Tak berapa lama sebelumnya
Ketika mata kuliah yang diikuti Park Jung Wo telah berakhir, iapun segera menuju Samsung Hospital. Yuri yang melihat sahabatnya begitu tergesa-gesa meninggalkan kelas, langsung saja menyusulnya hingga ke tempat parkir.
"Jung Wo-ya, kamu mau ke mana?" tanya Yuri saat telah berada di depan Park Jung Wo.
"Ada urusan yang harus aku selesaikan, Yuri-ya," jawab Park Jung Wo sambil meraih sepeda motornya.
"Bolehkah aku ikut, Park Jung Wo?"
"Sepertinya tidak bisa, Yuri-ya, karena ini adalah urusan pribadiku yang ingin segera aku selesaikan."
"Baiklah. Kalau begitu hati-hati, Jung Wo-ya."
"Gomawo Yuri-ya."
Yuri menatap kepergian Park Jung Wo. Tapi setelah sahabatnya itu benar-benar menghilang dari penglihatannya, entah mengapa, perasaannya menjadi tidak enak. Ia pun mencoba untuk tidak berpikiran buruk, dan mencoba meyakinkan diri semuanya akan baik-baik saja.
Angin sore menemani Park Jung Wo saat ia berada di lantai teratas Samsung Hospital. Ia akan melakukannya di sini, rencana matang yang ia putuskan sejak kemarin. Ia akan segera mengakhiri hidupnya agar dapat bertemu kembali dengan kekasihnya.
Namun saat ia bersiap melompat, tiba-tiba ia mendengar suara tak asing, yang sangat ia rindukan. Semula ia mengira itu hanyalah alam bawah sadarnya, karena ia ingin cepat-cepat bertemu dengan Han Chae Won, tapi saat ia mengabaikannya dan akan melakukannya lagi, suara itu terdengar kembali. Ia mencoba untuk memutar tubuhnya, memastikan pendengarannya.
Dan ia sangat terkejut dengan sosok di hadapannya itu, berdiri tak jauh darinya.
"Chae Won-ya, apa ini benar-benar kamu atau aku hanya sedang berhalusinasi saja?" Park Jung Wo memastikan penglihatannya.
Sosok tersebut sama terkejutnya melihat dirinya.
"Park Dong Jo, aku tidak salah lihat, kan? Apa itu benar-benar kamu, Dong Jo-ya?"
Keduanya saling tatap dengan pandangan tak percaya.
Hingga Park Jung Wo memberanikan diri untuk melangkah perlahan, mendekati sosok tersebut, memastikan apakah gadis itu benar-benar Han Chae Won.
Jarak keduanya kini hanya satu meter. Mereka lebih menatap, sama-sama memastikan penglihatannya. Tatapan keheranan dan tak percaya.
Tiba-tiba Park Jung Wo merasakan sakit di kepalanya. "Aagh!" Ia memegangi kepalanya, dan kemudian tak sadarkan diri.
Beberapa jam kemudian
Park Jung Wo tersadarkan diri dengan aroma tak asing yang khas, menyambutnya. Seperti bau rumah sakit. Ia tidak pernah menyukainya. Ia mencoba membuka mata, dan terlihat dinding berwarna putih mengelilinginya, serta tirai pembatas berwarna.
"Jung Wo-ya, kamu sudah sadar?" Suara Yuri langsung terdengar di sisinya.
"Yuri-ya." Park Jung Wo menajamkan penglihatannya yang masih sedikit kabur. "Aku di mana ini, Yuri-ya?"
"Kamu ada di rumah sakit, Jung Wo-ya ."
"Di rumah sakit?"
"Ne, kamu di rumah sakit."
"Wae aku bisa berada di rumah sakit?"
"Kamu jatuh pingsan, sejak beberapa jam yang lalu. Apa kamu tidak ingat?"
YOU ARE READING
Memories In Love
RomanceSebuah kisah tentang adanya kemungkinan bertemu kembali dengan kekasih yang sangat kita cintai setelah ditinggalkan pergi untuk selama-lamanya...