Happy reading...
Langit terlihat tidak begitu cerah seperti biasanya, awan mendung tipis cukup terbentuk dibawah langit hanya sinar matahari tipis yang sedikit mengintip dari sela-sela awan abu pagi ini.
Iya ini masih pagi,
Dan sudah disambut dengan cuaca yang mendung, awan belum siap untuk menumpahkan hujan. Tapi angin cukup terasa kencang hingga mengacak helaian halus poni pemuda bersurai dark brown yang sibuk menatap keluar jendela yang sengaja ia buka.
Iya, dia berada dilantai 8 ruangan kakak tertuanya yang masih sepi. Sangat tidak peduli dengan berkas-berkas yang hampir terhambur karena angin yang cukup kencang masuk keruangan luas itu.
Pintu terbuka lebar, menampilkan sosok pria cantik dengan setelan santai yang begitu elegan menenteng 1 tas berisi box tempat makan untuk suami tercinta yang ternyata tidak ada didalam ruangannya, dan menemukan adik ipar kesayangannya sedang melamun entah tau atau sengaja tidak mau tau siapa sosok yang membuka pintu begitu lebar.
"Tch Tae, tutup jendelanya."
Perlahan langkahnya menuju kearah meja didepan sofa panjang disebrang meja kantor sang suami untuk meletakkan tas yang ia bawa tadi.
Tak ada sahutan, si pria cantik pun menghela nafas pelan beralih melangkah kearah jendela yang masih terbuka dan segera menutup jendela berkaca tebal tersebut sebelum ruangan luas itu semakin berantakan.
"Tae ?" Perlahan Seokjin menepuk lembut bahu lebar sang adik ipar.
Taehyung mendongak sejenak, mengembangkan senyuman kotak khas miliknya.
Rambutnya sedikit teracak, setelah santai seperti biasa dengan jeans belel kesukaannya dan jaket hitam yang terlilit pas dibadan kurusnya.
"Jinie ?" Suara rendahnya terdengar pelan.
"Ya ini aku, sedari 5 menit yang lalu berada disekitarmu seolah angin yang sedari tadi memenuhi ruangan ini." Seokjin memilih duduk tak jauh dari posisi Taehyung didekat jendela.
"Maaf hyungku sayang." Kini atensinya terfokus pada kakak ipar cantik didepannya.
"Ada apa ? Tumben pagi sekali sudah disini ? Dan dimana Namjoon ?"
"Tanya satu-satu dong, dikira aku tersangka pembunuhan apa ?" Wajah si adik tampan merengut protes.
Tawa renyah Seokjin pun pecah
"Iya maaf Tae aku hanya penasaran."
"Jadi ada apa ? Bukan tipikalmu sekali pagi-pagi berada dikantor, setauku dirimu pasti memilih bersenang-senang ketimbang berada dikantor yang membosankan kan ?"
Taehyung mengangkat bahu sekilas "Efek perasaan mungkin ?"
"Hooooo jatuh cinta Tae ?"
"Siapa jatuh cinta ?"
Sahutan dari arah pintu membuat kedua orang ipar serentak menoleh kearah pintu.
Iya itu Namjoon."Tae ??? Kau apakan ruanganku ya tuhaaaaannnn." Teriakan frustasi terdengar jelas.
"Tch, aku dari tadi hanya duduk disini hyung, apanya yang aku apakan ruanganmu ini." Sahutan ketus diterima si pria berlesung pipit itu.
"Ada jendela yang entah siapa yang membuka tadi Tae, jika kau ingat."
Seokjin menyahut sembari tersenyum tipis kearah suaminya untuk memaklumi ketikakpekaan dan ketidakpeludian adik bontotnya itu.
"Hahhhhh baiklah." Namjoon mendekat kearah istrinya dan menjatuhkan tubuhnya tepat disamping sang istri tercinta.
"Ayo makan, aku yakin kalian belum sarapan kan ?"
Taehyung hanya menatap kosong kearah tangan kakak cantiknya yang sibuk membuka beberapa box makanan dan menatanya di meja tersebut.
"Tch, kenapa jadi lemah begini ? Kau bodoh Kim!" Batin Taehyung meruntuki kelakuan bodohnya pagi ini.
"Jungkook....."
Seketika netra sepasang suami istri yang tadi sibuk dengan makanan reflek menoleh kesumber suara.
Iya, itu suara Taehyung tapi yang disebutkan adalah nama orang lain.
Serempak dahi yang lebih tua mengerut tanda tanya.
"pemuda berandal yang sialnya sangat manis dari kelompok Triad yang begitu bangsat bikin adik tampanmu ini jadi galau. Tidak keren kan hyung?"
"Tae jangan bilang......" Suara Namjoon menggantung diudara, tampak ragu dengan pemikirannya.
"Iya hyung, adikmu ini jatuh cinta mungkin ?" Sebelah alinya naik sembari mencebik merasa aneh dengan perasaannya.
"Tapi Tae......." Suara Namjoon lagi, dan menggantung lagi.
"Aku tau hyung, terlampu tau dan sangat tau." Helaan nafas lelah terdengar.
Seokjin menatap nerta adiknya itu lekat sekali, ada mendung seperti cuaca pagi ini dikedua netra hazelnya yang biasanya hanya menatap remeh segala sesuatu hal.
Biasanya hanya kosong tanpa cela, tapi ini lebih hampa dengan rasa yang tak dapat didedikasikan.
Seokjin sadar adik kesayangannya ini sedang bingung, sedang merasa gila. Hanya saja kenapa itu karena seorang Jeon Jungkook ?
Tidak, bukan karena kelompok Triad dan kelompok Raion masalah utamanya.
"Tae........."
"Ini rumit, kau yakin ?"
"Amat sangat gila hyung aku terjebak dengan permainan gila ini."
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me (TAEKOOK) (DITERBITKAN)
FanfictionBEBERAPA PART DI UNPUBLISH KARENA SUDAH TERSEDIA EBOOK & HANDBOOK SILAHKAN LANGSUNG KE CHAP EBOOK & HANDBOOK UNTUK PEMESANAN. "Sialan, aku membencimu !" decih Jungkook. "aku juga mencintaimu sayang." Seringai kotaknya mengembang disudut bibir Taehyu...