- II -

64 13 3
                                    

- Promise -

Kring...

Alarm berwarna putih dikamar seorang gadis berbunyi keras memekik telinga.

" Aduhh alarm setan,ganggu aja lo " omel Dyra

Segera dimatikannya alarm itu dan bangun untuk bersiap.
Hari ini dia sudah janji pada Clara.
Setelah bersiap dengan rambut yang dicacing tulang dan dibiarkannya beberapa helai rambut jatuh dipinggir wajahnya.
Itu membuat Dyra semakin imut dan manis.

Dyra turun kebawah, saat menuruti tangga Dyra bertemu Vano yang masih nampak urak-urakan

" Rajin amat lo" selidik Vano

" Yaiyalah Dyra gitu loh.. " Ucap Dyra berbangga diri

" Sekarang aja baru rajin,dulu mah kebo " sindir Vano

" Bodo " Ucap Dyra tanpa mempedulikan Vano dan berjalan terus.

Dyra menyruput susu strawberry dan memakan sepotong roti selay strawberry kesukaannya.

" Ehh non Dyra udah rapi aja " goda Bi Ira

" Hehe,ada janji sama teman.Mama mana Bi?"

" Aduh non baru juga jam setengah enam,kan nyonya sama tuan biasanya bangun jam enam " jelas Bi Ira panjang lebar

" Oh iy lupa "

" Yaudah non bibi permisi dulu mau lanjut beres-beres " pamit Bi Ira

Dyra berjalan keluar dan berpesan pada Bi Ira agar memberitahu orang tuanya bahwa dia berangkat lebih pagi.

Diperjalan Dyra mampir ke taman dekat komplek rumahnya.

" Masih juga setengah enam,paling si Clara belum datang.Gue mampir aja dulu "

Dyra memarkir mobil putihnya.
Dyra berjalan menuju sebuah danau yang terdapat pohon besar dipinggirnya.
Diatas pohon besar terdapat rumah pohon buatan Dyra dan Revan.Lebih tepatnya buatan Revan untuk Dyra
Dyra naik keatas dan melihat rumah pohon yang tidak pernah dikunjunginya selama satu tahun belakangan ini.

Flashback on.

" Mau kemana sih?"

" Bentara napa sih?"

" Ngapain malam-malam ke danau takut gue"

" Sekarang liat keatas "

" Revan lo nggak macam-macam kan?"

" Maksudnya?"

" Yaa,siapa tau ada cewek pakai pakaian putih diatas terus rambut panjang nya nutupin mukanya gitu" ucap Dyra bergidik ngeri

" Kuntilanak?!Hahahaha,ngayal lo.Cepetan liat"

Saat Dyra mengangkat kepalanya dia melihat sebuah rumah pohon yang dihiasi lampu kerlap-kerlip yang indah.

" Ihh keren " Dyra segera berlari naik keatas

" Ehh awas jatuh" Teriak Revan
Revan segera pergi menyusul Sahabatnya itu.

" Gimana bagus nggak?" tanya Revan dengan alis yang dinaik- turunkan

Dyra menganggukan kepalanya kencang.

" Lucu " batin Revan sambil tersenyum

Dari rumah pohon Dua sahabat itu dapat melihat langit malam yang terpampang jelas diatas mereka.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang