Saat pertama masuk kelas. Dina langsung menyimpan tas nya di bangku bagian kedua, yang letaknya paling pinggir dan jauh dari meja guru di bagian ujung. Tujuannya agar jarak dia dengan guru jauh. Karena menurutnya, jika dia duduk paling belakang pasti tatapan guru selalu mengarah bagian meja paling belakang. Ia sengaja memilih tempat yang strategis dan tentunya jauh dari pandangan guru.
Karena Dina malas berada di kelas. Ia pun langsung mencari angin dengan berjalan-jalan ke luar lingkungan sekolah. Gadis itu memakai headset yang telah terpasang di kedua telinganya, ia sedang mendengarkan lagu Shawn Mendes - show you. Dina sangat mengidolakan shawn mendes karena ia memiliki suara yang bagus, umurnya masih muda, ganteng, putih, dan kawan kawannya. Selain mengidolakan shawn mendes, Dina juga menyukai minion. Apalagi di dalam kamarnya banyak poster gambar minion, boneka minion, walpaper hp minion, dan sejenisnya.
Saat berjalan-jalan, Dina tak sengaja melihat orang yang terjatuh. Ia hanya meringis kesakitan dan baju putih seragamnya kotor terkena tanah. Orang yang melihatnya hanya menertawai dia.
"Emang dia sedang melawak, apanya yang lucu coba, lihat orang yang jatuh." Batin Dina lalu menghampiri gadis tersebut.
"Kamu gapapa kan?" Dina merasa kasihan terhadap gadis tersebut yang menjadi pusat perhatian para siswa.
"Gapapa kok, cuma baju seragam nya kotor doang." gadis tersebut langsung berdiri dan membersihkan rok bagian belakang dan membersihkan baju nya yang kotor.
"Kamu kelas berapa?" tanya Dina sambil melihat penampilan gadis itu dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Kelas X MIPA 3." Jawabnya masih membersihkan sisa-sisa debu di seragamnya.
"Wahh berarti kita sekelas dong!" Mata Dina berbinar-binar karena bisa bertemu dengan teman sekelasnya.
"Bagaimana kalau kamu duduk bareng aku aja, mau gak?" Ajak Dina pada gadis itu.
"Hmm.." gadis tersebut mikir beberapa saat dan langsung melontarkan ucapannya. "Boleh kalau gitu." gadis tersebut mengembangkan senyum manisnya. "Ngomong-ngomong nama kamu siapa?" karena kelamaan mengobrol mereka sampai lupa untuk berkenalan satu sama lain.
"Dina." ia langsung tersenyum kepada gadis tersebut, "kalo kamu?"
"Nama aku Rahma." senang berkenalan denganmu.
"Hahaha... Iya iya aku juga senang bisa berkenalan, plus mendapatkan teman baru di sekolah ini. Ayo kutemani kamu ke toilet, baju kotormu harus segera dibersihkan, bentar lagi bel masuk. Ayo cepat-cepat kesana." Pinta Dina, ia langsung menarik lengan Rahma, tanpa persetujuan gadis tersebut.
Saat keduanya menuju toilet, mereka harus melewati lapangan terlebih dahulu. Lapangan tersebut dipenuhi oleh orang-orang yang sedang bermain bola. Saat mereka sedang berjalan dan tengah mengobrol tiba-tiba bola mengelinding menghampiri mereka berdua.
"Ngapa ni bola mengelinding kesini sih, dari sekian banyak orang kenapa harus ke kita." ucap Dina kesal.
"Iya... mungkin udah takdir Din."
"Coba ni bola ibarat jodoh, udah anggap takdir dari tadi juga."
"Udah, gak usah sedih. Nanti juga kalo waktunya pas pasti ketemu jodoh lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
D3 [ Dina, Dani, & Dwiky ]
Fiksi RemajaDani ingin menemui teman masa kecilnya sekaligus penyelamatnya. Ia sering menyebut dia sebagai peri kecil. Ia pernah memberikan hadiah pada anak itu berupa headset, dan headset itu berwarna biru dan ada tulisan sebagai ciri khas hadiahnya. Bagaimana...