Happy reading...
Tubuh Yoongi gemetar hebat, matanya begitu sembab dengan lelehan air mata yang mengalir enggan berhenti. Kakinya terus berlari menyeimbangi berputarnya roda yang kini membawa tubuh penuh luka adik kesayangannya menyusuri lorong panjang rumah sakit.
Sedangkan Jimin hanya bisa mengikuti tanpa banyak bicara, membiarkan segala rasa sakit yang Yoongi rasakan tercurahkan, meski hatinya pun ikut merasa sakit melihat pria yang ia cintai begitu takut.
Hingga tubuh Taehyung digiring masuk ke dalam dan menghilang di salah satu bangsal IGD, kaki Yoongi terasa begitu lemah dan menjadikan Jimin segera meraih tubuhnya untuk sekedar memeluknya penuh hangat dengan membisikan kata-kata bahwa semua akan baik-baik saja. Meski ia tau bahkan tenggorokannya sendiri terasa tercekat melihat sendiri seburuk apa kondisi Taehyung.
"Yoongi____Yoongi."
Suara Baekhyun terdengar dari ujung lorong, berjalan tergopoh dengan raut wajah yang sama frustasinya dengan anak keduanya, berjalan beriringan dengan sang ketua Raion yang kini wajahnya sarat akan ketegangan. Nampak sekali meski wajahnya sedatar tembok namun Yoongi tau ayahnya pun sama frustasinya dengan dirinya dan ibunya.
"Eomma__hiks_" Yoongi menghambur kearah ibunya, saling mengeratkan pelukan dengan suara isakan pilu.
"Aku takut eomma, aku takut sekali." Sedangkan Baekhyun hanya bisa bungkam, lidahnya kelu hanya untuk menenangkan karena sejatinya dirinya pun serasa diujung penghidup kala mendengar keadaan sang putra bungsu tercintanya.
//
//
Namjoon mengetatkan rahang melihat sosok Jiyoung yang tergantung tak berdaya di hadapannya. Setelah meyakini bahwa nafas si brengsek dari yakuza masih menghembuskan nafas dalam ketidaksadarannya setelah ia hajar tanpa ampun.
"Pastikan bajiangan ini tetap hidup." Ucap Namjoon pada beberapa anak buahnya.
Setelah menerima anggukan paham dari anak buahnya, tangan Namjoon merogoh saku celana bahannya setelah dirasa getar pada handphonenya sedari tadi tak mau diam.
"Sayang, Namjoon__hikss cepat ke rumah sakit__hiks sayang__"
Suara ratunya terdengar bergetar begitu dirinya menerima panggilan tersebut.
"Ratuku sayang, apa yang terjadi ?" Namjoon menyahut lembut.
"Jungkook hiks___kita membutuhkanmu Namjoon, sedari t-tadi hiks__ dia__d-dia."
"Baik sayang, dalam lima menit aku pastikan diriku sampai disana oke ? Jangan menangis lagi. Tenangkan dirimu."
Dan saat suara dengungan menjadi balasan, sambungan pun terputus. Seketika dirinya membuat nafas begitu berat, dia tau dengan keadaan Taehyung pasti Jungkook terguncang terlebih lagi kondisinya yang sedang hamil benar-benar membuat Jungkook amat sensitif.
//
//
"AKU INGIN BERTEMU TAEHYUNG !!!!" Jeritannya memenuhi ruang inapnya.
"Sayang, dengarkan appa nak. Appa janji akan mempertemukanmu dengan Taehyung setelah penanganan dokter selesai."
Perlahan Yunho mendekat kearah anak tunggalnya, sedangkan Jaejoong hanya bisa terisak disudut ruangan setelah sedari setengah jam lalu anaknya di penuhi amarah dengan membanting segala benda yang berada di sekitarnya. Bahkan dokter kesulitan untuk sekedar memberinya obat penenang.
Begitu tubuh si pemuda Jeon dapat di raih dalam pelukannya, bibirnya tak berhenti mengucapkan kalimat menenagkan untuk putra tersayangnya, hingga dirasa tubuh Jungkook yang awalnya menegang perlahan mengendor meski isa tangis belum juga reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Of Me (TAEKOOK) (DITERBITKAN)
Hayran KurguBEBERAPA PART DI UNPUBLISH KARENA SUDAH TERSEDIA EBOOK & HANDBOOK SILAHKAN LANGSUNG KE CHAP EBOOK & HANDBOOK UNTUK PEMESANAN. "Sialan, aku membencimu !" decih Jungkook. "aku juga mencintaimu sayang." Seringai kotaknya mengembang disudut bibir Taehyu...