Happy Reading
"Mulai sekarang apapun yang berkaitan denganmu akan menjadi urusanku, sebelum akal sehatku hilang, jauhi pria itu. Mengerti?!" desis Jopan, kemudian melepaskan tangan Jola dari genggaman tangannya.
Jola terdiam di tempat menyadari apa yang baru saja terjadi. Bukan kata-kata Jopan tapi, suara dan deru napas pria itu yang penuh penekanan namun terdengar lembut sukses membuatnya bergidik.
"Apa itu tadi?"Batin Jola, menyentuh bagian belakang telinganya sembari memperhatikan Jopan menghilang dari pandanganya.
di depan kelas Jopan menjelaskan teorinya. Sesekali tatapannya bertemu dengan gadis di sudut ruangan itu, membuat Jola sedikit salah tingkah.
"Baiklah, kalian bisa membaca ulang dan tanyakan apa yang kurang jelas, mengerti?"
"Mengerti Pak .... " Jopan mengakhiri penjelasanya dan sekilas melempar senyum saat Jola melihatnya.
Jola bergeming, menganggap kalau Jopan memang sedikit aneh.
"Jola, kamu sudah siap untuk ujian besok?" Bisik Tio dari mejanya yang bersebelahan, Jola mengangguk dan mendapat acungan jempol dari Tio.
Bel sekolah berbunyi panjang sebagai tanda pulang. Para murid yang tadinya hening seketika menjadi riuh merasa bebas.
"Oke. Sampai ketemu di pelajaran berikutnya." ujar Jopan
"Baik Pak ..., " serentak murid menjawabnya.
"Jola, Anggi dan Rexxan, tolong tinggal di kelas sebentar, ada yang ingin Bapak sampaikan." ujar Jopan sembari mengecek beberapa file yang ia bawa.
Jola menghela napasnya. Ada apa sih? batinya sambil mengemasi buku-bukunya yang ada di atas meja.
Jola mengingat kalau hari ini ia akan menemui seseorang di suatu tempat, dan tanpa berpikir lagi ia membaur dengan Tio yang hendak keluar kelas."Lah, kan tadi kata Pak--,"
"Brisik ah." Sela Jola sambil mengikuti langkah Tio ke luar kelas."Besok kalian sudah mulai ujian kan, Bapak harap kalian bertig ... " sebentar Jopan terdiam begitu menyadari Jola tak ada di sana. "Jola di mana?"
"Pulang duluan, Pak," jawab Rexxan, membuat Jopan terlihat mengeluh putus asa. Ah anak itu.Batinnya.
"Ya sudah sini mendekat," Anggi dan Rexxan menghampiri Jopan ke depan.
"Ada beberapa simulasi yang Bapak kumpulkan dari guru tiap mata pelajaran kalian, sudah Bapak photo copy menjadi tiga bagian dan kalian tinggal pelajari. Ini akan sangat membantu untuk ujian besok." Jopan membaginya pada kedua anak itu.
"Rexxan kamu masih les private kan?"
"Masih pak," jawab Rexxan mengangguk.
"Bagus, kau bisa minta guru private membantumu untuk mempelajari soal yang kurang kamu tahu, ya."
"Baik Pak,"
"Bapak berharap salah satu di antara kalian bertiga bisa memenangkan kompetisi ini, Bapak sudah pernah jelaskan bukan? Meskipun kalian memiliki uang tapi nilai kalian tidak memenuhi syarat untuk kuliah di sana, itu percuma. Jadi gunakan kesempatan ini dengan baik, Oke? "
"Oke, Pak." jawab Anggi dan Rexxan bersahutan.
"Ya, sudah kalian bisa pulang!"
Anggi dan Rexxan segera keluar kelas tapi ..."Anggi, tunggu!" Jopan menghentikan langkah Anggi saat di ambang pintu.
"Iya pak," sahut Anggi memberi kode pada Rexxan untuk pergi duluan, Jopan mengumpulkan bukunya dan memasukkan ke dalam tas kemudian menentengnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
WALI KELAS
Teen FictionCerita pertama terinspirasi dari drama School 2017. Alur cerita sangat berbeda. Silakan di baca dan beri dukungannya dengan cara : Baca - Komen - Vote. _______________________________________ Apa yang membuat Jopan seorang guru penasaran pada muri...