02 - Accident

5.4K 624 97
                                    


[...]

[

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[...]

Suara ketukan pintu rumahku kedengaran cukup kencang dan sedikit... tergesa-gesa?

Aku sekeluarga yang barusan pulang dari masjid dan belum menaruh alat solat yang masih bertengger manis ditangan ini pun jadi terpusat ke arah pintu rumah.

Bundaku yang baru mau berjalan untuk membukakan pintu akhirnya kutahan, dan membiarkan bunda bersama ayah buat beres-beresin alat solat dulu, biar aku yang buka pintu.


Aku segera jalan agak cepat, siapa tau orang yang punya keperluan penting dan mendesak sama keluargaku.



Setelah aku buka, aku cuma melihat laki-laki berperawakan tinggi dengan setelan serba hitamnya. Dia sendirian, pakai masker hitam dan topi. Aku jadi gak bisa liat mukanya. Aku takut, kalau nanti tiba-tiba dia ngeluarin senjata tajam lalu ngerampok rumahku.



"M-mas, mau cari si-siapa, ya?" tanyaku agak takut-takut. Tapi bukannya menjawab, dia malah bilang "hah?" sambil garuk sisi kepalanya.

"I-i dont know what your mean, but.. I must find some helps here, can you help me please?" katanya. Aku garuk-garuk kepala belakangku, bingung karena dia ngomongnya cepet banget.


Yang bisa kutangkap cuma kata help sama me.


"Kenapa, dek?" tanya Ayah setelah ikut keluar ngelihat siapa yang bertamu ke rumahnya. Aku cerita ke ayah, dan akhirnya ayah bilang, "Kamu masuk dulu, ambilin minum, biar ayah yang ngomong sama dia."


Aku ngangguk kemudian masuk ke dalam, menuju dapur dan mengambil segelas air jeruk dingin.


"Siapa, dek, yang datang?" tanya bunda yang habis keluar dari pantry sambil membawa mangkuk berisi sayur.

"Gak tau, laki-laki, ngomong pakai bahasa inggris," jawabku sambil membawa gelas minuman itu ke ruang tamu lagi.


Sampai diruang tamu, aku letakkan gelas itu di meja. Sebelum aku balik ke dapur, ayah menyuruhku untuk mendengarkan baik-baik omongannya.

"Jadi, dia ini mau minta bantuan karena dikejar-kejar sama fansnya. Kamar hotelnya berhasil ketahuan, dan ternyata dari isya tadi dia sembunyi di samping rumah. Dia juga bilang kalau sekarang dia lagi terpisah sama managernya, dia datang kesini sendirian. Kalau disuruh balik cari hotel kan, kasian juga, dia nya aja udah ketahuan. Jadi gimana?" tanya ayah. Aku ngangguk paham, "Kalau aku saranin, kasih dia tumpangan buat tinggal disini sampai bisa ketemu sama managernya, sih, yah."

Ayah ngangguk, dan berpikir sebentar. Setelah itu beliau bangkit dari sofa.

"Kamu temanin dia dulu, ayah mau ngomong sama bunda,"

[...]

"So... I'm feel sad too after hear your short accident story from my father. If i can know, where do you come from and why you come to Indonesia?" tanyaku, dengan skill bahasa inggris dibawah rata-rata.

"I came from South Korea, and I go to Indonesia for fanmeet, to be honest. I have plan, tomorrow i will flight to Malaysia for... vacation, but... I dont know, I should have accident like this, in here," jawabnya dengan suara pelan. Aku ngangguk dan mencoba buat menghibur dia.

Kalau dipikir-pikir, kasihan juga. Dikejar-kejar fans fanatik, terpisah sama manager, sampai ketemu sama lingkungan yang asing bagi dia. Terlebih lagi dia sendirian.

Aku mencoba buat nanya lagi, "Why you not call your manager?"


Dia berdeham, "First day, when we arrives at airport, my manager was changed his phone number with local's phone number. And... and i dont know his new phone number."


Aku ngangguk sekali lagi, ngerti sama keadaannya yang bener-bener bingung dan mumet banget.

Gak lama, ayah balik lagi sama bunda. Muka keduanya kelihatan sumringah.


"Han Jisung, you can live in our house until your manager are find," kata ayah sambil senyum.

"Now, you are member's of our family. Welcome," lanjut bunda.

















Setelah diajak makan malam sama-sama dan ngobrol sedikit, aku mengantar si laki-laki ini ke kamar Mas Raihan, berhubung yang punya kamar lagi di Ponpes dan baru pulang 2 hari sebelum lebaran.


"Okay, this is your room. You can rest and take a bath now, if you need something, tell me. My room is in front of here," kataku sambil membuka kunci pintu kamarnya.



Dia menunduk, mengingat tinggi badanku gak nyampe bahunya. "Thank you very much, God bless you and your kindless family. But, i'm sorry too, if i very disguss you and your family," katanya.


Aku cepat-cepat menggeleng, "No, not your mistakes. Oh ya, my name is y/n, what is your name?"


Dia diam sebentar, "my name Han Jisung, people call me Han, but i'm very proud with Jisung," jawabnya sambil terkekeh pelan, menampakkan senyumannya yang mirip hamster.


Aku mengangguk lagi, "Okay, mr. Jisung, now you must clean up and take a rest. Good night!" ucapku sambil mendorongnya masuk kedalam kamar Mas Raihan dan menutup pintunya pelan.


[...]


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





a/n
Jadi, part ini menjelaskan awal Jisung kenapa bisa sampe dirumah si y/n.

[1] ᴏɴᴇ ᴍᴏɴᴛʜ • ʜᴀɴ ᴊɪꜱᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang