"Otsukaresama deshita."
Chuuya menggeram kecil sambil meneguk sekaleng kopi miliknya. "Rasanya aku seperti membawa lie detector berjalan."
[Name] terkekeh. "Apa itu pujian?"
Chuuya meremas kaleng kosong itu, lantas membuangnya ke tempat sampah yang tak jauh di belakannya.
Pria bersurai senja itu melangkah pergi sambil memasukkan kedua tangannya dalam saku, sementara [Name] mengikuti di belakang.
"Tapi sungguh, kelebihanmu itu benar-benar luar biasa. Hanya dari suaranya saja, kau tahu kalau itu kebohongan."
"Terimakasih pujiannya, Nakahara-san." [Name] tersenyum tipis sambil menghentikan langkahnya tepat di samping pintu kemudi mobil hitamnya.
"Kali ini aku yang akan mengendarainya sendiri, kau duduk saja di sampingku."
"Eh?! Tidak masalah?"
Chuuua mengangguk sambil melempar senyuman percaya dirinya. Sekilas [Name] mengerti kalau Chuuya memang tengah memamerkan kehebatan dirinya dalam berkendara.
Walaupun begitu, [Name] menuruti dengan memutar badan mobil dan duduk di samping kursi kemudi.
Usai memasang seat beltnya, Chuuya bertanya, "kau masih menjauhi Dazai, ya?"
[Name] sesaat terdiam. "Apa aku terlihat seperti itu?"
Chuuya mengangguk. "Sangat terlihat," jawabnya. "Ya, aku mengerti kalau kau terkejut melihatnya yang seperti itu."
"Kalau aku boleh bertanya, kenapa Dazai-san bisa seperti itu?"
Chuuya terdiam. Begitu mesin mobil dinyalahkannya, mobil mulai melaju perlahan.
"Saat aku bertemu dengannya, dia sudah seperti itu. Aku tidak tahu bagaimana dia sebelum bertemu denganku, tapi kudengar itu karena seseorang."
"Seseorang?" [Name] akhirnya mengangkat kepalanya dan menatap Chuuya.
Chuuya menggidikkan bahunya tidak tahu. "Aku tidak tahu pasti apa yang dilakukan orang itu pada Dazai sampai mengubahnya seperti ini. Tapi yang jelas, itu mempengaruhi dirinya yang sekarang."
🔫🔫🔫
Dazai menghela mafas berat. Sudah hampir setengah jam pria itu hanya berdiam diri di depan pintu, tapi tak punya keberanian untuk membukanya.
Setiap kali dia mengangkat tangannya, bayangan-bayangan yang mungkin tidak terjadi selalu menyerangnya. Padahal prediksinya absolut, tapi kenapa dia ragu begini?
"Aish!" Dazai mengacak rambutnya frustasi. "Kalau begini, kesempatanku akan hilang."
Setelah menguatkan hatinya, Dazai membuka pintu di depannya. Namun saat ingin membuka mulutnya, suaranya tertahan di kerongkongan.
[Name] memang ada di sana... tentunya tengah tertidur dengan dihadapkan layar komputer yang masih menyala.
Dazai mendengus dan tersenyum kecil. Begitu matanya terpaku pada layar komputer di sana, komputer itu memang sedang mentransfer beberapa dokumen penting ke komputer pusat.
Dazai melepas jas hitamnya, lantas menyampirkannya pada tubuh [Name]. Matanya terpaku pada satu file tebal yang sedikit tertutup tangan gadis itu.
Alis Dazai terangkat dan tangannya menggeser pelan file binder dengan cover hitam.
Mulutnya sedikit terbuka mengetahui apa yang sepertinya memang sedang [Name] teliti. Buku Hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [16+] A Glass of Whisky 🔫 Dazai!Mafia X Reader!NoAbility
FanficSiapa yang tidak mengenal Dazai Osamu? Seorang Eksekutif termuda sepanjang sejarah Port Mafia, sindikat kejahatan. Berhati dingin dan sangat kejam, pun memiliki sorot mata tanpa belas kasihan. "Kenahasan terbesar musuh Dazai adalah menjadi musuh Daz...