Bunyi alarm yang ia pasang membuat Laras perlahan terbangun dari tidurnya, namun ada yang aneh tubuhnya sangat susah untuk digerakkan. Laras menyadari jika kini ada seseorang yang memeluknya, kontan ia langsung berteriak.
Justin terbangun karena teriakan Laras, ia membekap mulut wanita itu dengan tangannya karena jeritan Laras sangat berisik. Mata wanita itu melotot shock melihat siapa yang membekap mulutnya, Justin pria yang tidak ia harapkan kehadirannya.
Laras melepaskan tangan Justin, belum habis keterkejutannya ia makin bertambah kaget saat menyadari semua kancing piamanya terlepas hingga payudaranya yang tidak memakai bra menggantung dengan indah. Tak hanya itu Laras juga menemukan banyak sekali bekas kemerahan di area dadanya, pasti Justin sudah berbuat hal tidak senonoh padanya.Oh tuhan, setelah ini ia harus mandi kembang tujuh rupa, di tujuh sumur berbeda agar status jandanya masih terjaga. Justin benar-benar pria sialan, yang dengan seenaknya mengambil kesempatan.
“Apa yang sudah kamu lakukan?” tanya Laras dengan panik, Justin tersenyum kecil menurutnya wajah panik Laras sangat lucu.
“Kamu tidak ingat, tadi malam kita bercinta dengan sangat panas desahanmu bahkan sangat keras.” Ucap Justin.
Mulut Laras sedikit terbuka, ia bercinta dengan Justin tanpa ia menyadarinya. Justin pria kejam yang menggagahinya di saat ia sedang tidur, Laras memeluk lututnya menangis sesenggukan seperti anak kecil yang kehilangan mainan kesayangannya.
“Hei, kenapa menangis?” tanya Justin sedikit panik melihat Laras menangis.
“Jangan sentuh aku! Kenapa kamu tega sekali denganku, aku salah apa?” Justin menangkup wajah Laras menghapus air mata wanita itu.
“Maaf, aku hanya bercanda jangan menangis.”
“Bercanda kamu bilang, lalu bekas di tubuhku ini apa?” Justin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tiba-tiba ia merasa kikuk saat ditatap Laras.
“Aku memang mencumbumu, tapi hanya sebatas itu tidak lebih.” Sahut Justin, walau hanya sebatas mencumbu Laras merasa Justin keterlaluan ia mengambil bantal dan memukul Justin sepuas mungkin. Justin menangkap tangan Laras dengan mudah ia mengambil bantal itu dan melemparnya, Justin menatap Laras dengan mengejek kalau tenaga wanita itu tidak berarti apa-apa untuknya.
“Dasar pria kurang ajar!” Justin menyeringai jahil.
“Kalau begitu ajari aku untuk menjadi pria baik-baik.” Laras mendorong keras tubuh Justin.
“Pergi sana!”
“Tidak mau pergi sebelum kamu menerima cintaku.”
“Dasar pria aneh, pergi sana aku tidak suka dengan pria kasar sepertimu.” Laras hendak turun dari ranjangnya, namun Justin dengan sigap menarik Laras hingga wanita itu jatuh menimpanya. Justin tentu saja menang banyak ia dapat merasakan payudara Laras yang empuk menekan dadanya, tidak ingin membuang kesempatan berharga Justin langsung melumat bibir Laras.
“Bunda!” Seruan dan ketukan pintu menyadarkan Laras yang sempat terbuai dengan ciuman Justin yang begitu lembut, dengan pipi merona Laras bangun dari posisinya yang menindih Justin ia merapikan piamanya lebih dulu. Laras membuka pintu kamarnya ia mendapati Rafka sudah rapi dengan seragam sekolahnya, Rafka memang sudah bisa mandi dan memakai bajunya sendiri karena Laras selalu mengajarinya untuk menjadi anak mandiri.
“Bunda kenapa belum mandi? Aku mau berangkat ke sekolah.” Ucap Rafka melihat Laras masih memakai piama, ia menatap heran seorang pria yang ada di kamar Bundanya.
“Bunda Paman itu siapa?” tanya Rafka, Laras menoleh kearah Justin pria itu tersenyum manis. Justin berlutut agar tingginya sejajar dengan Rafka, ia mengulurkan tangannya seolah ingin berkenalan dengan bocah tampan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Cinta Sang Janda
Romance÷Tersedia versi cetak dan ebook *Senson 2 "Kubeli Istrimu" sebelum baca cerita ini ada baiknya baca cerita itu dulu* Apa jadinya bila Justin pria yang memiliki rasa gengsi tingkat tinggi tergila-gila pada seorang janda, bahkan ketika wanita itu masi...