-Dua Puluh Tujuh-

490 102 0
                                    

[Name] akhirnya sampai pada pintu besi seperti pada peta yang didapatnya di ruang pusat kendali lantai dasar.

Namun anehnya, entah kenapa dia bisa datang semudah ini. Tidak ada seorang pun lagi yang menghalangi jalannya, seperti dirinya dipermudah untuk memasuki tempat ini. Pasalnya di ruang kendali tadi, ada beberapa tanda yang menunjukkan kalau ada penjagaan ditempat terkait.

Lantas, kenapa tempat kini gadis itu berdiri sangat sepi?

Begitu tangannya terangkat ingin membuka pintu dengan kunci kombinasi yang berhasil didapatnya, seseorang dari belakang tetiba memukul perutnya. [Name] langsung terjatuh dan menyentuh perutnya yang masih merasa sakit. "Kau...."

"Halo, Koneko-chan~! Bagaimana rasanya?"

[Name] berdiri sambil menahan sakit, suara cempreng wanita ini benar-benar membuatnya sebal. Sebisa mungkin [Name] melempar senyuman remeh. "Kukira tidak ada orang. Apa ini cara kalian menyambut seseorang?"

"Tidak, kok." Wanita itu balas tersenyum, ia menarik dagu [Name] hingga sejajar dengannya. "Kau cantik juga, sayang wajah secantik ini harus aku rusak."

[Name] menggertakkan giginya lalu mengangkat sebelah tangannya yang masih memegang pistol lantas menembaknya.

Namun tembakannya meleset, wanita itu menghindarinya dan tetiba menendangnya ke samping hingga gadis itu terpental cukup jauh dan menubruk tumpukkan kubus kayu di sana.

Gadis itu terbatuk hingga mengeluarkan darah, tapi cepat-cepat ia berdiri lagi dan mengusap ujung bibirnya. Begitu tangannya kembali terangkat dan hendak menembak wanita di depannya, tetiba saja pistolnya telempar begitu saja dan tangannya terangkat ke atas bukan atas kehendaknya.

"Percuma saja." Wnaita di depannya menggerakkan sebelah tangannya ke samping seolah tengah membuang sesuatu, tepat itu juga tubuh [Name] terhempas. "Kemampuanku bisa membuatku memanipulasi gerakan orang yang sudah kusentuh dengan membuat tanda, sekarang kau adalah bonekaku."

Sial! Bagaimana aku mengalahkannya? Mata [Name] terpincing, menatap wanita itu sengit.

Ketika terus menatapnya, [Name] menyadari satu hal.

Aku masih punya kesempatan!

🔫🔫🔫

Menggigit jari, Dazai masih belum menemukan cara dia bisa mengetahui keberadaan [Name].

Dimana kau, [Name]-chan.

Dazai memejamkan matanya, berharap sesuatu melewati kepalanya. Dazai kembali meraih ponsel dengan layarnya yang hampir tak berbentuk itu, lantas menyambungkannya pada layar TV di mobil.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Chuuya, berusaha tenang walaupun ia sedikit takut dengan Dazai yang sebetulhya dalam keadaan tak baik untuk diajak bicara.

"Aku menemukannya."

"Kau serius?!"

Dazai menekan-nekan tombol pada layar TV mobil di dalam, lantas menemukan sebuah titik biru yang berkedip di sana.

"Putar haluan!" titah Dazai. "[Name]-chan ada di bangunan lama yang dekat dengan pelabuhan terbengkalai itu."

Mata Chuuya terbelalak tak percaya. "Bagaimana kau bisa menemukannya?"

"Gelang yang [Name]-chan pakai. Aku ingat pernah memasukkan cip pelacak untuknya di baliknya."

Tanpa ada pertanyaan lagi, Chuuya memutar kemudi mobil dengan tiba-tiba dan langsung menancap gasnya dengan tajam.

🔫🔫🔫

Luka lebam, luka gores akibat sayatan dari benda-benda yang ditubruknya. Namun [Name] tetap melangkah mendekati wanita itu.

✅️ [16+] A Glass of Whisky 🔫 Dazai!Mafia X Reader!NoAbilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang