Happy Reading
Note : Ingatkan kalau ada Typo ya.
☣️☣️☣️
Kedua tangan gadis itu mengepal, menyusuri koridor yang sudah sepi. Pelajaran pertama sedang berlangsung, kakinya terhenti saat mendekati pintu kelas. Ia mengatur napasnya yang terasa sesak. Sorot matanya benar-benar menunjukkan kalau ia sedang marah. Benci dengan apa yang baru saja di dengarnya.
Memanggil orang tuangnya? Ck! Jangan harap. Ia lebih memilih di keluarkan atau beasiswanya di cabut daripada harus melibatkan orangtuanya.
Setelah berhasil berdamai dengan hatinya, Ia berjalan dan mengetok pintu menginterupsi guru yang sedang memberi penjelasan di depan kelas. Bambang guru Matematika itu mengangguk memberi izin untuknya.
Selama pelajaran berlangsung, Jola kehilangan konsentrasinya. Beruntung
bel istirahat berbunyi menyelamatkanya. Jola langsung menutup bukunya dan membenamkan wajah di antara kedua tangannya di atas meja.Tio, memperhatikan Jola dari tempat duduknya kemudian bangkit mendekati Jola, saat bersamaan Fatris berniat ingin mengajaknya makan di kantin. Tapi, niat Fatris gagal ia mendengus kembali duduk.
Kesal? Pasti! Jelas terlihat dari mimiknya yang memberengut.
Tio mengetokkan jarinya di meja, membuat gadis itu mengangkat kepalanya.
"Aku traktir makan di kantin, mau?"
Jola mengelengkan kepalanya malas. Tio berdecak sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Menurutnya gadis itu perlu di paksa. Makan? itu hanya alasan. Ia ingin membantu Jola menenangkan diri. Setidaknya sebagai pendengar yang baik, seperti biasa mereka lakukan.
Tio memberanikan diri menarik tangan Jola hingga membuatnya bangkit dari duduknya. Pasrah!
Fatris. Gadis yang selalu membawa alat make up itu benar-benar kesal melihat perlakuan Tio pada Jola.
Brakkk....
Jola merasa sesuatu menyandung kakinya hingga membuatnya terjungkal, ia memekik kesakitan menahan rasa nyeri. Dengkul Jola membentur lantai.
"Ya ampun maaf, apa karena aku?" Tio panik membantu Jola bangun. Ada rasa bersalah di wajah pria itu.
Jola berdiri tegak dan menghela napas panjang. Kedua tangannya mengepal serta tatapanya nyalang ke kaki Anggi yang keluar dari kolong mejanya. Ia nyakin perempuan itulah yang membuatnya terjatuh.
Sadar akan tatapan Jola, Anggi malah menatap balik tak kalah tajamnya. Sementara Fatris yang duduk di belakang Anggi terlihat cuek seolah tak terjadi apa-apa.
"Apa?" Anggi melotot. Membuat Jola jengkel ia mengayungkan tangannya menampar Anggi.
"Lo sengaja bukan?" teriak Jola membuat beberapa murid yang berada di koridor masuk kelas. Anggi memekik memengangi pipinya yang sakit.
Melihat adengan itu Fatris melenggang keluar kelas. Tak terima ditampar, Anggi berdiri dan hendak menyerang balik Jola, tapi berhasil di cekat Tio.
"Anggi.Cukup!" Tio menahan Anggi, "please... ada banyak orang di sini." desis Tio "kamu nggak mau kan jadi tontonan gratis mereka." sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WALI KELAS
Teen FictionCerita pertama terinspirasi dari drama School 2017. Alur cerita sangat berbeda. Silakan di baca dan beri dukungannya dengan cara : Baca - Komen - Vote. _______________________________________ Apa yang membuat Jopan seorang guru penasaran pada muri...