Nine.

393 66 20
                                    

Gue menghela nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya pelan pelan. Lalu menatap tajem seseorang yang sekarang duduk persis didepan gue.

Dia keliatan ngga peduli dengan pelototan gue,

   " Engga usah melotot gitu. Saya tau kamu susah melek," Kata dia tersenyum miring.

Kan. Ngga sadar. Mata sendiri juga minim

   " Ngapain lo ngelarang gue buat ikut pemotretan?," Protes gue,

Dia terkekeh, dan ngalih pandangan ke tiga makhluk item yang lagi menatap kita berdua dengan muka cengonya.

   " Kapan pemotretannya? Dimana?," Tanya dia.

   " Besok, di Studio baru gue," Kata N gugup. Gimana nggak gugup, Sehun ngomong pake dengkul. Ngga pake otak.

   " Kalo kamu ngotot mau ikut, berarti saya juga ikut."

Gue mendecak, " HELL. Gue bukan anak bebek yang lo giring. Gue tau jalan pulang,"

   " Siapa yang bilang kamu anak bebek?," Dia———sehun, ternyata masih sama ngeselin dengan hari kemaren.

   " Pokoknya gue tetap mau ikut. Lo ngga berhak ngatur ngatur gue."

   " Saya calon suami kamu." kata dia sambil senyum. " Juga bos kamu,"
Sumpah gue benci banget ngeliat senyum dia sekarang.

   " Lo mau nikah ren?," Kali ini Kai yang ngomong.

Setan emang si sehun, pake ngomong kalo dia calon suami gue segala.

Gue mengepalkan tangan, masih dengan melotot ke arah sehun. Sedangkan sehun, tangannya meraih secangkir milk coffe yang dia pesan tadi. Dan mulai meyeruputnya, Raut mukanya keliatan santai banget.

    " Yaiyalah gue mau nikah. Tapi nanti. Bukan sekarang," Kata gue ngegas ke arah Kai. Kai cuma ngangguk,

   " Btw kalo lo beneran nikah, boleh dungg gue MCnya," Sahut mingyu dengan cengiran kudanya.

Btw kalo beneran dia MCnya, cabe cabean komplek bisa reuni di rumah gue.

Oke. Kembali ke calon suami laknat.

   " Gimana? Terima tawaran saya?," Kata sehun lagi.

Gue memijit pelipis gue yang kerasa sakit, pusing gue mikirin Calon suami dari neraka ini.
Kadang gue sayang, kadang juga pengen gue tendang.

   " Yaudah gue iyain. Tapi lo ngga usah ngerecokin gue disana," Tunjuk gue ke sehun.

Sehun mengendikan bahu,
" Sekarang sih belum. Ngga tau kalo sore, tunggu aja."

N a j i s

   " Ngga usah sok jadi Dilan. Muka lo lebih pantes jadi orang orangan sawah." kata gue rada sewut dan jutek,

   " Kok gue jadi pengen nabok lo berdua ya?," Kai ngomong dengan ngeliat gue sama sehun lekat-lekat.

   " Mas seh———" N.

   " Jangan panggil saya mas. Panggil sehun." Koreksi sehun yang ngga suka dipanggil pake embel embel 'mas'.

  " Oh oke," N tersenyum simpul, " Besok gue tunggu kalian berdua. Ntar gue sms-in alamatnya ren,"

Gue mengangguk, " Sorry ya, kelakuan bayi bajang emang gini,"

   " Siapa bayi bajang?," Tanya sehun.

   " Lo." gue memincingkan mata ke sehun.

   " Titisan tutur tinular dongg," Mingyu.

   " Titisan setan," Gue.

Perfect Husband ✔ OH SEHUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang