Istirahat pun telah tiba, murid-murid berhamburan menyerbu kantin bagai semun mengerumuni gula. Tapi untungnya Ify dan Sivia sudah mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Demi makanan Sivia sampai rela teriak teriak ga jelas membuat Ify sedikit menundukan kepala karena malu. Jelas saja ia malu, Sivia berteriak sambil jingkrat-jingkrat didalam kerumunan orang yang sedang mengantri, terkadang Sivia juga memukul mukul mangkuk denga sendok maksudnya apa coba bikin malu aja! Ucap Ify dalam hati.
Ify dan Sivia memilih tempat duduk yang paling pojok, bukan karena mereka senang berada dipojok-pojok, meraka duduk disitu karena tempat yang kosong ya.. cuma itu doang itupun juga terpaksa.
"oh iya fy, loe ga ada niatan gitu buat bantuin Rio. Kasihan tau dia, ya... walaupun dia suka jail dan nakal tapi..dia juga kan manusia."kata Sivia sambil memakan baksonya.'pasti si Rio udah ngeracuni pikiran Sivia kadi gini deh.'kata Ify dalam hati
"ya terus? kalo gitu,kenapa ga loe aja yang bantuin Rio?."kata Ify acuh
"yah loe kan tau fy, gue paling anti sama matematika apalagi gurunya."kata Sivia seenaknya.
Memang benar Guru matematika terkenal killer d SMA ini. Ify pun sama hal nya dengan Sivia gedek banget sama tuh Guru. Tapi karena ify menghargai Guru, maka dari itu ia tak pernah menunjukan kekesalannya. Bagi Ify, Guru itu merupakan orang tua kedua baginya, jika melawan maka ia akan dosa."loe ga kasian sama dia yang mohon-mohon ke loe tadi di kelas."sambung Sivia
Flashback
Bel istirahat sudah berbunyi, siswa/i berhamburan kwluar kelas, begitupun denga Ify dan Sivia keluar kelas menuju kantin.
Langkahnya terhenti ketika Rio mencegatnya di ambang pintu kelas. Entah apa maunya tuh cowok, selalu saja menghalangi."minggir gue mau kekantin."kata Ify menatap dinginkearah Rio yang sekarang berada tepad didepannya.
"Fy gue mohon bantuin gue ngerjain tugas tadi."kata Rio sambil menempelkan 🙏 kedua tangannya di depan wajahnya tanda bahwa ia benar benar sangat memohon.
"minggir gak atau gue dorong secara paksa. " kata Ify bersiap dengan jurus tanganya.
"oke gue akan minggir tapi asal loe mau bantuin gue yahhh" kata Rio memasang muka puppy eyes.
"nanti gue pikirin ." kata Ify dan berlalu melenggang pergi meninggalkan Rio yang masih diposisi yang sama.
Flashback off
"fy."sapa Sivia menyadarkan Ify yang sedang melamun
"hah..apa?"tanya Ify gelagapan pasalnya dia tak tau kenapa Sivia memanggil dirinya.
"gimana fy? "tanya Sivia
Ify hanya mengerutkan kening menandakan 'gimana apanya? '
"aduhh fy itu gimana? Loe mau bantuin si Rio gak? "
"kenapa gak loe aja? Kenapa harus gue?" jawab Ify mengulangi pertanyaan yang pernah ia katakan pada Sivia.
"aduhh... Ya karena cuma loe yang ngerti sama matematika. Sedangkan gue 1 X 1 aja gue harus mikir."
"yakali loe ga bisa 1 X 1 ."
"ihh loe tuhh nya kan itu cuma istilah. Kembali ke topik! Jadi loe mau bantuin Rio ga? "
"mmmmm...ya udah dehh dengan terpaksa" jawab Ify dengan menekan kata terpaksa.
"nah gitu dong. "
Tak terasa bel istirahat telah berakhir, semua siswa/i terpaksa menghentikam waktu bersantai dan kembali bergulat dengan mata pelajaran selanjutnya.
******
Aku lanjut cerita ini ya... Walaupun cuma sedikit tapi hargain dong usahaku dengan VOMMENT ya!
Jangan lupa !!
Aku pasti kembali haha tunggu ajah
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Dia dan Diriku
Fanfictionkisah ini menceritakan tentang seorang perempuan yang merasa di beri harapan palsu alias PHP, oleh seseoranga yang dicinta yang lebih memilih pacaran dengan orang lain. Bagaimna kelanjutannya jika kalian semua penasaran baca trus ya!!!