gue nyuruh Sivia duluan."sambung Ify.

     "bodoamat. " ucap Rio dan berjalan menuju motornya.

     "kalo loe ga mau nganterin gue,  bakal gue bilang ke pak Yoga kalo semua soal itu gue yang ngerjain. "

     "yeyy enak aja itu kan gue yang ngerjain loe mah cuma kasih tau caranya aja. "

     "tapi gue akan tetep bilang ke pak Yoga. "

    "ya silahkan pak Yoga gak bakal percaya."

    "kata siapa? Dimata pak Yoga gue anak baik jadi menurut gue dia akan percaya ke gue di banding loe."

     "ahh,,,shit cewek emang selalu menang. Udah naik cepet!"

     "kalo nolong tuh yang ikhlas."

     "loe berisik, gue tinggal. " ancam Rio yang telah menyalakan mesin motornya dan mungkin akan siap melaju kapan saja meninggalkan gadis yang sedang ngomel-ngomel ga jelas.
    Tersadar akan itu, Ify buru-buru menaiki motor Rio.

     Rio menancapkan gas dengan kecepatan sedang. Pada saat itu jalanan di ibu kota lumayan berjalan dengan lancar tak ada hambatan macet. Sepanjang perjalanan tak ada pembicaraan yang ada hanyalah keheningan dan suara klakson dari kendaraan lain. Membosankan, right?         
     kedua remaja labil ini sibuk dengan pikirannya. Tak tau apa yang mereka pikirkan, tapi yang pasti mereka sama-sama gak mau memecahkan keheningan ini. Biarlah, biarlah semunya berjalan seperti ini.
     "heh turun. "suruh Rio dengan suara tegas, membuat Ify terbuyar dari lamunannya dan menengok ternyata sudah sampai, pikirnya.

      "iya iya. "
   Ify segera turun dari motor tinggi Rio. Agak sulit memang, tapi begini lah keadaannya. Keadaan terpaksa yang membuat Ify menaiki motor asing ini.
Sebelum Ify mengucapkan makasih, Rio terlebih dahulu menancapkan gas.

                               ****
    
     Sesuai dengan janji Rio kemarin. Kini Rio dan Ify tengah berada di Dufan. Terlihat jelas dari wajah Ify yang sangat girang saat Rio mengajaknya ke tempat ini. Ia sangat antusias dan bersiap untuk menguji nyalinya dengan wahana-wahana yang ekstrim.
      Ify menarik-narik tangan Rio, memaksa Rio untuk menaiki wahana yang Ify inginkan, tapi Rio terlihat enggan dan sesekali memberontak.

      "ihh Rio cepetan aku mau naik wahana itu. " kata Ify menunjuk salah satu wahana ekstrim yang kita ketahui itu adalah wahana roller coaster.
  
      "naik aja sendiri, gue gak mau. " tolak Rio dengan tatapan ogah.
Bisa dilihat dari raut wajahnya dia 'agak'sedikit takut, Terbukti dengan dia sesekali menggidikan bahu membayangkan betapa ngeri nya wahana ini.

       "loe.. Takut ya?. "tanya Ify mulai curiga.

       "e..e.. Engga kok. Enak aja. "elak Rio.

       "kalo enggak ya ayo naik."

       "gue bilang ga mau ya ga mau titik. "

        "bilang aja takut. "

        "gue gak takut."

        "dasar penakut. "

        "gue ga penakut. "

       "Rio penakut... Rio penakut. "ejek Ify seperti anak kecil.

         "arggghhh.... Oke gue akan naik."

          "yeyyyyy. "sorak ify melompat kegirangan.

    Rio dan Ify kini tengah duduk di kursi wahana roler coaster. Bisa dibayangkan ekspresi wajah Rio saat ini, keringat dingin bercucuran, wahnya sangat cemas sekali tapi gadis di sampingnya ini malah terlihat gembira tak sedikitpun rasa takut tergurat di wajahnya.

                          ****

Oke guys untuk part ini aku cukupkan sampai disini maaf jika alurnya ga jelas karena pikiranku lagi bercabang memikirkan ini itu. Maaf juga jika aku lama update cerita ini, karna aku sibuk buat cerita baru. Oh iya jangn lupa baca cerita ku yang lain ya,

Tinggalkan vote dan comment karena itu akan menentukan kelanjutan cerita ini.

Thanks untuk yang udah baca.
See you again di part selanjutnya.

Antara Dia dan Diriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang