Kini selembaran surat seleksi ada di tangan pria bernama Radit Amar Pratama masih beramplop berwarna coklat,dan belum dibuka sedikitpun belum ada sobekkan yang ia perbuat terhadap surat itu.Ia terdiam di suatu taman yang letaknya dekat sekali dengan sekolah,duduk di kursi taman sendirian.
"aku tidak berani membukanya.."bisikan dalam hati radit kini semakin membuat otak dan hatinya merasa kacau,dengan alasan apabila ia tidak lolos seleksi olimpiade kimia maka ia harus berusaha lagi lebih banyak lagi untuk nya suatu pengorbanan mewujudkan mimpinya untuk belajar ke negara yang ditujunya yaitu Jepang.Tapi,di sisi lain ada rasa berat yang belum bisa ia katakan sekalipun hanya hatinya kini yang mengetahui apa yang ia rasakan.Ia tidak bisa meninggalkan orang yang disayanginya sekalipun itu keluarga,sahabat,teman ataupun perasaan yang belum bisa ia ungkapkan sampai saat ini.
"TREEENENGG.. TRENENGGG..
Kini radit mengecek handphonenya bunyi nada sms di ponselnya membangunkannya dari lamunannya sms dari salah satu temannya bernama rama.
"Radit gimana lo lulus seleksi ga?menang dong lu ke jepang."
"gw blm buka suratnya." Jawab Radit singkat.
"Kenapa?" jawaban rama bertanya-tanya tapi radit hanya membacanya tanpa membalas sedikitpun kini radit memutuskan untuk pulang dan kembali ke kamarnya,kamar yang bisa dikatakan markas bagi seorang radit bayangkan pintunya saja ada tulisan melekat "Dokumen sangat rahasia,dilarang dibuka tanpa izin pemilik".
Ditha Pov
Aku hanya terdiam dikamarku yang bercat berwarna ungu,memandangi jendela bahkan awan yang sudah mendung ini tapi belum ada kepastian akankah turun hujan saat ini.Ini cuaca pantas sekali untuk orang berhibernasi tapi lain untukku,aku bahkan tau tadi yang kulihat dikelas saat pelajaran kimia kini guru kimiaku memberi kertas dengan amplop berwarna coklat kepada radit sambil tersenyum dan mengatakan.
"Ini hasil semangat dan kerja kerasmu.."
Teman-temanku lantas bersorak,otomatis di bennakku "Berpisah dengan Radit,tidak ada kenangan lagi yang akan terjadi"namun yang tidak kusangka radit bahkan hanya memasang wajah datarnya sambil memasukan surat yang ia terima dari guru kimiaku ke tasnya,ia menganggap tidak terjadi apa-apa dan membuat teman-temanku binggung.
Pagi ini tepat hari kamis,hari dimana siswa-siswi paling cepat pulangnya jam 12 siang.HAHAHA senang dong ya biasa pulang jam 2 siang bahkan ada yang pulang sampai jam 5 sore.Aku memasang senyum terpaksaku pagi ini sambil seraya duduk di belakangnya radit seperti biasa.kelas masih terlihat sepi sekali ya jelas masih jam 6 pagi ini dan anehnya aku datang kepagian kali ini.
Aku hanya melihat beberapa siswa yang bisa dikatakan bisa dihitung dengan jari,hanya ada aku,radit dan ke10 teman sekelasku. Bayangkan sintia,ita,fitri belum datang juga.aku hanya memperhatikan radit yang sedang membaca buku Rumus fisika lengkap 489 halaman.
"ehemm..."kini suaraku pura-pura batuk agar radit menengok ke belakang.
Tapi hasilnya nihil,bahkan radit tak terganggu sedikitpun dan tak menenggok ke belakang.
"Gak peka!" teriakku di dalam hati dengan wajah yang sangat kesal,tiba-tiba radit menenggok ke belakang dan memberi sehelai saputangannya berwarna hitam dengan corak merah.
"pake tuh buat nutupin batuknya " kata radit sambil melihat mataku.
"Hah?iya.." dengan ekspresi kaget,lalu melihat radit berpaling ke arah semula sedang membaca bukunya. Tiba-tiba,sintia,ita dan fitri datang...
"eaaa.. tumben dateng pagi." Kata mereka bertiga seraya mengolok-ngolokku dan mereka langsung duduk di tempat masing-masing kini yang berada di sampingku adalah fitri.suasana kelas saat ini bisa dikatakan sudah ramai,jam pelajaran pun sudah dimulai pelajaran agama islam saat ini sampai jam istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pangeran Tampan yang kejam
Storie d'amoreIni cerita gue nyata asli menghadapi seseorang dengan sikap kurang jelasnya dia tampan banget seangkatan tapi gue memendang rasa asli sama dia sampai sekarang hingga suatu ketika dia benar pergi ninggalin gue,dan juga mengisahkan ke3 sahabat gue yan...