Suasana hati gue sekarang bisa dibilang sumrawut gegara sesosok makhluk ganteng dengan tampang ngeselinnya lagi menatap tajam gue. Heran gue. Melotot mulu hobinya.Tadi dia abis ngomel ke gue soalnya gue ngga bilang kalo mau ke studio N pagi-pagi. Abisnya gue ngga tega bangunin dia. Semalem dia pulang jam satu pagi dari kantor. Hal itu bikin gue jadi sungkan buat minta anter dia. Alhasil gue naik bus buat sampe ke studio N.
Dia berdehem, " Kenapa ngga bangunin saya?," Tanya dia
" Gue ngga tega bangunin lo. Soalnya gue tau semalem lo pulang jam satu pagi." Jelas gue.
Oke. Semenjak gue terima lamaran dia, dia————Sehun jadi lebih posesif dengan hal apapun yang berhubungan dengan gue. Entah harus senang atau terkekang, gue juga ngga tau. Tapi sejauh ini, gue akuin kalo dia punya sifat pelindung.
" Saya maafkan. Lain kali kalo mau ke mana-mana, bilang sama saya. " Kata dia sambil berjalan ke arah gue.
Tangannya terangkat merapikan anak rambut gue yang nackal ke belakang telinga.
Apalagi ini?!
" Kapan photoshootnya dimulai?-" Tanya dia sambil menatap lembut gue. Nah gini kan adem.
" Se—tengah jam lagi." kata gue gugup.
Ampun dj.
Hayati nyerah ditatap sedemikian intens sama babang ganteng. Hwhw
" Masih ada waktu," Kata dia.
Gue cengo. Kok gue jadi ambigu ya?
" Maa—maksudnya?," tanya gue harap-harap cemas.
Dia mengerenyitkan dahi,
" Maksud saya masih ada waktu untuk kamu dandan. "Nah kan. Kan. Otak gue udah ngehayal ke mana-mana, taunya mah cuma nyuruh gue dandan. Miris.
" Yaudah sana lo keluar, gue mau dandan bentar." Kata gue sambil membalikkan badan dia dan mencoba mendorongnya keluar,
" Ngapain saya keluar? Saya cuma mau liat kamu dandan doang," Sehun.
" Yaudah yaudah. "
Gue memposisikan duduk menghadap cermin besar didepan gue ini. Tangan gue sibuk menjelajah setiap bagian muka yang gue rasa perlu dipoles. Uwihh. Makin cantik gue kalo udah dandan. Wkwk
Oh ya btw, gue memilih dandan sendiri. Alasannya karena gue bisa mengaplikasikan make up sesuai keinginan gue.
" Irene, make up kamu jangan terlalu tebal. Jelek, ngga bagus." Kata dia komentarin make up gue.
" Gue juga tau jelek itu artinya ngga bagus. Lagian ini udah tipis kok," Balas gue sambil makein blush on kedua pipi gue.
Dia berdiri lagi, menghampiri gue. Memutar kursi gue sampe menghadap dia, " Ya ampun irene. Kamu pake bedak apa tepung terigu? Muka kamu kaya adonan bakwan!—"
Calon suami laknat yang kaya gini. Doyan banget menghardik calon istrinya. Hiks.
Muka gue dibilang kaya adonan bakwan gengz.
Muka sehun kaya pantat wajan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Husband ✔ OH SEHUN
FanfictionREVISI JALAN. ALUR CEPAT. Hidup gue kok kaya ada manis manisnya gitu ya pas nikah sama lo? - Irene -