People fall in love. People expect. People come and go. People get hurt. It's life.
***
"Lo kerja disini Din?" Tanya Asep lalu melihat penampilan Dina dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"I--iya." Jawab Dina kikuk, ia tak mengira akan bertemu mereka di tempat kerjanya.
"Karena lo ada disini..." Dani lalu menarik lengan Dina sampai gadis itu terjatuh dengan posisi terduduk di kursi sebelahnya. "Lo harus makan bareng kita."
Mata ketiga sahabatnya langsung terbelalak mendengar ajakan Dani pada Dina. Biasanya kedua orang itu suka berantem layaknya Tom & Jerry. Tapi kali ini cowok itu mengajak musuhnya makan bersama dia.
"Dan yang terpenting ditraktir oleh Mas Ucup." Tandas Dani dengan mengulang kata 'Mas' yang diucap Dina tadi. Mata tajam cowok itu lalu melirik Ucup. Sontak matanya Ucup langsung terbelalak makin lebar mendengar ucapan terakhir Dani.
Samuel sudah merasa perutnya keroncongan, sesekali ia memegangi perutnya agar tidak berbunyi. "Pelayan!" Panggil cowok itu melambaikan tangannya.
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Elsa pada pelanggan yang memanggilnya. Bola mata Gadis itu menangkap sosok Dina yang duduk bersama keempat cowok yang ia tidak kenali.
Samuel melihat daftar menu di meja lalu mengucapkan nama jenis minuman satu persatu yang ingin dia pesan. "Saya pesan strawberry milkshake, Ice Blend, Ice Drink, Milk Tea." Samuel hafal dengan semua jenis minuman maupun makanan kesukaan sahabatnya. "Lo mau pesan apa Din?" Tanya Samuel pada gadis yang baru gabung dengan mereka.
"Gu--gue pesan Coffee Latte aja." Dina merasa canggung karena harus bergabung dengan mereka apalagi dia malah ditraktir.
"Oke, pesanan anda sudah saya catat semua." Elsa lalu melenggang pergi menuju dapur.
"Lo sejak kapan kerja disini Din?" Tanya Samuel to the point. Ia penasaran dengan pekerjaan Dina.
Dani, Asep, dan Ucup juga penasaran dengan alasan gadis itu bekerja di kafe ini.
"Sejak masuk SMA. Karena uang sekolah yang dikirim bokap, kurang untuk membiayai sekolah gue dan abang gue." Gadis itu menundukkan kepalanya ke bawah. "Jadi gue harus mencari uang untuk menutupi kekurangan biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari." Dina mengembangkan senyum getir.
"Kalo lo perlu uang, lo bisa minta ke si Ucup tuh." Celetuk Asep untuk menetralkan suasana.
"Kok ke gua mulu sih?!!" Balas Ucup kesal. "Emang gue Bank apa?! yang bisa kalian ambil uang ke gua kapan aja!"
Rata-rata dari keempat sahabat cowok itu orang yang mampu. Pantas saja jika mereka mengeluarkan uang yang banyak pun tidak akan terasa boros oleh mereka.
Seorang pelayan membawa sebuah nampan yang diatasnya sudah tersedia beberapa gelas minuman. Ia lalu menaruh gelas itu satu persatu diatas meja dengan pelan agar minuman itu tidak tumpah. "Ini pesanannya. Selamat menikmati." Ucap Elsa dengan ramah. Lalu ia pergi meninggalkan meja tersebut.
"Thanks." Ucap Dani, segera ia menyesap minuman Milk Tea favoritnya.
"Gaji lo pasti sedikit karna lo kerja part time disini." Ucup merasa kasihan pada teman sekelasnya ini. Tidak seperti dia yang hidup serba kecukupan.
"Kalo lo butuh uang, jangan sungkan untuk minta bantuan ke kita yah." Tawar Asep pada Dina.
"Betul betul betul." Balas Ucup dengan nada seperti Ipin.
KAMU SEDANG MEMBACA
D3 [ Dina, Dani, & Dwiky ]
Genç KurguDani ingin menemui teman masa kecilnya sekaligus penyelamatnya. Ia sering menyebut dia sebagai peri kecil. Ia pernah memberikan hadiah pada anak itu berupa headset, dan headset itu berwarna biru dan ada tulisan sebagai ciri khas hadiahnya. Bagaimana...