Imagine With BTS [SLOW UPDATE]

전하지 못한 진심 (The Truth Untold)

[V & You]

"Kau berubah begitu banyak Taehyung-ah." Suara perempuan itu terngiang di telingaku. Siapa dia? Aku tidak mengenalinya, tapi ia terus saja berbicara tentang diriku yang berubah.

Aku tidak berubah, ini adalah diriku yang sebenarnya. Mungkin dia tidak pernah melihatnya atau mungkin aku tidak pernah menunjukkannya? Entahlah aku tidak memedulikannya.

"Taehyung-ah dulu kau tidak seperti ini." Lagi, dia mengatakan hal-hal semacam itu.

"Hey, kau siapa?" Aku mendorong perempuan yang sedang memapahku ini. Ia terjatuh. Aku mendengar ia meringis kesakitan.

"Yak, kau keterlaluan. Kau-". "Yak, kau yang keterlaluan. Sebenarnya kau ini siapa? Aku bahkan tidak mengenalmu dan sedari tau kau berkata bahwa aku berubah? Memang kau tau aku yang sebenarnya bagaimana? Tidak kan. Diamlah dan pergi. Aku tidak mengenalimu, jadi jangan pura-pura kenal denganku," Ucapku meracau.

Lalu berjalan sendirian dengan keadaan terhuyung-huyung. Ah, apakah aku mabuk? Sepertinya iya. Tapi, mengapa aku bisa mabuk? Padahal aku merasa tidak meminum minuman beralkohol.

"Yak, aku Jung Hana. Kakak dari Jung (yn). Kau serius tidak mengenaliku?" Teriakan perempuan itu menghentikan langkahku. Jung (yn)? Nama itu tiba-tiba membuatku tersentak. Aku berbalik dan menatap perempuan itu.

"Jung Hana? Jangan berpura-pura menjadi dirinya. Aku mengenalnya, tapi aku tidak mengenalmu. Dan, (yn), jangan menyebut namanya. Itu membuat hatiku sakit." Air mataku menetes tanpa kusadari.

"Hah, ternyata kau masih mengingatnya Kim Taehyung. Aku kira kau sudah melupakannya. Ini semua salahmu. Kau yang membuatnya pergi." Perempuan itu tersenyum miris ke arahku. Aku yang masih setengah sadar tiba-tiba tidak dapat merasakan apapun kecuali diriku yang menghantam tanah.

Ah, sepertinya aku tertidur. Atau aku sudah mati? Entahlah.

Mengapa tiba-tiba jalanan yang tadi kulalui berubah menjadi sebuah taman? Dengan danau yang berada di pinggir taman, serta angsa-angsa yang sedang berenang melewati danau tersebut.

Rasanya di sini sangat tenang dan damai. Apakah ini surga?

Seseorang tiba-tiba menepuk pundakku. Aku berbalik dan melihat seseorang yang sangat-sangat kukenal sedang tersenyum manis layaknya bidadari padaku.

"(Yn)?" Ucapku dengn mata membelalak. "Hai, pangeran. Sudah lama ya kita tidak berjumpa?" Ia masih saja tersenyum manis. Oh, ya tuhan aku sangat merindukannya.

"Sayang." Aku memeluknya dengan erat. Tanpa sadar, air mataku menetes. Ia balik membalas pelukanku erat.

"Jangan menangis. Aku tidak suka melihat pangeranku menangis seperti ini. Kau laki-laki, masa cengeng," Ucapnya melepas pelukan kami, kemudian menghapus air mataku.

"Aku merindukanmu (yn). Aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku bersalah. Kau bisa menghukumku," ucapku dengan penuh penyesalan.

"Hahaha, Aku juga merindukanmu tuan Kim. Tidak, kau tidak bersalah. Semua ini terjadi karena diriku yang tidak tau apa-apa tentangmu. Kali ini aku tidak akan menghukummu, karena aku tau selama ini kau sudah tersiksa dengan semuanya. Aku membebaskanmu, sayang," Ucapnya sambil menatapku lembut.

"Tapi-".  "Sshht, tidak apa-apa." Ia memelukku lalu mengelus rambutku lembut. "Ini semua bukan kemauanmu. Melainkan kemauanku, aku yang melibatkan diri dalam permasalahanmu yang seharusnya tidak kuketahui. Aku yang membunuh diriku sendiri. Maafkan aku"

"Tidak, mengapa kau yang meminta maaf padaku? Aku yang bersalah di sini. Kalau saja saat itu aku tidak salah target dan menembuskan pisau itu padamu, mungkin kita masih akan bersama saat ini. Maafkan aku karena tidak bisa menjagamu." Lagi. Air mataku mengalir lebih deras tanpa kehendakku.