Entahlah.
Gue suka atau nggak,intinya itu dilarang.
Rafa Christiano- Promise -
Jam pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu.Sekolah sudah hampir kosong.
Hanya beberapa siswa siswi yang masih melaksanakan ekskul sekolah.
Seorang gadis hanya dapat meratapi nasibnya yang begitu sial hari ini.
Bagaimana tidak,mobilnya tiba-tiba tak dapat dihidupkan." Aishh " umpat Dyra kesal
" Kenapa nggak diangkat sih telponnya? Orang lagi perlu juga " Ucapnya tak sabaran sambil terus menelpon anggota keluarganya,berharap ada yang mengangkat telponnya dan menjemputnya.
Sedikit lagi gelap dan Dyra tidak mau berlama-lama disekolah.'Takut'Clara sudah pulang dari tadi dijemput pacarnya yang beda sekolah.
Dyra POV#
Aduh kenapa nggak ada satu manusia yang angkat telpon gue sih?
Nih mobil juga pake nggak nyala segala.
Mau gelap lagi,kalo ada setan gimana?
Kan nggak lucu.Duar...
Seperti disengat listrik,badan gue menegang, ada seseorang yang megang pundak gue?
Itu refleks buat badan gue lemas seperti jely, otak gue serasa berhenti bekerja,darah berdesir cepat dan gue mau pingsan sekarang!!" Gue nggak ganggu lo kok?
Sumpah deh..,kalo lo penunggu sekolah jangan ganggu gue yah.Apalagi panggil teman -teman lo yang nyeremin itu.
Mobil gue nggak bisa nyala,jadi gue disini.Lo pergi yah setan? " ucap gue gemetaran dengan mata yang tertutup rapat dan tangan seperti orang memohon.Gue merasa tangan dipundak gue udah nggak ada dan beberapa detik kemudian terdengar tawa kencang seseorang.
Tepatnya cowokAuthor POV#
" Buahahaaha " tawa Rafa sangat kencang sambil memegang perutnya.
Dyra yang heran segera membalikan badannya dan mendapati cowok yang dia tabrak tadi pagi tertawa kencang.
Membuatnya berjuta-juta kali lipat lebih tampan.Rafa meredakan tawanya,
" Orang ganteng gini bilangnya penunggu sekolah"" Yah mana gue tau " elak Dyra
" Jutek-jutek takut hantu,adih apaan tuh?"
" Tau ah " Ucap Dyra sok jutek.Padahal dia sedang menetralkan jantungnya dan mulai menebalkan muka.
" Ngapain masih disekolah?"
" Nih mobil gue nggak bisa nyala " ucap Dyra sambil mengusap wajahnya kesal dan menetralisirkan kepanikannya barusan.
Tiba-tiba sebuah tangan melingkar dilehernya
" Butuh tumpang?"Dyra yang kaget atas peelakuan Rafa berniat melepaskan tangan kekar itu dari bahunya.Namun Rafa malah mengeratkan tangannya dan terlihat seperti sebuah pelukan.
" I-itu anu,mobil gue ditinggal? " tanya Dyra memberanikan diri.
Sedari tadi jantungnya seperti seseorang baru lari marathon." Nanti gue panggil temen gue,dia punya bengkel kok.
Yang penting lo aman biar nggak diculik sama penunggu sekolah " Canda Rafa ketika sampai diparkiran motornya berpada" His ngomong dijaga yah? " Dyra merasa malu setengah mati,sejak kejadian tadi.Dia bahkan terlihat seperti orang idiot.
" Mau naik nggak nih " Rafa membuyarkan lamunan Dyra. Sejak tadi dia sudah duduk manis dimotor ninja hitamnya itu
" Iya-iya" ucap Dyra
" pegangan "
" Ogah"
" Yaudah "
Rafa menancap gas kencang keluar parkiran sekolah.
Membuat tangan Dyra yang berada dipaha mulusnya secepat kilat memeluk pinggang Rafa erat." Haha,rasain tuh Keras kepala " batin Rafa terkekeh geli
" Nih cowok kok kek bangke yah? Bawa motor udah kek orang ngajak mati " omel Dyra dalam hati
Rafa menambah kecepatan motornya,membuat Dyra menutup matanya erat.
Setelah beberapa menit berkutat dalam ketakutan Dyra merasa kalau motor Rafa mulai pelan dan berhenti.
Ketika dibuka matanya dia merasa aneh dengan tempat ini.
Pasalnya ini bukan rumahnya,melainkan di sebuah bukit." Ngapain Rafa bawain gue kesini? Udah mau gelap lagi" batin Dyra.
Beberapa pikiran kotor menghantuinya.
Bagaimana dia langsung percaya pada Rafa begitu saja yang notabenenya orang asing?
Bagaimana kalo Rafa adalah orang jahat berparas tampan?
Kalo dia diapa-apakan Rafa?
Semua pertanyaan itu terngiang-ngiang dikepala gadis cantik itu
Fix Dyra merasa akan gila sekarang.Oke slow update.
Maafkan saya😅
Makasih buat kalian yang udah baca cerita nggak jelas ini.
Jangan lupa vote+comment 👇
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
Teen FictionCerita ini tentang seseorang yang selalu hadir sebagai peganti dia. Mengisi hari-hari gue dengan berbagai warna yang dulunya hanya hitam putih tanpa bercak warna. Ini bukan bagaimana seseorang yang pertama,ini bagaimana seseorang yang selalu ada. Di...