Chapter 31

12.7K 1.3K 104
                                    

Happy reading...















"Taehyung." Suara lirih Jungkook terdengar, pandangannya mengedar ke dalam ruang kamarnya yang cahayanya temaram.

Entah sejak kapan dia tertidur, seingatnya dia masih ikut berkumpul bersama kelompoknya semalam.

"Taehyung." Panggilnya lagi sembari mendudukan diri diatas tempat tidur hangatnya.


"Tae."

Netra bulatnya perlahan mulai berkaca, saat disadarinya sosok Taehyung tak ada didekatnya.

Dia merindukan Taehyung, hanya ingin bersama Taehyung. Bahkan perasaannya akan mudah sensitif akhir-akhir ini.

Dan suara isakan perlahan terdengar, mengalun dalam sunyinya kamar pemuda Jeon itu.

"Taehyung." Ucapnya lagi.





Lalu suara deritan pintu terbuka terdengar, menampakan sosok pemuda tinggi dengan segelas susu hangat ditangannya. Menjadikan Jungkook seketika mendongak, penghidunya menangkap aroma khas dominan si pemuda Kim. Membuat sekujur tubuhnya bergetar dan isakan kini semakin menjadi.

"Sayang, hei kenapa ?" Taehyung mendekat kearah Jungkook setelah meletakkan segelas susu yang tadi ia bawa diatas nakas.

Jungkook menggeleng pelan, menarik tubuh Taehyung agar bisa ia jangkau. Menenggelamkan wajahnya ke ceruk leher si pemuda Kim, hanya sekedar menghirup rakus aroma yang entah sejak kapan menjadi candunya.

"Kau meninggalkanku." Ucapnya lirih.

"Aku hanya pergi membuatkanmu susu hangat, kau belum makan malam." Taehyung mengusap pelan punggung Jungkook.

"Aku tidak mau apapun, aku ingin Taehyung."

Dan seulas senyum bahagia terukir jelas di bilah bibir si pemuda Kim, begitu mensyukuri keadaan Jungkook yang saat ini. Meski kadang terasa geli mengingat seberapa bar-bar tingkah Jungkook sebelumnya, hingga berubah drastis menjadi begitu manja dan menginginkan atensinya.  Meninggalkan kesan manly yang biasa Jungkook tebar pada sekelilingnya.

"Aku disini, kau tenang saja. Sekarang minum susunya." Taehyung mencium pelan kening Jungkook, kemudian menuntun Jungkook meminum segelas susunya dan memastikan tak bersisa.

Setelahnya membaringkan kembali tubuh Jungkook, menelusupkan tubuhnya dibalik selimut serta memeluknya sekedar memberi hangat.

Tangannya bergerak bebas membelai surai Jungkook yang mulai kembali mengantuk, sedangkan tangan satunya menyelinap pelan dibalik piyama Jungkook untuk mengelus pelan perut rata Jungkook yang masih dibalut abs-nya itu.


"Aku mencintaimu Jungkook, dan anak kita juga." Bisik Taehyung lirih, setelah memastikan Jungkook-nya telah lelap tertidur dalam peluknya.

Iya, Jungkook-nya sedang mengandung, umurnya bahkan masih dua minggu. Taehyung sengaja meminta dokter Choi untuk diam tentang kabar tersebut, hanya karena tidak ingin membuat Jungkook-nya panik. Dan sengaja menjahili ibunya yang uring-uringan karena harapannya mendapatkan cucu hilang, meski pada kenyataannya anak bungsunya ini benar-benar telah menghamili si turunan tunggal dari Triad.

Dirinya hanya menunggu waktu, waktu dimana Jungkook-nya mengatakan jika dia yakin dengan perasaannya pada Taehyung. Agar kabar tentang adanya makhluk hidup pewaris dua kelompok mafia terbesar tersebut dilandasi karena cinta bukan keraguan lagi.

Dan biarkan rahasia besar Taehyung hanya akan Taehyung simpan untuk sementara waktu, meski pada kenyataannya seorang Kim Yoongi tidak sebodoh itu dibodohi.

Dia terlalu peka dalam sikap cueknya itu.












//

//









"Taehyung, aku ingin ayam goreng."

Jungkook yang kini duduk manis didepan televisi pun berujar, menatap Taehyung yang duduk dibelakangnya sembari menciumi tengkuknya.

"Es krim juga ya, yang stroberi. Dan aku ingin cheese cake. Melon sepertinya juga enak Tae."

Jungkook terus berceloteh tentang makanan apa saja yang dia inginkan, sedangkan Taehyung hanya terkekeh pelan menanggapi.

"Oke kita pesan semua." Jawabnya, lalu mengambil hpnya untuk memesan segala yang disebutkan si ibu hamil tadi.

















Setelah menutup telponya, suara digit yang ditekan dari luar pintu apartemen Jungkook terdengar. Lalu dibarengi suara klik pada pintu yang terbuka dan menampakan si pemuda Park bersama si pucat manisnya masuk beriringan.

Pandangan Taehyung dan Jungkook beralih menatap mereka yang menenteng dua bungkusan tas plastik di tangan mereka.

"Itu pizza ?" Tanya Jungkook dengan mata berbinar.

"Dan juga beberapa buah serta minuman bersoda." Jawab Jimin sembari menggoyang-goyangkan bawaannya sekedar memperlihatkan apa saja yang dia bawa.

"Tidak ada soda." Sahut Taehyung sembari berdiri menghampiri kakak dan sahabatnya tersebut.

"Tapi aku mau Tae." Jungkook memberengut.

"Tidak soda atau tidak semuanya ?" Ancam Taehyung, wajahnya berubah serius.

"Kau pengatur sekali sih !" Gerutu Jungkook.

"Bagaimana tidak mengatur dirimu Kook, kalau didalam perutmu sedang dijaga sekali oleh si brengsek ini." Sahut Yoongi, yang kini sudah mendudukan diri di salah satu sofa ruangan tersebut.

"Perutku ?" Beo Jungkook, tangannya reflek mengelus perutnya kemudian menatap Taehyung bertanya.

"Aku hanya tidak ingin kau sakit perut Kook."

"Alasanmu." Gumam Yoongi dan seketika membuat si pemuda Kim mendelik pada kakak vampirnya itu.

"Jika hyung berbicara aneh-aneh jangan kesini menggangguku." Ujar Taehyung setelah memastikan Jungkook sudah berada di dapur bersama Jimin.

"Kau yang aneh, menyembunyikan kenyataan kalau Jungkook hamil pada semua orang. Dan jangan harap kau bisa membodohiku Kim !" Ujarnya santai.

"Bagaimana kau bisa tau hyung ?"

"Sangat jelas kalau Jungkook sedang menunjukan tanda-tanda hamil. Seharusnya kau bersyukur aku masih tutup mulut dan masih berbaik hati membawakan makanan kemari."

"Astaga hyung, kau seperti cenayang saja." Gerutu Taehyung lalu memilih beranjak dan mengjampiri Jungkook yang sudah meneriaki namanya dari dalam dapur.


















Tbc






Wkwkwkwk
Belum sempet edit yah, jd maafkan 😁

Ngebut ngetik demi ide yang msh nampol di otak..

Best Of Me (TAEKOOK) (DITERBITKAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang