06 - [?]

3K 482 80
                                    


[...]

[

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[...]


"y/n, ini betul kan?"


Aku noleh dan mendapati Jisung yang menyodorkan kertasnya ke aku. Aku lihat rentetan kata yang dia tulis, sebenarnya aku ngasih dia latihan soal tentang bahasa Indonesia. Jisung juga cepet belajar, cuma butuh waktu 5 hari.



Aku ngangguk dan ngembaliin kertasnya, "Iya, betul semua."


Jisung meletakkan kertas dan pulpennya lalu ikut duduk disampingku, tangannya ikut mencomot kacang goreng yang ada di toples. Aku ditinggal bunda sama ayah ke rumah saudaranya, jadilah aku sama Jisung disuruh jaga rumah.


"Kamu belum dapat telepon dari manager?" tanyaku. Jisung menggeleng dan mengecek handphonenya lagi. Namun tak lama, ia mendapat telepon dari nomor luar negeri. Jisung pun menjawabnya dan aku cuma diam karena ga ngerti bahasanya.


Gak butuh waktu lama Jisung nerima teleponnya, setelah ia tutup ia kembali mencomot kacangnya. Aku pun bertanya, "Dari siapa?"


Bukannya menjawab, Jisung malah minta izin, "Aku izin tiduran boleh?"



Aku awalnya bingung dan akhirnya ngangguk aja, selanjutnya aku ngeliatin Jisung yang ngambil bantal sofa dan dia taruh diatas pahaku. Setelah itu ia tiduran dengan posisi kepalanya diatas bantal dan kakinya menggantung di lengan sofa.



"Itu tadi managerku, dia di Korea sekarang. Katanya susah buat jemput aku sekarang, jadi aku disuruh tunggu sampai keadaan membaik," kata Jisung. Aku pun bertanya lagi, "Nanti kamu pulang ke Korea atau ke Malaysia?"



Jisung langsung ngeliat ke aku, "Korea. Kalau nanti aku pulang, masa liburanku sudah habis, aku harus nunggu dikasih waktu libur lagi buat pulang ke Malaysia."



Aku cuma ber-oh ria dan lanjut menonton tv. "Nanti kalau libur lagi aku kesini, jangan kangen hehe," ucap Jisung tiba-tiba. Aku refleks memukul kakinya yang tidak jauh dari tanganku, membuatnya malah semakin kencang tertawa, "Sembarangan aja."



Setelah itu hening, kami berdua sibuk menonton tv. Namun lagi-lagi makhluk yang dengan laknatnya tiduran ini bertanya kembali, "Kamu tau gak, sih, aku siapa?"


Aku diam, bingung, haruskah aku jujur kalau tau Jisung sebenarnya siapa? Aku takut kalau jujur, nantinya dia malah gak nyaman dan mengira aku seperti fans fanatik lainnya.















"Iya, kamu Han Jisung... dari Stray Kids, kan?" jawabku final.





[...]



Esok paginya, aku tetap masuk sekolah. Baru saja aku keluar dari kamar, Jisung juga keluar dari kamarnya dan menghampiriku.



"Mau berangkat sekolah?" tanyanya, aku mengangguk. Setelah itu ia balik lagi mengambil masker dan topinya, "Aku ikut antar, ya?" ujarnya.




Aku berpikir sebentar, apa aman bagi Jisung berjalan sendirian nanti?




"Kalau ketemu fans gimana?" tanyaku khawatir. Lantas dia menggeleng, "Ya aku pergi dan bilang salah orang. Kan aku udah lancar ngomong bahasa Indonesia."



Setelah itu aku mengangguk, dan memperbolehkan Jisung ikut mengantarku sekolah. Sebenarnya aku berangkat pukul 8, dimana ayah dan bundaku sudah berangkat kerja masing-masing. Alhasil, aku memberi Jisung kunci rumahku.



Aku berjalan kaki ke sekolah, melewati gang rumahku, jalanan, halte, toko roti dan kue, belok sedikit dan sampai di sekolah. Jalanan masih sepi di pukul 8 ini, hanya mobil yang berlalu lalang itupun tidak banyak. Beruntung hari ini cerah, aku bisa melihat seorang bapak-bapak yang selalu kutemui didekat toko roti sambil membawa burung-burung peliharaannya. Aku menyapanya dan berhenti sebentar untuk ikut memberi makan salah satu burungnya, burung kolibri, kesukaanku.



"Kamu suka burung kolibri, ya?" tanya Jisung. Aku menyelesaikan aktivitasku lalu menjawabnya, "Iya."



Setelah itu aku pamit ke bapak tadi dan berjalan lagi ke sekolah. Sambil berjalan disampingku, Jisung bertanya lagi, "Kenapa?"


Tanpa melihatnya, aku pun menjawab, "Karena burung kolibri itu cantik." Dari sudut mataku aku melihat Jisung menganggukkan kepalanya, "Cantik, kaya kamu kan?"




Sontak aku memukul lengan atasnya yang agak keras itu dengan brutal. Siapa coba yang ngajarin makhluk satu ini cara menggombal?



Jisung mengaduh kesakitan, namun aku tetap memukulinya sambil berjalan. Dan akhirnya pergelangan tanganku berhasil ia tahan untuk tidak lagi memukulinya.



"Sakit, maaf deh, jangan dipukul lagi," katanya. Aku melepaskan cengkramannya dan mengangguk pasrah. Tak lama kami sampai didepan gerbang sekolahku. "Udah sampai," ucapku.


Jisung melihat sebentar ke dalam sekolahku lalu ia menatapku lagi. "Cepat masuk, nanti kalau pulang telepon aja ke telepon rumah, aku jemput," ujarnya. Aku mengangguk dan langsung berbalik untuk memasuki sekolahku.


Baru saja aku masuk, tiba-tiba Jisung memanggilku lagi.




"y/n!"



Aku pun menoleh dan menghampirinya lagi, "Apa?"


"Aku serius, burung kolibri tadi cantik kaya kamu. Dah!! Aku pulang, sekolah yang bener ya cantik!!"




Setelah itu Jisung segera berlari meninggalkanku yang masih memandanginya didepan gerbang sekolah. Jisung paling tau cara bikin aku spot jantung.


[...]

]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



a/n
Budu, aku menenggelamkan diri. Btw, kasih judulnya sendiri disini➡
Kasih judul yang paling kreatif ya, bikin aku ketawa.

[1] ᴏɴᴇ ᴍᴏɴᴛʜ • ʜᴀɴ ᴊɪꜱᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang