09 - Ruwet

2.4K 439 49
                                    


[...]

[

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[...]


"y/n, bisa nemenin aku, nggak?"



Aku noleh ke arah pintu kamar, ada Jisung yang menempel di kusen pintu. Ini masih pagi, aku tadinya sedang bersih-bersih kamar. Akhirnya aku letakkan lap kotor ditanganku dan menghampiri Jisung.



"Ke mana?" tanyaku. "Ibadah," jawab Jisung masih menempel di kusen pintu.


"Loh? Aku kan islam, Sung," ucapku.


Jisung diam sebentar. "Ya tunggu di luar, gak usah masuk. Toh di luar ada yang jualan jajan, ngejajan aja sana," jawabnya. Aku berpikir sebentar, setelah dipikir-pikir boleh saja sih. Toh besok ia sudah pulang ke Korea.


Aku mengangguk dan menyuruh Jisung untuk menungguku di bawah. Setelah itu aku berganti baju, hanya pakaian santai dengan jilbab serta sepatu kets. Aku punya rencana untuk mengajak jalan Jisung hari ini, sekalian membelikan oleh-oleh untuknya.



Setelah siap, aku menghampiri Jisung di bawah dan berpamitan dengan Bunda, Ayah, serta Mas Raihan. Aku pamitnya, sih, ngajak main Jisung.



Maafin, udah bohong lagi.














Jarak rumahku ke gereja lumayan jauh, tapi cepat sampai jika menggunakan angkot. Sampai di gereja yang sering Jisung datangi selama satu bulan ini, aku memisah diri dari Jisung. Jisung masuk ke gereja, sementara aku berkeliling dari satu gerobak makanan ke gerobak makanan lainnya.
































Aku menunggu Jisung lumayan lama, sembari makan sebungkus salome–di daerah jawa mungkin dikenal dengan nama cilok atau pentol–aku menunggu manusia hamster ini selesai ibadah.


Selama ini Ayah yang mengantar Jisung untuk pergi ibadah, sekalian Ayah juga berangkat kerja di hari Minggu. Kalau pulang terkadang Jisung naik angkot atau jika Ayah libur kerja ia akan minta jemput pada Ayah.



Aku hendak memasukkan dua butir salome ke dalam mulut. Salome-salome itu sudah aku tusuk dengan lidi jadi gampang memakannya. Namun, lidi itu berbelok bukannya masuk ke mulutku malah masuk ke mulut orang lain.



"Minta," ucapnya telat. Aku sudah ingin memukul Jisung yang dengan tampang tak berdosa mengunyah salome itu.



"Kok nunggu disini, sih? Padahal disana adem, malah nunggu ditempat panas. Udah yok, pulang," ajak Jisung. Aku menggeleng cepat, "Gak. Jalan-jalan dulu ayo lah, Sung."


[1] ᴏɴᴇ ᴍᴏɴᴛʜ • ʜᴀɴ ᴊɪꜱᴜɴɢ ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang