PART 5

61 6 0
                                    

Hay guys... Baru sempat update sekarang soalnya jadwal belajarku hari ini padatttt banget kaya hati ea ea ea maaf maaf jadi curcol hehe 😁
Aku lanjut ya..

*******

Bel pulang sudah berdering dari tadi. Sekolah juga sudah mulai sedikit sepi hanya ada beberapa orang yang ada di sekolah itupun karena mereka harus melakukan kegiatan ekstrakurikuler.
Dua insan yang sedang duduk dibangku kelas sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ify sedang membaca novel yang baru ia beli kemarin, sedangkan Rio sedang melakukan pertempuran dengan soal matematika yang diberikan tadi. Dengan bersungguh-sungguh Rio mengerjakannya hanya demi memperbaiki nilainya.

"udah belum sihh? gue mau pulang nihh..kelas juga udah sepi" tanya Ify yang berada duduk tepat dihadapan Rio bersamaan tanganya yang menutup novel lumayan keras.

"ya.. Belum lah loe ga liat gue kesusahan nihh. Loe niat ga sih bantuin gue, ngajarin juga kagak, terus buat apa loe disini kalo ga ada gunanya!" cerocos Rio.

Memang benar dari tadi Ify hanya duduk saja tanpa mengajari Rio. Ify hanya membaca novel dan sesekali curi-curi pandang kearah Rio yang sedang kesusahan mengerjakan soal matematika. Bukannya Ify suka Rio melainkan hatinya menyuruh untuk ia melihatnya.

'ish apaan sih. Gak gue gak boleh suka sama dia apaan sihh ahhh mulai kacau otak gue.'batin Ify

"hellooooo. " teriak Rio sambil melambai-lambaikan tangannya didepan wajah Ify yang sendari tadi melamun tanpa mendengar ocehan Rio, ia terlalu sibuk dengan fikiran dan perasaannya. Seketika Ify pun tersadar dari lamunanya.

"apaan sih loe! Emangnya ini hutan pake teriak teriak segala." sewot Ify.

"abisnya dari tadi gue manggil loe tapi ga nyaut nyaut taunya lagi bengong. Mikirin apa sihh? Mikirin gue ya? " kata Rio dengan nada menggoda.

'anjir tau aja' batin Ify menjawab
"apaan sih loe GR banget."

" haha loe lucu ya"

Blush.. Seketika pipi Ify memanas berubah warna menjadi warna merah kaya kepiting rebus.

"apa lagi kalo lagi blusing kaya gini."

"apaan sihh! Buruan ngerjainnya gue mau pulang."

"iya iya."

Rio kembali fokus mengerjakan soal matematika dan sesekali menanyakan kepada Ify.

"Fy nihh yang nomer 2 gimana caranya? Dari tadi gue cari gak kenemu-nemu." ucap Rio sambil menggaruk tengkuknya.

"jadi dari tadi loe so-soan fokus ngerjain itu soal, baru 1 nomor yang loe kerjain."

"ya.iya gue ga bisa matematika."

"tau lah gue mau pulang cape,lapar."kata Ify bersiap menggendong tasnya.

"ehh terus ini gimana?"tanya Rio mengangkat veberapa lembar kertas soal matematika.

"loe kerjain aja sendiri, gue males."

Ify melangkah pergi meninggalkan kelas, menyisakan Rio yang sedang frustasi menatap soal matematika yang belum selesai.

"eh fy tunggu dong,ahhh." Rio mengacak rambutnya dan buru buru mengemasi barang-barangnya lalu mengejar Ify.
Rio keluar kelas dengan langkah terburu-buru pandangannya ia edarkan ke penjuru ruangan, halaman, lapangan. Matanya tertuju kepada gadis berambut panjang hitam sebahu, sedang menggendong tasnya dan berjalan dengan gontai. ify! Ya dia adalah Ify. Beruntungnya Ify masih berada di lorong dekat kelasnya.

"Ify tunggu dong."teriak Rio refleks dan menghampiri Ify.
Ify tak menghiraukan teriakan Rio yang menggema dilorong sepi ini. Yang Ify pikirkan hanyalah dirinya ingin pulang, rasanya perutnya ini sudah berdemo dari tadi meminta jatah makan siangnya.

"Ify loe kok gitu sihh? " tanya Rio yang kini ada di sampingnya mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Ify.

"bodo. "

Rio nampak kesal tanpa pikir panjang ia mengubah posisinya menjadi di depan Ify, dan dengan terpaksa dan sedikit agak kaget Ify memberhentikan langkahnya.

"STOP... Kalo loe ga mau bantuin gue ngerjain tugas matematika, loe bukan teman gue lagi." ancam Rio.

Ify nampak berpikir keras meletakan telunjuknya di dekat jidatnya sampai akhirnya ia berkata.
"BODO."
Ify mendorong bahu Rio agar dirinya mudah untuk melanjutkan perjalanannya yang terhenti.

"Ify... Woyyy loe tuh ya jadi cewek ga bisa diandelin ga bakar ada cowok yang mau sama loe dasar cewek gila, keras kepala dan gak mau bantuin orang."teriak Rio yang masih berada di tempatnya. Ify nampak acuh tanpa menghiraukan perkataan Rio dan terus melanjutkan langkahnya.

Rio mengacak rambutnya frustasi, pasalnya siapa yang akan membantu mengerjakan matematika? Sedangkan dikelasnya hanya Ify lah yang mengerti pelajaran hitung menghitung ini, dan sekarang Ify gak mau lagi mengajarkan Rio, malang nia nasibmu nak.

******

Akankah Ify mau membantu Rio kembali? Atau kah sebaliknya?

*****

Maaf untuk kalian semua yang menunggu part lanjutannya. Aku terlalu sibuk denga PAT dan sekarang udah selesai jadi lanjut lagi...

SELAMAT MEMBACA

JANGAN LUPA VOMMENT YA AKU BUTUH VOMMENT KALIAN SEMUA AGAR AKU BISA TERMOTIVASI.

Antara Dia dan Diriku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang