-Tujuh-

2.1K 336 15
                                    

"Nakahara-san, mungkin dari sini." [Name] melepas headphone yang digunakannya lantas memberikannya pada Chuuya tanpa menoleh ke arah pria itu. "Aku akan mengatur pitchnya, kau dengarkan baik-baik."

Chuuya mengangguk, lalu mengenakan headphone yang diberikan [Name]. Sementara gadis itu mulai berkutat pada layar desktopnya sembari menekan tombol-tombol di sana.

Suara rekaman berputar di gendang telinga Chuuya. Awalnya pria itu yakin kalau benar-benar mendengar suara perempuan, tapi ketika melihat [Name] mengubah pitch controlnya, suaranya bukan teredam atau sejenisnya, melainkan berubah.

Mata Chuuya terbelalak tidak percaya, lalu pria itu memberikan perintah, "coba yang satu lagi."

[Name] mengangguk, paham. Gadis itu mematikan file rekaman bertuliskan Voice Record One dan memutar Voice Record Two.

Chuuya mendengarnya dengan saksama, matanya dipejamkan seraya menajamkan pendengarannya.

Begitu [Name] menaikkan pitch controlnya, suara laki-laki yang ada di dalam rekaman seolah berubah menjadi suara seorang wanita.

Sekali lagi Chuuya terbelalak tidak percaya. "Bagaimana mungkin!?" tanya pria bersurai senja itu.

"Dia cukup handal mengatur frekuensi dan variabel suaranya, bahkan semua nada dan spektrum oktaf suaranya. Aku terkesan," ujar [Name].

"Bagaimana menurutmu, [Name]?" tanya Chuuya sembari melepaskan headphone yang awalnya terpasang sempurna di kepalanya.

[Name] mengangguk yakin. "Dia memang pelakunya. Walaupun dia bisa mengatur pitch suaranya, dia tidak bisa mengubah aksen bicara dan ketukan suaranya."

"Bagaimana kau bisa seyakin itu?"

[Name] menatap Chuuya datar, tapi gadis itu tetap menjelaskan,"aku memang bukan pemilik kemampuan khusus, tapi kelebihan pendengaranku. Aku bisa mendengar suara sekecil apa pun bahkan melewati ponsel dan walkie talkie."

"Jujur, kau ternyata hebat juga," puji Chuuya.

[Name] tertawa kecil dan tersenyum pada Chuuya, dirasakannya kedua pipinya yang sedikit memanas mendengar pujian langsung dari eksekutif yang satu ini.

"Arigatou, Nakahara-san." [Name] menutup semua tab pada layar laptopnya, lantas mematikannya dan berkata, "aku akan segera membuat laporannya. Sisanya terserah padamu, Nakahara-san."

Chuuya berdiri seraya meraih topi fedora hitamnya. Dikenakannya topi itu sambil menyingkir dari kursi di samping [Name].

"Kalau sudah selesai, kau bisa langsung mengirimkannya padaku."

"Ha'i."

🔫🔫🔫

"Ha'i, saya mengerti, Dazai-dono."

Dazai mengangguk mantap, setelahnya pria itu memutar tubuhnya sempurna dan melangkah pergi.

Belum jauh dari tempatnya beranjak, tetiba satu pemandangan yang tidak ingin dilihatnya harus dilihatnya.

[Name]—dengan Chuuya. Namun yang membuatnya sebal bukan karena keberadaan gadis itu dengan Chuuya, melainkan karena gadis itu memberikan senyumannya pada rival di mafianya.

Begitu melihat [Name] menunduk hormat pada Chuuya, melempar senyumannya sebelum gadis itu pergi sambil menenteng sebuah tas laptop, Dazai mendekati Chuuya.

Chuuya menghela pendek lalu memutar tubuhnya sempurna ke belakang. Namun langkahnya terpaksa terhenti kala Dazai berdiri di depannya sambil bersedekap.

✅️ [16+] A Glass of Whisky 🔫 Dazai!Mafia X Reader!NoAbilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang