Will you be mine ?
"Posenya itu loh." seseorang yang bertubuh jangkung, ganteng kek Jefri Nichol, dan badanya yang atletis itu menghampiri mereka dengan membawa handphone miliknya.
"ALVIN?!!" Teriak makhluk yang bernama Dani itu.
"Lo kenal dia?" Tanya Dina pada Dani dengan penasaran. Kok dia kenal sama cogan ini sih.
"Dia musuh gue." Dani menatap tajam pada orang yang bernama Alvin itu.
"Gue baru tau, lo sekolah disini juga." Cowok itu tersenyum sinis pada Dani.
"Cepetan pergi dari sini?!!" Dani membentak Alvin lalu menunjuk ke arah menuju gerbang sekolah.
"Dimana sopan santun lo? Lo ngusir gua?" Cowok itu berbicara dengan santai, berbalik dengan Dani.
"Gue bilang, pergi?!!" Teriak Dani lagi.
"Lo gak berhak bentak gue, gue punya foto dari pose lo sama cowok tadi, ini sebagai bukti kalo lo gak normal. Jeruk kok makan jeruk." Ia memperlihatkan foto yang ia ambil tadi.
Dani langsung berdiri. Ia berusaha mengambil hp cowok itu, tapi usahanya gagal. Beberapa orang yaitu temanya Alvin sudah berdiri di belakang cowok itu, yang siap untuk menyerang Dani kapan saja.
"LICIK LO?!!" Terlihat dari sorot matanya ia mulai sangat marah.
"Udah Dan, mending kita pergi aja yuk." Dina berusaha menarik tangan cowok itu untuk pergi.
"LEPASIN GUE?!!" Dani berusaha melepaskan pegangan Dina.
"Dina benar, kita pergi aja." Dwiky lalu membantu untuk membawa Dani ke tempat parkir.
"Buruan pergi?!! Lu mau gue sleding di sini?!!" Rahma pun turun tangan, ia menarik tangan Dani menuju parkiran.
"JANGAN PEGANG TANGAN GUE! GUE BISA JALAN SENDIRI?!" Cowok itu mengibaskan tangannya, lalu berjalan menuju parkiran.
Melihat Dani kesal. Orang yang bernama Alvin itu hanya tersenyum miring.
"Oh, ok." Dwiky mengangkat kedua tangannya menandakan ia sudah tidak memegang tangan cowok itu lagi.
Seketika suasana hening. Tak ada yang memulai obrolan.
"Hmm, karna tangkapan gue lepas tadi. Gimana kalo kita beli jangkrik aja, tempatnya gak jauh kok dari sekitar sini. Gimana guys?" Dwiky memecahkan keheningan.
"Setuju?!!" Ucap Dina dan Rahma, kecuali Dani. Tuh anak diam aja, kek mayat berjalan.
Setelah beberapa menit, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Tempat itu membudidayakan binatang jangkrik. Kalian jangan salah, jangkrik punya banyak manfaatnya loh.
Mereka semua lalu memasuki tempat itu, bangunan itu berbahan dasar dari kayu, yang terlihat jelas bangunan itu sudah lama dibangun.
"Permisi pak, saya disini mau beli jangkrik." Dwiky memulai obrolan dengan seseorang yang sedang memberi makan jangkrik itu.
"Oh boleh, mau beli harga berapa mas?"
"Sepuluh ribu aja."
"Oke, tunggu sebentar ya."
Bapak itu pun lalu pergi meninggalkan mereka. Dia mengambil jangkrik lalu dimasukkannya ke dalam plastik.
"Ini mas." Ia memberikan jangkrik itu pada Dwiky.
"Ini uangnya, makasih pak." Dwiky memberikan uang selembar yang bertuliskan sepuluh ribu rupiah.
"Sama-sama mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
D3 [ Dina, Dani, & Dwiky ]
Teen FictionDani ingin menemui teman masa kecilnya sekaligus penyelamatnya. Ia sering menyebut dia sebagai peri kecil. Ia pernah memberikan hadiah pada anak itu berupa headset, dan headset itu berwarna biru dan ada tulisan sebagai ciri khas hadiahnya. Bagaimana...