Nineteen.

344 60 11
                                    

Biarkan malam menjadi saksi bahwa kita telah mengikat janji.

- Sehun -

IU - Through the night🎶

***

Sambil memperhatikan sekitar, gue jalan mendekat ke arah Sehun yang lagi tiduran diatas ranjang. Mata gue merasa takjub sekaligus takut.

   " Lo seriusan pengen nginep dibawah laut begini?," Tanya gue memposisikan duduk disamping dia.

Tanpa melek sedikitpun, dia cuma berdehem menanggapi pertanyaan gue.

   " Terus kalo ada hiu gimana bihun? Gue gamau ah jadi jamu."

Sehun melek, kemudian bangun dari posisi tidurnya. Dahi dia mengkerut, " Jamu?,"

Gue mendecih, " Janda muda. Gue ogah jadi janda muda."

   " Jadi secara ngga langsung, kamu mendoakan saya supaya dimakan hiu gitu?,"

Gue nyengir, " Ya ngga gitu juga. Gue cuma takut."

Sehun tersenyum, mengambil tangan gue untuk dia genggam. " Kamu tenang saja. Dibawah sini aman. Liat, dari sini kita bisa lihat banyaknya jenis ikan." Sehun menunjuk langit-langit kamar.

Gue mendongkak, mengikuti arah telunjuk Sehun. Selanjutnya tersenyum.

   " Eh kalo gue mau mandi, gimana bihun? Kebuka semua gini."

Sehun berdiri, jalan menuju sebuah ruangan lagi yang ada ditempat ini. Tangannya menarik tirai yang menutupi ruangan itu.

   " Untuk kamar mandi, ada tirai dan atap penutupnya. Jadi kamu tenang saja."

Gue bernafas lega.

   " Ohya, saya lupa bilang. Sebenarnya seseorang ngga akan bisa lihat kita dari luar sana. Cuma kita yang bisa ngeliat mereka."

   " Hah? Ngga bisa tompel lo. Ini kaca transparan hun,"

   " Itulah hebatnya teknologi. Sudah jangan dipikirkan. Sekarang kamu istirahat saja."

Gue menuruti omongan Sehun yang meminta gue untuk istirahat. Karena memang badan gue capek banget.

Gue meletakan handphone diatas nakas sebelah ranjang. Melepas sepatu, dan langsung menghempaskan tubuh gue ke ranjang empuk ini.

Gue melirik Sehun yang lagi ngeluarin beberapa bajunya dari koper. " Lo ngga ikutan istirahat?"

Sehun menoleh, " Kamu duluan saja. Saya mau mandi. Nanti biar saya tidur di sofa itu."

Ada rasa ngga enak muncul dari hati gue. Sebenarnya gue sangat ngga tega ngeliat Sehun yang harus selalu mengalah untuk gue.

Gue mengamati punggung dia dari belakang, " Maafin gue hun." Lirih gue pelan.

Ngga lama setelah itu kesadaran gue mulai menghilang perlahan-lahan. Sampai sepenuhnya gelap. Dan ya, gue tertidur.

***

Pelan-pelan gue menyelimuti badan Sehun yang udah pulas tertidur di sofa kamar.

Tadi pas gue bangun, gue ngeliat Sehun masih tidur dengan posisi meringkuk. Gue bisa jamin kalo dia pasti kedinginan. Akhirnya gue mengambil selimut yang gue pake tadi untuk menghangatkan badan dia.

Perfect Husband ✔ OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang